Paus Fransiskus Minta Umat Saling Memaafkan
ROMA - Di hadapan massa sekitar 300.000 orang yang memadati seputar
Lapangan St. Petrus, kemarin Paus Fransiskus menyampaikan pesan
pertamanya sebagai Paus yang meminta semua umat untuk bersikap murah
hati dan saling memaafkan.
Beberapa jam sebelumnya, Paus baru dari Argentina berusia 76 yang rendah hati dan spontan ini menyapa langsung para warga di Vatican City.
Sebelum memasuki Paroki St. Anna untuk memimpin misa, ia memutuskan untuk berhenti dan menyapa kerumunan orang yang menanti kedatangannya. Sambil berjalan di antara kerumunan massa, Fransiskus menjabat tangan, menggendong bayi dan bahkan memanggil dua pastur yang ia kenal yang berada di tengah kerumunan untuk melewati penjagaan dan mendekatinya.
Hal yang ia tunjukkan kemarin menunjukkan dirinya sebagai Paus baru yang jauh dari kesan formal. Beberapa hari sejak dipilih oleh para rekan Kardinalnya sebagai pemimpin Gereja Katolik Roma, beda dengan pendahulunya, Paus Emeritus Benediktus XVI yang gemar menggunakan sepatu merah menyolok, Fransiskus lebih bersahaja dengan mengenakan sepatu hitam sederhana, menolak naik mobil limousine dan lebih memilih naik mobil mini-van dan mengenakan jubah putih sederhana dan salib kayu. Paus Fransiskus juga menginap di sebuah hotel di Vatikan sampai apartemen kepausan siap untuk dihuni. Gayanya yang sederhana ini disambut baik oleh para pengikut dan rekannya di seluruh dunia.
"Paus ini orang yang membumi. Dia adalah Pausnya rakyat dan itu sangat luar biasa," kata Emanuel Anatsui dari Inggris. "Dia akan memberikan pengaruh positif bagi Gereja."
"Saya pikir perilaku yang ditunjukkannya memperlihatkan bahwa ia sangat bijaksana. Sikapnya seperti orang biasa," kata Kardinal Wilfrid Napier asal Afrika Selatan. "Perilakunya seperti hendak mengatakan, 'Saya adalah Paus yang baru, tapi saya masih bisa duduk di meja mana saja dengan siapa saja. Saya bisa berbagi cerita mengenai diri saya. Saya bisa berbicara mengenai kehidupan saya. Saya bisa berbagi mengenai pelayanan saya.'"
Di Lapangan St. Petrus kemarin, warga Amerika yang ada di antara kerumunan mengagumi kerendahan hati Paus.
"Dia kelihatan sangat rendah hati dengan caranya membawakan dirinya," kata Christina Senour, yang kini tinggal di Roma.
"Ini benar-benar mengejutkan saya bahwa dia begitu tanpa embel-embel," imbuh kakak iparnya, David Uebbing.
Istri Uebbing, Jennifer memperkirakan bahwa kesederhanaan yang ditunjukkan oleh Paus yang baru ini akan membantu gereja terus bertumbuh.
"Saya kira dia bekerja dengan sangat tulus dan ingin menunjukkan kerendahan hatinya kepada dunia dan memberikan contoh, untuk mengatakan bahwa inilah gereja, yang tidak kaya dan agung dan menyendiri, namun gereja mampu turun untuk bersama rakyat dan untuk rakyat," katanya.
Setelah misa, Fransiskus kembali mendekati kerumunan dengan berjalan ke persimpangan di luar Gerbang St Anna. Ia mendekati kerumunan, memegang tangan warga yang diulurkan kepadanya. Suasana saat itu begitu santai bahkan beberapa orang memegang bahu Fransiskus.
"Fransisko! Fransisko!" teriak anak-anak memanggil namanya dalam bahasa Italia. Ketika Paus menepuk kepala seorang bocah laki-laki, ia bertanya, "Apakah kamu anak yang baik?" dan anak itu mengganggukkan kepalanya.
"Apakah kamu yakin?" balas Paus.
Satu ketika ia mengintip jam tangannya dan menengok ke arah asistennya seperti bertanya "Berapa lama lagi waktu yang saya miliki?"
Paus kemudian masuk kembali ke dalam Vatikan dan lari ke lantai atas untuk menyapa kerumunan di Lapangan St Petrus.
