Film Cinta Tapi Beda Film “CTB” Menuai Kecaman, Hanung Dilaporkan ke Polisi
LINTAS PUBLIK-Jakarta,
Satu lagi karya sutradara Hanung Bramantyo kembali menuai kontroversi.
Setelah beberapa waktu lalu filmnya yang berjudul “tanda tanya” sempat
menuai berbagai kontroversi di berbagai daerah, kini film garapan
terbarunya berjudul “Cinta Tapi Beda” juga sepertinya akan bernasib
sama. Kasus tudingan pelecehan terhadap Islam dan suku Minang adalah
salah satu alasan film ini kembali menuai kecaman khususnya masyarakat
etnis Minang. Masyarakat Minang protes karena film tersebut diangap menyimpang dari falsafah adat yang terkenal dengan "Adat Basandi Syarak, Sarak Bersandi Kitabullah". Ditambah lagi dengan logika di Minangkabau bahwa tak mungkin ada orang Minang yang tida menganut agama Islam. Film tersebut bahkan sudah turun tayang di beberapa bioskop di Indonesia atas permintaan Hanung. Raam Punjabi selaku produser dan Hanung Bramantyo selaku sutradara dan salah satu pemain dalam film tersebut telah dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh perwakilan etnis Minang. Perwakilan itu terdiri dari Badan Koordinasi Kemasyarakatan & Kebudayaan Alam Minangkabau (BK3AM), Keluarga Mahasiswa Minang Jaya (KMM Jaya), Ikatan Pemuda Pemudi Minangkabau Indonesia (IPPMI) dengan Ketua Tim Kuasa Hukum Zulhendri Hasan SH MH. “Sudah kami laporkan ke Polda Metro Jaya, sehubungan tindakan Hanung dkk yang telah menanamkan rasa ‘kebencian dan penghinaan di muka umum’ terhadap etnis Suku Minang, sebagaimana ketentuan dalam Pasal 156 KUHP Jo Pasal 4 dan 16 UU N0. 40/2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis,” tegas Ketua Umum KMM Jaya Muhammad Rozi. Film “Cinta tapi Beda” mengisahkan seorang gadis Minang, Diana sebagai penganut agama katolik memadu kasih dengan Cahyo, pria asal Jawa beragama Islam. Keduanya ingin menikah meski konflik latar belakang menghantui keduanya. Pihak keluarga Diana sangat tidak setuju dengan hubungan yang terjadi antara Cahyo dan Diana. Hingga akhirnya Diana dijodohkan dengan lelaku Minang, dokter Oka yang seiman. “Film ini memutarbalikkan fakta dan memojokkan masyarakat Minang yang kental adatnya denganIslam,” tegas Rozi. Namun, Hanung membantah bahwa adegan film itu merupakan pernikahan beda agama. “Jadi kalo ada yang menulis review bahwa film #CTB adalah kampanye nikah beda agama, itu fitnah,” katanya. Menurutnya, film mengambil contoh orang Padang karena ingin memotret masyarakat minoritas nonmuslim. “Tujuannya ada kebhinekaan di sana”. Terkait tokoh Diana yang diklaim bersuku Minang, Hanung meminta masyarakat menonton lebih jeli. Menurutnya, di film itu digambarkan Ibu Diana tinggal di Padang, sedangkan Diana numpang tinggal di Jakarta. “Jadi bisa diasumsikan, keluarga Diana bukan asli Padang. Tapi pendatang. Saya heran darimana orang bisa menuduh Diana bersuku Minang? Berarti mereka tidak menonton filmnya,” jelas Hanung Selasa (8/1). Di akhir curhatnya, Hanung menyampaikan permohonan maaf. “Maaf jika karena Cinta Tanpa Beda membuat banyak masyarakat Minang terluka,” tuturnya.BeHum/T |
Tidak ada komentar