Guru Besar Judoka Kungfu Indonesia Meninggal Dunia
LINTAS PUBLIK-SIANTAR, Guru Besar Judoka Kungfu Indonesia (JKI) Perwira Teladan Tarigan , SmHK meninggal dunia Minggu (16/12/12) sekitar Pukul 08:00 WIB di RS. Vita Insani Pematangsiantar, Atas kepergian Teladan Tarigan Ratusan Ribu atlet JKI se-Indonesia berduka cita, Dukacita itu dibuktikan dengan tampaknya ratusan papan bunga turut berduka cita dari keluarga besar JKI se- Indonesia, muali dari atlet, pelatih dan pengurus, yang berderet disepanjang jalan kediaman Almarhum Teladan Tarigan jalan Gunung Pusuk Buhit no.45 Pematangsiantar.
Teladan Tarigan yang juga adalah pendiri beladiri JKI, JKI didirikan Teladan Tarigan sudah berkembang ke 11 Propinsi di Indonesia yaitu Propinsi Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jakarta, Bengkulu, Jambi, Jawa Barat, Banten, Kalimantan Barat, Papua dan Aceh. Seni Beladiri JKI adalah seni belahdiri yang memiliki ratusan jurus-jurus Kungfu, mulai dari jurus Kera, Naga, Harimau, Bangau, Rajawali, Belalang dan lainnya. dan sistim pertandingan JKI adalah sistim Tarung Bebas ( Pukul dan Tendang) yang dilindungi pengamat tubuh. Seni Beladiri JKI juga memiliki tingkatan sabuk, mulai dari Putih, Hijau, Biru, Coklat , Hitam dan Sabuk lanjutan yang dinamakan DAN Utama sesuai dengan tingkatkan masing-masing pelatih dan keahliannya.
Tagor Sitohang, SH Sekretaris Jenderal Dewan Guru JKI kepada LINTAS PUBLIK Selasa ( 18/12/12) mengatakan, kepergian Teladan Tarigan sebagai Guru besar JKI sangat memukul keluarga besar JKI seluruh Indonesia mulai dari atlet, pelatih, Dewan Kehormatan dan pengurus. Kami sangat berduka dan kehilangan tokoh besar beladiri, yaitu guru/pelatih yang kami cintai dan banggakan. Keteladan, rendah hati dan sikap toleran beliau sangat kami junjung tinggi. Almarhum Teladan Tarigan meninggal di usia 51 tahun .
Sebelum meninggal beliau menderita sakit Diabetas, penyakit Diabetes menurut keluarga adalah factor keturunan. Sakit yang diderita sebenarnya baru 4 bulan atau sekitar Agustus 2012 lalu. Namun karena faktor fisik dan usia penyakit tersebut menyerang, menyebabkan almarhum Teladan Tarigan harus dirawat dibeberapa Rimah Sakit baik di Pematangsiantar dan Medan, terakhir Teladan Tarigan dirawat di salah satu Rumah Sakit di Medan, Dua Minggu sebelum berpulang.
“ Kami sangat kehilangan Guru besar JKI Teladan Tarigan, dia adalah pendiri dari perguruan JKI yang telah berumur 32 tahun, yang pertama kali didirikan Pada 10 Desember 1980 di Pematang Purba Kabupaten Simalungun Sumatera Utara. Kami berharap untuk penghormatan terakhir Guru Besar Teladan Tarigan, Rabu 19 Desember 2012 dalam profesesi pemakaman dapat kami sempurnakan dengan baik. Alm. Teladan Tarigan akan di makamkan di Pemakaman GBKP ( Gereja Batak Karo Protestan ) Marihat Pematangsiantar, karena beliau juga adalah salah satu pengurus dan penatua di GBKP, ”kata Tagor Sitohang yang berpesan agar seluruh atlet, pelatih, Dewan kehormatan dan pengurus dapat hadir dengan memakai pakaian beladiri JKI .
Adapun Sejarah dan latar belakang beliau mendirikan JKI karena melihat besarnya minat siswa dan pemuda di Siantar Simalungun khususnya Pematang Purba pada saat itu, sehingga atas seijin guru beladiri beliau Teladan Tarigan mendirikannya disalah satu halaman sekolah di Pematang Purba. Alasan Teladan Tarigan pada saat itu mendirikan JKI adalah agar minat siswa diperkampungan, yang ingin belajar beladiri dapat tersalurkan dan terjangkau. Karena pada masa itu biaya yang harus dikeluarkan orang tua untuk anaknya berlatih beladiri sangat besar, karena harus berlatih ke kota Pematangsiantar, sehingga dengan inisiatif mendirikan JKI di Pematang Purba anak-anak yang tinggal Di Pematang Purba dan sekitarnya dapat berlatih beladiri JKI dengan mudah dan biaya murah, dan bahkan beberapa atlet JKI binaan Teladan Tarigan masa itu di gratiskan.