Hanya sesekali ia melihat teks yang digenggam di tangannya, Fransiskus mengatakan di hadapan kerumunan bahwa ia ingin berbicara tentang kemurahan hati, mengatakan bahwa ia terinspirasi oleh sebuah buku tentang pengampunan bahwa ia telah dibacanya. Mengutip sang penulis, seorang Kardinal tua asal Jerman, ia memujinya sebagai teolog terkemuka, Francis mengatakan: "Jangan berpikir kalau saya sedang mengiklankan buku-buku rekan Kardinal saya" yang memancing gemuruh tawa dari kerumunan.
Fransiskus mengatakan kemurahan hati dapat "mengubah dunia" dan membuatnya "lebih hangat dan adil."
Seperti Paus Yohanes Paulus II
Fransisus yang berbicara dalam bahasa Italia, mengakhiri pernyataannya dengan "buon pranzo", yang artinya selamat makan siang, ucapan selamat yang disambut hangat oleh warga Roma, dimana makan siang santai bersama keluarga di hari Minggu adalah sebuah tradisi yang begitu dihormati.
Namun Fransiskus tetap mengirim tweet dalam bahasa Inggris dan bahasa lainnya, mengatakan, "Teman-teman yang baik, saya mengucapkan terima kasih dari lubuk hati saya dan saya meminta Anda untuk terus mendoakan saya."
Para Paus sebelumnya biasanya menggunakan kesempatan untuk memberikan salam di jendela setiap hari Minggu untuk memberikan refleksi singkat dan pesan dalam beberapa bahasa.
Juru bicara Vatikan Pastur Federico Lombardi mengatakan Fransiskus kemungkinan akan tetap berbicara dalam bahasa Italia, bahasa yang biasa digunakannya untuk menyampaikan komentar-komentarnya yang spontan. Lombardi membuka kemungkinan bahwa Paus berusia 76 tahun itu akan menggunakan bahasa lain dalam penampilan publiknya di masa depan.
Dalam pidatonya di depan jendela, Fransiskus juga mengutarakan tentang akar leluhurnya yang berasal dari barat laut Piedmont, Italia. Dia mengatakan bahwa dengan memilih nama Fransiskus yang diambil dari nama St Fransiskus dari Asisi, seorang santo pelindung Italia, ia "memperkuat waktu rohaninya dengan negeri ini, seperti yang Anda ketahui, tempat keluarga saya berasal."
Kerumunan itu bersorak-sorai ketika Fransiskus muncul, namun berubah hening ketika ia mulai berbicara. Mata beberapa orang tampak berkaca-kaca. Banyak orang melambaikan bendera biru dan putih Argentina, negeri kelahiran Paus. Beberapa orang menggendong anak-anak mereka tinggi-tinggi atau menaruhnya di atas bahu mereka agar bisa melihat Paus dengan lebih baik.
"Kami sangat bangga. Dia adalah orang Argentina, tetapi juga milik seluruh dunia," kata Ivana Cabello (23) dari Argentina.
Angela Carreon (41), warga asal Filipina yang tinggal di Roma mengatakan bahwa Fransiskus "terlihat seperti Paus Yohanes Paulus II."
"Saya berharap dia (Fransiskus) seperti dia (Paus Yohanes Paulus II)," katanya. "Dia memiliki hati." Paus Yohanes Paulus II, Paus kelahiran Polandia yang senang berkeliling dunia, yang meninggal tahun 2005, dikenal sebagai Paus yang senang menyapa kerumunan massa.
Pelantikan
Hari Selasa pagi besok, Fransiskus akan kembali ke Lapangan St. Petrus untuk menjalani misa pelantikan dirinya sebagai Paus.
Kemarin, Wakil Presiden AS Joe Biden mendarat di Roma untuk menghadiri misa. Hari Senin ini, Fransiskus dijadwalkan untuk bertemu dengan Presiden Argentina, Christina Kirchner yang dulu pernah dikritiknya. Sewaktu menjabat sebagai Uskup Agung Buenos Aires, Fransiskus menentang keras tindakan pemerintah Argentina untuk melegalisasi pernikahan homoseksual dan menyediakan alat kontrasepsi secara gratis.
Akhir pekan besok, Fransiskus akan bertemu dengan pendahulunya, dalam sebuah pertemuan yang unik dan bersejarah antara Paus yang baru dengan mantan Paus yang masih hidup.
Kardinal Justin Rigali dari Philadelphia mengatakan kepada para wartawan bahwa Fransiskus menyampaikan pesan yang sama yang pernah disampaikan oleh Benediktus, yang menjadi Paus pertama yang mengundurkan diri dalam enam abad ini.
"Dia (Fransiskus) menyampaikan pesan yang sama mengenai kemurahan hati Tuhan. Itulah hal yang sangat penting," kata Rigali mengenai Fransiskus. "Namun ia melakukannya dengan caranya sendiri, sama seperti Benediktus menyampaikannya dengan caranya sendiri."
