Lengkingan Tangis Bayi Selamatkan Ibu dari Upaya Perkosaan
LINTAS PUBLIK-JEMBER, Lengkingan tangis bayi di
tengah malam berhasil menyelamatkan ibunya dari korban pemerkosaan oleh
dua orang perampok. Lengkingan tangis bayi itu sontak membuyarkan niat
dua orang perampok yang sebelumnya berhasil merampas kalung emas dan
ponsel korban. Kedua perampok itu pun kabur di tengah gelapnya malam di
Dusun Gumuk Banji, Desa Kencong, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember,
Jawa Timur.
"Saat mendengar lengkingan tangisan cucu, saya langsung terbangun dan menuju rumah cucu yang bersebalahan dengan rumah saya. Saat hendak masuk ke rumah cucu, saya curiga ketika melihat pintu depan terbuka. Saya makin terkejut, saat melihat anak saya ikut menangis sambil memeluk erat cucu saya. Ternyata, mereka habis kerampokan," tutur Musripan, Jumat (1/2).
Musripan kemudian memaparkan kronologis percobaan perkosaan atas Musrifah (23), anak bungsunya. Aksi perampokan itu terjadi sekira jam 02.30 Jumat (1/2) dini hari. Saat perampok beraksi, suasana kampung di RT 03/ RW 34 Dusun Gumuk Banji memang hening dan senyap. Namun, di tengah senyapnya kampung itu, tiba-tiba terdengar lengkingan tangis bayi.
Kontan saja, lengkingan tangis bayi itu memecahkan keheningan malam. Tak hanya Musripan saja yang terbangun dibuatnya. "Belasan orang tetangga saya juga pada terbangun dari tidurnya dan langsung keluar rumah mencari asal tangisan bayi. Ternyata, lengkingan bayi itu berasal dari rumah anak saya. Jumat dini hari itu pula, suasana kampung menjadi ramai," papar Musripan.
Setelah mendengar kalau Musrifah menjadi korban perampokan, sontak belasan warga Dusun Gumuk Banji berpencar dan berusaha mengejar kedua perampok seperti yang dituturkan Musrifah. Sayangnya, upaya pengejaran kedua perampok itu gagal. Meski ada beberapa warga yang mengejar menggunakan sepeda motor ke arah perbatasan desa, tapi kedua perampok itu lenyap seperti tertelan gelapnya malam.
"Anak saya memang tinggal terpisah dengan saya. Setelah menikah, saya memberinya rumah yang berhimitan dengan rumah saya. Sedangkan suaminya, merantau dan bekerja di Kalimantan Barat. Setengah tahun sekali, menantu saya itu pulang kampung menengok bayinya yang masih berumur lima belas bulan," beber Ripan.
Saat terjadi perampokan itu, Musrifah sempat melawan kedua perampok yang berupaya memperkosanya. Musrifah nekad melawan untuk mempertahankan kehormatannya yang hendak dirampas kedua perampok itu. Bahkan, Musrifah sempat menendang kedua perampok yang dibalas dengan bantingan.
"Saat Musrifah dibanting itulah, cucu saya terbangun dan langsung menangis. Suara lengkingan tangisan cucu saya itu membuat kedua perampok takut. Takut tertangkap warga yang mendengar suara tangis bayi. Akhinya perampok itu kabur lewat pintu depan," tutur Ripan.
Menurut Ripan, perampok itu merampas kalung emas seberat 5 gram dan sebuah ponsel milik Musrifah. Kepada ayahnya itu, Musrifah mengatakan jika kedua perampok yang nyaris memperkosanya itu menggunakan cadar penutup wajah.
Kini, Musrifah mengalami shock dan trauma. Ibu satu anak itu menolak ditemui orang. Hanya ayah dan ibunya saja yang diijinkan masuk ke kamarnya. Bahkan, polisi yang ingin mengorek keterangan Musrifah juga ditolaknya. "Saat ini, kasus perampokan anak saya itu sudah diurus polisi," kata Ripan.
