Peristiwa Olahraga Acap Jadi Sasaran Teroris
LINTAS PUBLIK - Tiga bom yang
meledak di peristiwa olahraga lomba lari Marathon Boston di Amerika
Serikat, Senin (15/4) siang waktu setempat atau Selasa pagi WIB
menunjukkan event olahraga masih saja
menjadi sasaran empuk para teroris.
menjadi sasaran empuk para teroris.
Ajang olahraga lari maraton yang
digelar untuk memperingati hari patriot itu pun berubah menjadi
lautan tangis dan air mata. Peristiwa yang seharusnya bisa menjadi
ladang sukacita, kegembiraan, dan sportivitas justru dinodai tiga
ledakan bom yang memakan tiga korban jiwa dan ratusan lainnya terluka
dan masih dalam perawatan intensif di tujuh rumah sakit atau klinik
terdekat.
Mirisnya, satu di antara tiga korban
tewas itu adalah bocah laki-laki berusia 8 tahun, Martin Richard,
yang saat bom meledak tengah harap-harap cemas menunggu sang ayah,
William Richard, sampai di garis
finis.
finis.
Acara olahraga menjadi sasaran
terorisme sebenarnya bukan hal mengherankan. Ajang kegembiraan dan
sportivitas ini biasanya menghadirkan ratusan bahkan ribuan orang
untuk menyaksikan secara langsung. Berikut adalah beberapa agenda
olahraga yang “dibajak” aksi kekerasan.
Olimpiade Munich
1972
Kekerasan para teroris di pentas
olahraga paling bergengsi di dunia, Olimpiade Muenchen 1972, juga
disebut “Black September” karena kejadiannya tepat pada 5
September.
Sekelompok grup militan Palestina turun di arena olahraga
ini dan menyandera 11 atlet asal Israel. Tragedi ini dimulai pada 5
September dengan membunuh dua anggota tim Olimpiade Israel dan
menyisakan sembilan orang lain yang tetap disandera.
Pihak Jerman sebagai tuan rumah
Olimpiade 1972 jelas merasa bertanggung jawab dengan aksi para
teroris ini. Mereka mulai melakukan sejumlah proses negosiasi untuk
bisa mendapatkan kembali anggota tim Olimpiade Israel yang disandera.
Jerman pun melunak dan bersedia menyiapkan transportasi untuk para
penyandera dan korbannya. Tapi, usaha ini ternyata tak dibarengi
dengan keinginan pihak berwenang hanya untuk menyelamatkan korban,
tapi juga ingin menangkap para penyandera. Akibatnya, tragedi fatal
pun terjadi sehingga semua sandera menjadi korban kebiadaban para
teroris.
Olimpiade
Atlanta 1996
Duka kembali melanda Olimpiade, yang
kali ini dilangsungkan di Atlanta 1996. Lagi-lagi para teroris
mencari mangsa di ajang paling bergengsi ini. Di saat masyarakat
Indonesia bersorak atas keberhasilan pasangan Ricky Subagja-Rexy
Mainaky meraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996, warga AS dan dunia
pun dirundung duka mendalam.
Tepatnya 27 Juli 1996, hanya delapan
hari pasca-pembukaan Olimpiade Atlanta yang megah, terjadi ledakan
bom di Centennial Olympic Park. Dua orang tewas dan ratusan lainnya
menderita luka parah.
Presiden AS ketika itu, Bill Clinton,
secara terbuka menyatakan keyakinannya itu adalah perbuatan kotor
para teroris. Ia juga secara langsung hadir di pentas Olimpiade untuk
meminta maaf kepada seluruh atlet dan tamu-tamu yang hadir di ajang
Olimpiade yang juga merupakan peringatan seabad Olimpiade ini.
Maraton Sri Lanka 2008
Pada pembukaan lomba maraton di Kota
Weliveriya, Sri Lanka, 6 April 2008, bom bunuh diri yang dilakukan
satu pelaku menewaskan 15 orang yang merupakan sejumlah anggota
polisi dan pejabat pemerintah, termasuk Menteri Senior Transportasi
Sri Lanka Jeyaraj Fernandopulle. Serangan tersebut terjadi tepat
setelah Menteri Senior ini membuka lomba dan tengah mengibarkan
bendera pertanda ajang ini akan dimulai.
Lomba maraton ini digelar khusus untuk
merayakan peringatan Tahun Baru Hindu di Kota Weliveriya itu. Jeyaraj
adalah tokoh yang dikenal kritis terhadap kelompok Macan Tamil.
Karier politiknya dimulai pada 1970 di mana ia diangkat menjadi
anggota parlemen dari Partai Kemerdekaan. Sejak 1989 Jeyaraj
yang
beragama Katolik ini menduduki posisi menteri secara berturut-turut, di antaranya Menteri Bandara dan Penerbangan, dan Menteri Pembangunan Jalan.
beragama Katolik ini menduduki posisi menteri secara berturut-turut, di antaranya Menteri Bandara dan Penerbangan, dan Menteri Pembangunan Jalan.
Selain Menteri Senior, Jeyaraj, korban
tewas lainnya adalah KA Karunaratne, atlet maraton yang mewakili Sri
Lanka dalam Olimpiade 1992, dan juara dunia maraton 1993. Ia pemegang
medali emas dalam South Asian Games 1991 untuk nomor maraton dan lari
10.000 meter. Pemerintah setempat menyalahkan kelompok separatis
pihak yang bertanggung jawab terhadap ledakan bom bunuh diri ini.
Nonton Bareng Piala Dunia 2010
Saat bigmatch
antara Spanyol melawan Belanda disiarkan di Uganda, tiga bom meledak
di keramaian acara nonton bareng. Insiden bom di dua lokasi nonton
bareng ini menelan sedikitnya 64 korban tewas.
Seorang pejabat senior
kepolisian setempat mengatakan, rincian korban yaitu 49 jiwa terbunuh
di klub Rugbi Kyadondo dan 15 lainnya tewas di sebuah restoran
Etiopia. Di sekitar lokasi ledakan di klub rugbi ditemukan sebuah
kepala dan potongan tungkai, mengindikasikan aksi bom bunuh diri.
Joann Lockard, juru
bicara dari Kedutaan Besar AS, menyatakan insiden ini turut
menewaskan setidaknya satu warganya dan melukai tiga lainnya. Kerap
kali motif utama serangan bom dan para teroris di ajang olahraga
memang terletak pada keinginan besar merusak citra negara tuan rumah,
dalam hal keamanan mengungkapkan penyimpangan dan gangguan.ALZR/SH/t
Tidak ada komentar