"Kita semua memiliki talenta masing-masing," imbuhnya.SH/AP/T
Beberapa jam sebelumnya, Paus baru dari Argentina berusia 76 yang rendah hati dan spontan ini menyapa langsung para warga di Vatican City.
Sebelum memasuki Paroki St. Anna untuk memimpin misa, ia memutuskan untuk berhenti dan menyapa kerumunan orang yang menanti kedatangannya. Sambil berjalan di antara kerumunan massa, Fransiskus menjabat tangan, menggendong bayi dan bahkan memanggil dua pastur yang ia kenal yang berada di tengah kerumunan untuk melewati penjagaan dan mendekatinya.
Hal yang ia tunjukkan kemarin menunjukkan dirinya sebagai Paus baru yang jauh dari kesan formal. Beberapa hari sejak dipilih oleh para rekan Kardinalnya sebagai pemimpin Gereja Katolik Roma, beda dengan pendahulunya, Paus Emeritus Benediktus XVI yang gemar menggunakan sepatu merah menyolok, Fransiskus lebih bersahaja dengan mengenakan sepatu hitam sederhana, menolak naik mobil limousine dan lebih memilih naik mobil mini-van dan mengenakan jubah putih sederhana dan salib kayu. Paus Fransiskus juga menginap di sebuah hotel di Vatikan sampai apartemen kepausan siap untuk dihuni. Gayanya yang sederhana ini disambut baik oleh para pengikut dan rekannya di seluruh dunia.
"Paus ini orang yang membumi. Dia adalah Pausnya rakyat dan itu sangat luar biasa," kata Emanuel Anatsui dari Inggris. "Dia akan memberikan pengaruh positif bagi Gereja."
"Saya pikir perilaku yang ditunjukkannya memperlihatkan bahwa ia sangat bijaksana. Sikapnya seperti orang biasa," kata Kardinal Wilfrid Napier asal Afrika Selatan. "Perilakunya seperti hendak mengatakan, 'Saya adalah Paus yang baru, tapi saya masih bisa duduk di meja mana saja dengan siapa saja. Saya bisa berbagi cerita mengenai diri saya. Saya bisa berbicara mengenai kehidupan saya. Saya bisa berbagi mengenai pelayanan saya.'"
Di Lapangan St. Petrus kemarin, warga Amerika yang ada di antara kerumunan mengagumi kerendahan hati Paus.
"Dia kelihatan sangat rendah hati dengan caranya membawakan dirinya," kata Christina Senour, yang kini tinggal di Roma.
"Ini benar-benar mengejutkan saya bahwa dia begitu tanpa embel-embel," imbuh kakak iparnya, David Uebbing.
Istri Uebbing, Jennifer memperkirakan bahwa kesederhanaan yang ditunjukkan oleh Paus yang baru ini akan membantu gereja terus bertumbuh.
"Saya kira dia bekerja dengan sangat tulus dan ingin menunjukkan kerendahan hatinya kepada dunia dan memberikan contoh, untuk mengatakan bahwa inilah gereja, yang tidak kaya dan agung dan menyendiri, namun gereja mampu turun untuk bersama rakyat dan untuk rakyat," katanya.
Setelah misa, Fransiskus kembali mendekati kerumunan dengan berjalan ke persimpangan di luar Gerbang St Anna. Ia mendekati kerumunan, memegang tangan warga yang diulurkan kepadanya. Suasana saat itu begitu santai bahkan beberapa orang memegang bahu Fransiskus.
"Fransisko! Fransisko!" teriak anak-anak memanggil namanya dalam bahasa Italia. Ketika Paus menepuk kepala seorang bocah laki-laki, ia bertanya, "Apakah kamu anak yang baik?" dan anak itu mengganggukkan kepalanya.
"Apakah kamu yakin?" balas Paus.
Satu ketika ia mengintip jam tangannya dan menengok ke arah asistennya seperti bertanya "Berapa lama lagi waktu yang saya miliki?"
Paus kemudian masuk kembali ke dalam Vatikan dan lari ke lantai atas untuk menyapa kerumunan di Lapangan St Petrus.
Hanya sesekali ia melihat teks yang digenggam di tangannya, Fransiskus mengatakan di hadapan kerumunan bahwa ia ingin berbicara tentang kemurahan hati, mengatakan bahwa ia terinspirasi oleh sebuah buku tentang pengampunan bahwa ia telah dibacanya. Mengutip sang penulis, seorang Kardinal tua asal Jerman, ia memujinya sebagai teolog terkemuka, Francis mengatakan: "Jangan berpikir kalau saya sedang mengiklankan buku-buku rekan Kardinal saya" yang memancing gemuruh tawa dari kerumunan.
