Sekolah Kekurangan 92.572 Guru Konseling
LINTAS - PUBLIK-Jakarta, Jumlah guru bimbingan dan
konseling di Indonesia saat ini hanya sekitar 33.000 orang. Padahal,
untuk melayani sekitar 18,8 juta siswa SMP/MTs dan SMA/SMK/MA dibutuhkan
setidaknya 125.572 guru bimbingan dan konseling.
”Berarti kekurangan guru bimbingan dan konseling sekitar 92.572 orang,” kata Ketua Umum Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) serta Guru Besar Bimbingan dan Konseling di Universitas Negeri Semarang Mungin Eddy Wibowo, di Jakarta, Selasa (22/1). Ia mengatakan hal itu seusai rapat dengar pendapat umum panitia kerja Komisi X DPR dengan pakar kurikulum, Selasa. Hadir pada rapat itu Ketua Umum Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia S Hamid Hasan.
Menurut Mungin, dari sekian banyak guru bimbingan dan konseling (BK), yang berpendidikan sarjana BK dan pendidikan profesi konselor hanya 418 orang. ”Lainnya masih sarjana BK saja dan ada yang bukan sarjana BK,” kata Mungin.
Kekurangan guru BK akan sangat terasa, menurut Mungin, dengan penerapan Kurikulum 2013.
Hamid mengatakan, dalam Kurikulum 2013, penjurusan di SMA/MA akan ditiadakan dan diubah menjadi peminatan bidang Matematika dan Sains, Sosial, serta Bahasa. Konsekuensinya, siswa kelas IX di jenjang SMP/MTs harus didampingi guru BK untuk mengetahui minat yang akan didalami di SMA/MA/SMK.
Untuk memastikan minat siswa di SMA/MA/SMK, akan dilakukan uji penempatan. Jika merasa tidak sesuai dengan peminatan yang dipilih, siswa masih bisa pindah ke bidang minat yang lain. ”Karena memegang peranan penting, guru BK harus disiapkan betul,” kata Hamid.
Mungin mengatakan, idealnya satu guru BK ada di setiap kelas. ”Namun, angka itu sulit tercapai sehingga satu guru BK mendampingi 150 siswa pun sudah tergolong sangat bagus,” ungkap Mungin.Komp/T
”Berarti kekurangan guru bimbingan dan konseling sekitar 92.572 orang,” kata Ketua Umum Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) serta Guru Besar Bimbingan dan Konseling di Universitas Negeri Semarang Mungin Eddy Wibowo, di Jakarta, Selasa (22/1). Ia mengatakan hal itu seusai rapat dengar pendapat umum panitia kerja Komisi X DPR dengan pakar kurikulum, Selasa. Hadir pada rapat itu Ketua Umum Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia S Hamid Hasan.
Menurut Mungin, dari sekian banyak guru bimbingan dan konseling (BK), yang berpendidikan sarjana BK dan pendidikan profesi konselor hanya 418 orang. ”Lainnya masih sarjana BK saja dan ada yang bukan sarjana BK,” kata Mungin.
Kekurangan guru BK akan sangat terasa, menurut Mungin, dengan penerapan Kurikulum 2013.
Hamid mengatakan, dalam Kurikulum 2013, penjurusan di SMA/MA akan ditiadakan dan diubah menjadi peminatan bidang Matematika dan Sains, Sosial, serta Bahasa. Konsekuensinya, siswa kelas IX di jenjang SMP/MTs harus didampingi guru BK untuk mengetahui minat yang akan didalami di SMA/MA/SMK.
Untuk memastikan minat siswa di SMA/MA/SMK, akan dilakukan uji penempatan. Jika merasa tidak sesuai dengan peminatan yang dipilih, siswa masih bisa pindah ke bidang minat yang lain. ”Karena memegang peranan penting, guru BK harus disiapkan betul,” kata Hamid.
Mungin mengatakan, idealnya satu guru BK ada di setiap kelas. ”Namun, angka itu sulit tercapai sehingga satu guru BK mendampingi 150 siswa pun sudah tergolong sangat bagus,” ungkap Mungin.Komp/T
Tidak ada komentar