Kapolsek Kencong, AKP Makruf, mengatakan, perampok diduga masuk rumah korban setelah berhasil mencongkel jendela kamar korban. "Saat kami olah TKP, kami menemukan bekas congkelan di daun jendela rumah korban. Kini, kami sedang mengejar kedua perampok itu," jelasnya.JarNes/T
"Saat mendengar lengkingan tangisan cucu, saya langsung terbangun dan menuju rumah cucu yang bersebalahan dengan rumah saya. Saat hendak masuk ke rumah cucu, saya curiga ketika melihat pintu depan terbuka. Saya makin terkejut, saat melihat anak saya ikut menangis sambil memeluk erat cucu saya. Ternyata, mereka habis kerampokan," tutur Musripan, Jumat (1/2).
Musripan kemudian memaparkan kronologis percobaan perkosaan atas Musrifah (23), anak bungsunya. Aksi perampokan itu terjadi sekira jam 02.30 Jumat (1/2) dini hari. Saat perampok beraksi, suasana kampung di RT 03/ RW 34 Dusun Gumuk Banji memang hening dan senyap. Namun, di tengah senyapnya kampung itu, tiba-tiba terdengar lengkingan tangis bayi.
Kontan saja, lengkingan tangis bayi itu memecahkan keheningan malam. Tak hanya Musripan saja yang terbangun dibuatnya. "Belasan orang tetangga saya juga pada terbangun dari tidurnya dan langsung keluar rumah mencari asal tangisan bayi. Ternyata, lengkingan bayi itu berasal dari rumah anak saya. Jumat dini hari itu pula, suasana kampung menjadi ramai," papar Musripan.
Setelah mendengar kalau Musrifah menjadi korban perampokan, sontak belasan warga Dusun Gumuk Banji berpencar dan berusaha mengejar kedua perampok seperti yang dituturkan Musrifah. Sayangnya, upaya pengejaran kedua perampok itu gagal. Meski ada beberapa warga yang mengejar menggunakan sepeda motor ke arah perbatasan desa, tapi kedua perampok itu lenyap seperti tertelan gelapnya malam.
"Anak saya memang tinggal terpisah dengan saya. Setelah menikah, saya memberinya rumah yang berhimitan dengan rumah saya. Sedangkan suaminya, merantau dan bekerja di Kalimantan Barat. Setengah tahun sekali, menantu saya itu pulang kampung menengok bayinya yang masih berumur lima belas bulan," beber Ripan.
Saat terjadi perampokan itu, Musrifah sempat melawan kedua perampok yang berupaya memperkosanya. Musrifah nekad melawan untuk mempertahankan kehormatannya yang hendak dirampas kedua perampok itu. Bahkan, Musrifah sempat menendang kedua perampok yang dibalas dengan bantingan.
"Saat Musrifah dibanting itulah, cucu saya terbangun dan langsung menangis. Suara lengkingan tangisan cucu saya itu membuat kedua perampok takut. Takut tertangkap warga yang mendengar suara tangis bayi. Akhinya perampok itu kabur lewat pintu depan," tutur Ripan.
Menurut Ripan, perampok itu merampas kalung emas seberat 5 gram dan sebuah ponsel milik Musrifah. Kepada ayahnya itu, Musrifah mengatakan jika kedua perampok yang nyaris memperkosanya itu menggunakan cadar penutup wajah.
Kini, Musrifah mengalami shock dan trauma. Ibu satu anak itu menolak ditemui orang. Hanya ayah dan ibunya saja yang diijinkan masuk ke kamarnya. Bahkan, polisi yang ingin mengorek keterangan Musrifah juga ditolaknya. "Saat ini, kasus perampokan anak saya itu sudah diurus polisi," kata Ripan.
Kapolsek Kencong, AKP Makruf, mengatakan, perampok diduga masuk rumah korban setelah berhasil mencongkel jendela kamar korban. "Saat kami olah TKP, kami menemukan bekas congkelan di daun jendela rumah korban. Kini, kami sedang mengejar kedua perampok itu," jelasnya.JarNes/T
Tidak ada komentar