Fransiskus mengatakan kemurahan hati dapat "mengubah dunia" dan membuatnya "lebih hangat dan adil."
Seperti Paus Yohanes Paulus II
Fransisus yang berbicara dalam bahasa Italia, mengakhiri pernyataannya dengan "buon pranzo", yang artinya selamat makan siang, ucapan selamat yang disambut hangat oleh warga Roma, dimana makan siang santai bersama keluarga di hari Minggu adalah sebuah tradisi yang begitu dihormati.
Namun Fransiskus tetap mengirim tweet dalam bahasa Inggris dan bahasa lainnya, mengatakan, "Teman-teman yang baik, saya mengucapkan terima kasih dari lubuk hati saya dan saya meminta Anda untuk terus mendoakan saya."
Para Paus sebelumnya biasanya menggunakan kesempatan untuk memberikan salam di jendela setiap hari Minggu untuk memberikan refleksi singkat dan pesan dalam beberapa bahasa.
Juru bicara Vatikan Pastur Federico Lombardi mengatakan Fransiskus kemungkinan akan tetap berbicara dalam bahasa Italia, bahasa yang biasa digunakannya untuk menyampaikan komentar-komentarnya yang spontan. Lombardi membuka kemungkinan bahwa Paus berusia 76 tahun itu akan menggunakan bahasa lain dalam penampilan publiknya di masa depan.
Dalam pidatonya di depan jendela, Fransiskus juga mengutarakan tentang akar leluhurnya yang berasal dari barat laut Piedmont, Italia. Dia mengatakan bahwa dengan memilih nama Fransiskus yang diambil dari nama St Fransiskus dari Asisi, seorang santo pelindung Italia, ia "memperkuat waktu rohaninya dengan negeri ini, seperti yang Anda ketahui, tempat keluarga saya berasal."
Kerumunan itu bersorak-sorai ketika Fransiskus muncul, namun berubah hening ketika ia mulai berbicara. Mata beberapa orang tampak berkaca-kaca. Banyak orang melambaikan bendera biru dan putih Argentina, negeri kelahiran Paus. Beberapa orang menggendong anak-anak mereka tinggi-tinggi atau menaruhnya di atas bahu mereka agar bisa melihat Paus dengan lebih baik.
"Kami sangat bangga. Dia adalah orang Argentina, tetapi juga milik seluruh dunia," kata Ivana Cabello (23) dari Argentina.
Angela Carreon (41), warga asal Filipina yang tinggal di Roma mengatakan bahwa Fransiskus "terlihat seperti Paus Yohanes Paulus II."
"Saya berharap dia (Fransiskus) seperti dia (Paus Yohanes Paulus II)," katanya. "Dia memiliki hati." Paus Yohanes Paulus II, Paus kelahiran Polandia yang senang berkeliling dunia, yang meninggal tahun 2005, dikenal sebagai Paus yang senang menyapa kerumunan massa.
Pelantikan
Hari Selasa pagi besok, Fransiskus akan kembali ke Lapangan St. Petrus untuk menjalani misa pelantikan dirinya sebagai Paus.
Kemarin, Wakil Presiden AS Joe Biden mendarat di Roma untuk menghadiri misa. Hari Senin ini, Fransiskus dijadwalkan untuk bertemu dengan Presiden Argentina, Christina Kirchner yang dulu pernah dikritiknya. Sewaktu menjabat sebagai Uskup Agung Buenos Aires, Fransiskus menentang keras tindakan pemerintah Argentina untuk melegalisasi pernikahan homoseksual dan menyediakan alat kontrasepsi secara gratis.
Akhir pekan besok, Fransiskus akan bertemu dengan pendahulunya, dalam sebuah pertemuan yang unik dan bersejarah antara Paus yang baru dengan mantan Paus yang masih hidup.
Kardinal Justin Rigali dari Philadelphia mengatakan kepada para wartawan bahwa Fransiskus menyampaikan pesan yang sama yang pernah disampaikan oleh Benediktus, yang menjadi Paus pertama yang mengundurkan diri dalam enam abad ini.
"Dia (Fransiskus) menyampaikan pesan yang sama mengenai kemurahan hati Tuhan. Itulah hal yang sangat penting," kata Rigali mengenai Fransiskus. "Namun ia melakukannya dengan caranya sendiri, sama seperti Benediktus menyampaikannya dengan caranya sendiri."
"Kita semua memiliki talenta masing-masing," imbuhnya.SH/AP/T
Tidak ada komentar