Lebih jauh Tagor Sitohang menjelaskan Guru Besar JKI meninggalkan istri Sintauli Damanik, SPd, dan 4 ( Empat ) orang anak dan 1 ( Satu Menantu ), Cerdas Tarigan,SH, Wina Tarigan, Nova Tarigan, Yusuf Tarigan dan Menantu M Br. Pasaribu, dan meninggalkan ratusan ribu atlet JKI yang tersebar diseluruh Indonesia. Beliau adalah alumni SMA Budi Mulia Pematangsiantar angkatan 1976, Teladan Tarigan mulai belajar seni beladiri Kungfu sejak usia 10 tahun sekitar tahun 1968 dan masih duduk dibangku sekolah dasar . Beliau Belajar beladiri Kungfu disalah satu Kuil / Vihara Budha di Pematangsiantar yang berketepatan berdekatan dengan kediaman orangtuanya , sehingga memudahkan Teladan Tarigan untuk banyak berlatih bersama seorang Bikshu di Vihara itu.
Teladan Tarigan sempat juga mendalami beladiri Karate sampai DAN I disalah satu perguruan Karate di Pematangsiantar, setelah tamat dari SMA dan melanjut kuliah di Fakultas Hukum Sumatera Utara beliau belajar ilmu beladiri Judo sampai tingkat sempurna yaitu sabuk Hitam. Dan untuk meningkatkan keterampilan beladiri Kungfu Teladan Tarigan juga belajar beladiri Kungfu di salah satu perguruan Kungfu di Medan sampai tamat menjadi Sarjana Mudah Hukum.
Sebelum Tamat Kuliah Teladan Tarigan sempat dipanggil oleh Dewan Guru Kungfu di Pematangsiantar dimana Tarigan belajar beladiri sejak awalnya, dan pada saat pemanggilan itu Teladan Tarigan menjadi salah satu utusan pelatih terbaik yang diutus oleh dewan guru Kungfu di Pematangsiantar untuk berangkat ke China belajar mendalami beladiri Kungfu sampai ke tingkat Master.
Teladan Tarigan juga berpesan agar pelatih JKI dapat meningkatkan kwalitas latihan JKI, agar jurus-jurus yang telah pernah diajarkan dapat menjadi jurus - jurus andalan. Cita-cita beliau yang belum tercapai adalah seni beladiri JKI ini belum terdaftar ke Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Teladan Tarigan juga berpesan agar pelatih dan pengurus meningkatkan kerjamasa kepada perguruan beladiri Kungfu yang ada di China, dimana beliau mendapat sabuk DAN VIII ( Delapan ).
“Cita-cita beliau yang belum tercapai adalah memperjuangkan JKI masuk ke KONI, dan telah beberapa kali Teladan Tarigan datang ke KONI pusat Jakarta untuk melengkapi berkas pendaftaran. Almarhum juga berpesan agar perguruan dimana beliau belajar (Kuil ) di China agar pelatih maupun pengurus tetap mengadakan kerjasama pelatihan ke sana ( Kuil di China ) dimana almarhum berlatih dulunya,”jelas Tagor Sitohang.
Seminggu sebelum meninggal Teladan Tarigan Guru Besar JKI tepatnya tanggal 8-9 Desember 2012 masih mengikuti acara Rapat Kerja Nasional dan HUT JKI ke 32 Tahun di Padepokan Dewan Guru Jalan Pusuk Buhit Pematangsiantar. Guru Besar JKI Teladan Tarigan pada saat acara itu sempat memotong Tumpeng acara HUT JKI yang ke 32 tahun disaksikan Ratusan atlet, Pengurus dan Dewan Kehormatan Perguruan dan sekaligus melantik Sekretaris Jenderal Dewan Guru Tagor Sitohang, SH dan 5 Dewan Guru Utama yaitu Jurado Simatupang, Kingrong Sidabutar, Maruba Siregar, Antony Silalahi, dan Mangapul Situmorang.
Teladan Tarigan juga melantik Ketua Data Base JKI Simsim Sitohang, S.Kom, Ketua Dewan Guru Sumatera Utara Reinhard Sianipar, Ketua Dewan Pelatih Sumut Yeyen Sitohang, SH, Ketua Dewan sabuk Hitam Sumut Bachtiar Sitorus, dan satu Ketua Dewan sabuk Hitam Kepulauan Riau Wasden Turnip, SE.
Ditempat yang sama Ketua Umum panitia Rakernas ke IV JKI dan HUT ke 32 tahun JKI Poltak MG Tambunan, SPd, MH, melalui Sekretaris Umum Simsim Sitohang, S.Kom mengatakan, Kami sangat sedih kehilangan Teladan Tarigan, Almarhum Teladan mengajarkan kerendahan hati dan welas Asih. Semoga Almarhum Teladan Tarigan Guru Besar JKI diterima disisi Tuhan.
“Dalam acara itu Guru berpesan, agar kami tidak menyombongkan diri, apa yang telah didapat dari perguruan JKI, tetapi tetaplah welas Asih dan Berbudi Luhur. Jadikan JKI maju dan berkembang. Sehingga nantinya dapat menjadi andalan, dan nantinya menjadi salah satu pendidikan seni beladiri yang terdaftar di KONI. Pada acara HUT JKI itu Guru Besar JKI Teladan Tarigan meminta agar dibuatkan Nasi Tumpeng dan Kue HUT JKI,”Kata Simsim Sitohang mengenang permintaan terakhir almarhum. LP1
Tidak ada komentar