Header Ads

Provokator Pengeroyok Kapolsek Dolok Menyerahkan Diri

LINTAS PUBLIK-SIMALUNGUN, Kosdim Saragih (48), tersangka yang diduga sebagai provokator utama pengeroyokan Kapolsek Dolok Pardamean Andar Siahaan akhirnya menyerahkan diri. Ia selama ini bersembunyi di perkebunan.


Bandar judi togel ini menyerahkan diri ke Polres Simalungun di Pematang Raya, Simalungun, pada Jumat 29 Maret 2013. Ia menyerahkan diri didampingi keluarganya setelah buron sejak Rabu 27 Maret.

Kosdim hingga kini masih menjalani pemeriksaan intensif di Mapolres Simalungun, Sumatera Utara (Sumut).

"Sebelumnya dia bersembunyi di kawasan perkebunan, sekitar lima kilometer dari lokasi kejadian," kata Kapolres Simalungun AKBP Andi Syahriful Taufik melalui telepon, Sabtu (30/3/2013).

Menurut dia, polisi juga telah menangkap tersangka Walsem Malau. Pria ini ini diduga mengambil dompet mendiang Andar dan kemudian menghasut untuk membakar mobil Andar.

Kompol Anumerta Andar Yonas Siahaan (51) meninggal dunia setelah dianiaya massa di Desa Butu Bayu Panei Raja, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun pada Rabu malam.

Kasusnya bermula ketika dia dan tiga polisi lainnya bermaksud menangkap Kosdim Saragih yang diduga sebagai bandar judi togel di sana.

Saat upaya penangkapan berlangsung, istri tersangka Tamaria Aruan berteriak. Akibatnya massa mengerubung, dan minta agar Saragih dilepaskan.

Andar akhirnya melepas Saragih dan berlalu naik mobil dengan anggotanya, namun massa kemudian melakukan pengejaran, menghadang mobil Andar. Mereka lalu memukuli Andar dengan kayu hingga meninggal dunia di lokasi, sementara tiga polisi lainnya berhasil menyelamatkan diri.

Istri Tersangka Penjudi Akui Teriaki Kapolsek Dolok yang Tewas Dikeroyok

Tersangka Tamaria Aruan (48) istri Kosdin Saragih yang diduga sebagai provokator kasus tewasnya AKP Andar Siahaan, mengaku memang berteriak saat suaminya mau ditangkap. Tetapi teriakan itu meminta supaya suaminya jangan ditangkap karena sedang sakit.

"Aku cuma berteriak minta tolong sama polisi. Supaya suamiku tidak dibawa. Suamiku sedang sakit," terang Tamaria Aruan yang sering dipanggil Mak Yenny, kepada wartawan di Mapolres Simalungun, Jumat (29/3/2013).

Menurut Tamaria, karena polisi tetap bersikeras menangkap suaminya, ia pun kembali berteriak. Tak disangka, teriakan Tamaria mengundang kedatangan warga yang duduk di warung kopi miliknya. Warga kemudian emosi dan mulai mengancam korban dan tiga polisi lainnya.

"Karena warga emosi, suamiku akhirnya dilepas. Terus polisi pergi," kata Tamaria.

Setelah polisi pergi, Tamaria mengaku langsung masuk ke rumahnya. Ia mengatakan melihat warga mengejar mobil polisi namun tidak ikut terlibat penganiayaan korban.

Tamaria merupakan salah satu dari 21 orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan terhadap Kapolsek Dolok Pardamean AKP Andar hingga tewas. Tersangka lainnya, Dedi Girsang (21) mengatakan ikut mengejar korban dengan menggunakan sepeda motor. "Malam itu puluhan orang dari dusun kami yang mengejar dan memukuli. Aku hanya dua kali memukul pakai kayu," kata Girsang di Mapolres Simalungun, Jumat (29/3/2013).

Girsang bersama tersangka lainnya mengaku tahu kalau korban seorang polisi. Namun karena terprovokasi tersangka lainnya Dedi tetap saja ikut menganiaya.

"Aku tahu dia polisi karena sebelumnya mengaku ketika menangkap Pak Yenny," ungkap Girsang.

Pak Yenny yang dimaksud Girsang adalah Kosdin Saragih, tersangka bandar judi togel yang rencananya akan ditangkap Andar bersama tiga polisi lainnya pada Rabu (27/3) malam di Desa Butu Bayu Panei Raja, Kecamatan Dolok Pardamean.

Girsang menuturkan, meski korban telah sekarat ada warga yang berteriak dan memerintahkan agar membakar korban. Namun Girsang tidak mengetahui siapa yang memberikan perintah bakar karena suasana gelap.DET/T

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.