FTUI Cetak Doktor Pertama Bidang Manajemen Telekomunikasi
LINTAS PUBLIK-Jakarta, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) mencetak doktor
pertama di bidang Manajemen Telekomunikasi lewat sosok Denny Setiawan,
di Gedung Dekanat FTUI Kampus UI Depok, Rabu (16/1).
Denny Setiawan merupakan Doktor Pertama di bidang Manajemen Telekomunikasi yang dihasilkan oleh Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Riset yang telah dilaksanakan selama 5 tahun dipaparkan Denny dalam sebuah disertasi yang berjudul “Pemodelan Akselerasi Implementasi Digital Dividend di Indonesia”.
Dalam penelitian tersebut, Denny mengembangkan sebuah model teknoekonomi untuk mempercepat migrasi TV analog ke TV digital, sehingga band frekuensi 700 MHz dapat dimanfaatkan untuk implementasi teknologi 4G – LTE di Indonesia.
Denny Setiawan yang juga berprofesi sebagai Pejabat Eselon 3 Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Denny mempertahankan disertasinya di hadapan sidang akademik terbuka dipimpin oleh Ketua Dewan Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Indonesia: Prof Dr Ir Harry Sudibyo MSc, dengan promotor studi doktoral: Prof Dadang Gunawan, ko-promotor: Prof Djamhari Sirat, dan dewan penguji yang terdiri dari : Prof Bagio Budiardjo, Dr Iwan Krisnadi, Dr Gunawan Wibisono, Prof Suhono Supangkat, dan Dr M Suryanegara.
Sidang tersebut juga dihadiri oleh Dr M Budi Setiawan (Dirjen SDPPI Kementerian Kominfo RI) dan Dr. Titon Dutono selaku Direktur Penataan Sumber Daya Kementerian Kominfo RI.
Dalam risetnya, Denny menganalisis bahwa pemanfaatan spektrum Digital Dividend untuk LTE akan memberikan pembangunan broadband yang paling efisien, khususnya untuk menjangkau wilayah-wilayah yang sulit dijangkau.
Implementasi LTE di pita frekuensi Digital Dividend menyediakan solusi paling ideal untuk mempercepat ketersediaan akses Broadband yang terjangkau secara universal kepada seluruh masyarakat dalam rangka memenuhi target cakupan dan kapasitas Perencanaan Broadband Nasional. Akan tetapi penggunaan frekuensi Digital Dividend untuk Mobile Broadband hanya dapat diimplementasikan setelah proses migrasi digital switchover selesai dilakukan.
Permasalahan utama di Indonesia adalah lambatnya proses migrasi TV analog ke TV Digital serta keengganan industri TV untuk melakukan migrasi tersebut. Oleh karena itu, model tekno ekonomi yang dikembangkan oleh Denny memberikan sebuah solusi.
Denny mengusulkan pemanfaatan potensi pendapatan negara dari Biaya Hak Penggunaan (BHP) Frekuensi untuk membantu biaya-biaya yang dibutuhkan penyelenggara TV dalam masa transisi dari analog ke digital, meliputi insentif set-top-box, biaya operasional dan modal infrastruktur Multiplex TV Digital Terrestrial di Indonesia. Pada akhirnya, percepatan tersebut akan memperbesar potensi kesuksesan implementasi teknologi 4G-LTE di Indonesia.SP/T
Denny Setiawan merupakan Doktor Pertama di bidang Manajemen Telekomunikasi yang dihasilkan oleh Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Riset yang telah dilaksanakan selama 5 tahun dipaparkan Denny dalam sebuah disertasi yang berjudul “Pemodelan Akselerasi Implementasi Digital Dividend di Indonesia”.
Dalam penelitian tersebut, Denny mengembangkan sebuah model teknoekonomi untuk mempercepat migrasi TV analog ke TV digital, sehingga band frekuensi 700 MHz dapat dimanfaatkan untuk implementasi teknologi 4G – LTE di Indonesia.
Denny Setiawan yang juga berprofesi sebagai Pejabat Eselon 3 Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Denny mempertahankan disertasinya di hadapan sidang akademik terbuka dipimpin oleh Ketua Dewan Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Indonesia: Prof Dr Ir Harry Sudibyo MSc, dengan promotor studi doktoral: Prof Dadang Gunawan, ko-promotor: Prof Djamhari Sirat, dan dewan penguji yang terdiri dari : Prof Bagio Budiardjo, Dr Iwan Krisnadi, Dr Gunawan Wibisono, Prof Suhono Supangkat, dan Dr M Suryanegara.
Sidang tersebut juga dihadiri oleh Dr M Budi Setiawan (Dirjen SDPPI Kementerian Kominfo RI) dan Dr. Titon Dutono selaku Direktur Penataan Sumber Daya Kementerian Kominfo RI.
Dalam risetnya, Denny menganalisis bahwa pemanfaatan spektrum Digital Dividend untuk LTE akan memberikan pembangunan broadband yang paling efisien, khususnya untuk menjangkau wilayah-wilayah yang sulit dijangkau.
Implementasi LTE di pita frekuensi Digital Dividend menyediakan solusi paling ideal untuk mempercepat ketersediaan akses Broadband yang terjangkau secara universal kepada seluruh masyarakat dalam rangka memenuhi target cakupan dan kapasitas Perencanaan Broadband Nasional. Akan tetapi penggunaan frekuensi Digital Dividend untuk Mobile Broadband hanya dapat diimplementasikan setelah proses migrasi digital switchover selesai dilakukan.
Permasalahan utama di Indonesia adalah lambatnya proses migrasi TV analog ke TV Digital serta keengganan industri TV untuk melakukan migrasi tersebut. Oleh karena itu, model tekno ekonomi yang dikembangkan oleh Denny memberikan sebuah solusi.
Denny mengusulkan pemanfaatan potensi pendapatan negara dari Biaya Hak Penggunaan (BHP) Frekuensi untuk membantu biaya-biaya yang dibutuhkan penyelenggara TV dalam masa transisi dari analog ke digital, meliputi insentif set-top-box, biaya operasional dan modal infrastruktur Multiplex TV Digital Terrestrial di Indonesia. Pada akhirnya, percepatan tersebut akan memperbesar potensi kesuksesan implementasi teknologi 4G-LTE di Indonesia.SP/T
Tidak ada komentar