SBY: Saya Pastikan, Saya Tidak Melalaikan Tugas Negara
LINTAS PUBLIK - CIKEAS, Presiden RI yang juga Ketua
Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono secara langsung
menegaskan tidak melupakan tugas negara. Ini menyusul kritik pedas
akhir-akhir ini yang mengatakan SBY menomorsatukan Demokrat.
SBY mengaku sudah mendengar dan membaca komentar analis dan pengamat politik di media massa. Bahkan komentar itu juga SBY dengar dari mulut kader PD.
"Setelah Majelis Tinggi dengan niat yang baik melakukan langkah-langkah untuk menyelamatkan partai ini. Ada yang memerikan komentar sekarang ini kenapa sih mengurusi partai, mestinya mengurusi pemerintahan dan negara," kata SBY di Puri Cikeas, Jawa Barat, Minggu (10/2) malam.
SBY mengaku tidak sering terlibat mengurusi kepartaian saat menjalankan tugas sebagai presiden. Dia hanya beberapa kali selama delapan tahun terakhir mengikuti kegiatan partai. Paling hanya ikut merayakan ulang tahun partainya saja.
"Saya pastikan di hadapan rakyat Indonesia, saya tidak melalaikan tugas saya yang utama menjalankan roda pemerintahan dan memimpin kehidupan bernegara. Selama delapan tahun lebih ini saya pribadi amat jarang mengikuti, dan melakukan dan menjalankan Partai Demokrat. Paling-paling saat pada ulang tahun atau pada momen tertentu saja. Jadi saya tetap pada sumpah saya untuk mengutamakan kepentingan negara dan pemerintahan," paparnya.
SBY menambahkan, wajar jika dirinya peduli dengan Partai Demokrat. Sebab itu bagian dari tanggung jawab sang pendiri. Sama juga dengan presiden-presiden sebelumnya yang juga bagian dari partai. Sebut saja Presiden Soeharto dengan Partai Golkar, begitu juga Habibie. Lalu Gus Dur dengan PKB dan Megawati Soekarnoputri dengan PDI Perjuangan.
"Meski beliau-beliau juga menjalankan kepetingan partai, tidak berarti beliau melalaikan tugas pemerintahan dan kehidupan bernegara. Saya juga mendengar komentar negatif tapi justru berasal dari luar Partai Demokrat yang seolah-olah mempertanyakan mengapa harus ada langkah penyelamatan seperti ini," katanya.JN/T
SBY mengaku sudah mendengar dan membaca komentar analis dan pengamat politik di media massa. Bahkan komentar itu juga SBY dengar dari mulut kader PD.
"Setelah Majelis Tinggi dengan niat yang baik melakukan langkah-langkah untuk menyelamatkan partai ini. Ada yang memerikan komentar sekarang ini kenapa sih mengurusi partai, mestinya mengurusi pemerintahan dan negara," kata SBY di Puri Cikeas, Jawa Barat, Minggu (10/2) malam.
SBY mengaku tidak sering terlibat mengurusi kepartaian saat menjalankan tugas sebagai presiden. Dia hanya beberapa kali selama delapan tahun terakhir mengikuti kegiatan partai. Paling hanya ikut merayakan ulang tahun partainya saja.
"Saya pastikan di hadapan rakyat Indonesia, saya tidak melalaikan tugas saya yang utama menjalankan roda pemerintahan dan memimpin kehidupan bernegara. Selama delapan tahun lebih ini saya pribadi amat jarang mengikuti, dan melakukan dan menjalankan Partai Demokrat. Paling-paling saat pada ulang tahun atau pada momen tertentu saja. Jadi saya tetap pada sumpah saya untuk mengutamakan kepentingan negara dan pemerintahan," paparnya.
SBY menambahkan, wajar jika dirinya peduli dengan Partai Demokrat. Sebab itu bagian dari tanggung jawab sang pendiri. Sama juga dengan presiden-presiden sebelumnya yang juga bagian dari partai. Sebut saja Presiden Soeharto dengan Partai Golkar, begitu juga Habibie. Lalu Gus Dur dengan PKB dan Megawati Soekarnoputri dengan PDI Perjuangan.
"Meski beliau-beliau juga menjalankan kepetingan partai, tidak berarti beliau melalaikan tugas pemerintahan dan kehidupan bernegara. Saya juga mendengar komentar negatif tapi justru berasal dari luar Partai Demokrat yang seolah-olah mempertanyakan mengapa harus ada langkah penyelamatan seperti ini," katanya.JN/T
Tidak ada komentar