PSSI Pimpinan Djohar Arifin Tidak Takut Dibubarkan Menpora
LINTAS PUBLIK-Jakarta, Penanggung Jawab Timnas Indonesia, Bernhard Limbong, mengaku pihaknya tidak takut jika pemerintah membubarkan PSSI.
Hal ini disampaikan Limbong menanggapi pernyataan Menpora Roy Suryo. Beberapa waktu yang lalu, Roy mengatakan bahwa pemerintah akan melakukan tindakan tegas untuk menyelesaikan kisruh sepakbola Indonesia. Tindakan tegas itu adalah akan memilih salah satu kubu, PSSI atau PSSI KLB. Atau, Roy menegaskan pemerintah akan membubarkan dua-duanya.
"Bagi saya silakan, mau dibubarkan juga tidak apa-apa, silakan. Jangan seperti ditakuti-takuti gitu lho. Kalu memang KPSI (PSSI KLB) yang legal, silakan," kata Bernhard kepada Jaringnews.com di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Senin (14/1) sore.
Ya, pembubaran kedua kubu atau memilih salah satunya, merupakan opsi yang digaungkan Roy. Meski begitu, Roy juga menegaskan bahwa penyelesaian konflik sepakbola Indonesia akan tetap memakai dasar MoU yang sudah menjadi pijakan AFC, KOI, KONI dan Menpora sebelumnya untuk memediasi kedua belah pihak.
"Lebih baik dibubarkan saja. Karena bagi saya, pelaku sepakbola ini orang sinting juga. Habis biaya, semua pusing-pusing. Malah kalau dibubarkan bagus juga biar nggak pusing-pusing," tandas Bernhard.
Sekedar catatan, konflik dualisme kepengurusan PSSI terjadi setelah pengangkatan beberapa tim ke kasta tinggi sepakbola Indonesia. Menurut statuta PSSI Pasal 23 ayat 1, liga tertinggi adalah Liga Super Indonesia yang diikuti oleh 18 klub.
Alhasil, keputusan PSSI pimpinan Djohar Arifin itu mendapat tantangan dari empat anggota Exco. Penolakan empat anggota Exco tersebut akhirnya mendapat dukungan 452 anggota sah PSSI yang kemudian berhail menyelenggarakan Kongres Luar Biasa di Ancol, 18 Maret tahun lalu.JarNews/T
Hal ini disampaikan Limbong menanggapi pernyataan Menpora Roy Suryo. Beberapa waktu yang lalu, Roy mengatakan bahwa pemerintah akan melakukan tindakan tegas untuk menyelesaikan kisruh sepakbola Indonesia. Tindakan tegas itu adalah akan memilih salah satu kubu, PSSI atau PSSI KLB. Atau, Roy menegaskan pemerintah akan membubarkan dua-duanya.
"Bagi saya silakan, mau dibubarkan juga tidak apa-apa, silakan. Jangan seperti ditakuti-takuti gitu lho. Kalu memang KPSI (PSSI KLB) yang legal, silakan," kata Bernhard kepada Jaringnews.com di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Senin (14/1) sore.
Ya, pembubaran kedua kubu atau memilih salah satunya, merupakan opsi yang digaungkan Roy. Meski begitu, Roy juga menegaskan bahwa penyelesaian konflik sepakbola Indonesia akan tetap memakai dasar MoU yang sudah menjadi pijakan AFC, KOI, KONI dan Menpora sebelumnya untuk memediasi kedua belah pihak.
"Lebih baik dibubarkan saja. Karena bagi saya, pelaku sepakbola ini orang sinting juga. Habis biaya, semua pusing-pusing. Malah kalau dibubarkan bagus juga biar nggak pusing-pusing," tandas Bernhard.
Sekedar catatan, konflik dualisme kepengurusan PSSI terjadi setelah pengangkatan beberapa tim ke kasta tinggi sepakbola Indonesia. Menurut statuta PSSI Pasal 23 ayat 1, liga tertinggi adalah Liga Super Indonesia yang diikuti oleh 18 klub.
Alhasil, keputusan PSSI pimpinan Djohar Arifin itu mendapat tantangan dari empat anggota Exco. Penolakan empat anggota Exco tersebut akhirnya mendapat dukungan 452 anggota sah PSSI yang kemudian berhail menyelenggarakan Kongres Luar Biasa di Ancol, 18 Maret tahun lalu.JarNews/T
Tidak ada komentar