Rizal Ramli: Setelah Konvensi Semua Peserta Dibuang
LINTAS PUBLIK - JAKARTA, Partai Demokrat (PD) sudah memulai tahap awal konvensi
calon presiden (Capres).
Hal itu ditandai sudah terbentuknya panitia konvensi atau yang sering disebut Komite Konvensi.
Banyak pihak menyambut baik pelaksanaan ajang pencarian capres dari PD tersebut. Alasannya, sebagai sebuah terobosan untuk mencari figur capres, di tengah figur capres lama yang ada selama ini.
Namun tidak sedikit juga yang mengeritik pelaksanaan konvensi tersebut.
Ketua Umum Aliansi Rakyat untuk Perubahan (Arup), Rizal Ramli mengemukakan, konvensi hanya untuk menaikkan elektabilitas PD yang sedang terpuruk.
Celakanya, PD memakai sejumlah tokoh terkenal untuk mendongkrak elektabilitas tersebut. Setelah konvensi, semua peserta akan dibuang.
Yang tersisa tinggal ipar Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono yaitu mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Pramono Ediwibowo.
Pramono akan menjadi pemenang konvensi dan ditetapkan sebagai Capres dari PD.
"Model konvensi PD seperti pada Partai Amanat Nasional (PAN) di zaman Ketua Umum Amin Rais. Saat itu, PAN sedang krisis finansial. Maka ditariklah Soetrisno Bachir yang punya modal. Namun setelah pemilu, Soetrisno dibuang oleh Amin Rais. Konvensi PD akan terjadi seperti pada PAN. Setelah konvensi, semua tokoh digusur demi masuknya sang pangeran (Pramono, Red)," kata Rizal di Jakarta, Selasa (20/8).
Ia menjelaskan, PD memanfaatkan sejumlah tokoh untuk mengerek elektabilitasnya. Menteri Perdagangan Gita Wirjawan sebagai sumber dana.
Pemilik media Chairul Tanjung dan Dahlan Iskan sebagai media kampanye konvensi. Mahfud MD akan dipakai untuk menaikkan elektabilitas.
Menurutnya, jika tidak ada konvensi, suara PD akan melorot ke tiga persen. Alasannya, survei saat ini menunjukkan suara PD tinggal 7-8 persen.
Dalam waktu dekat akan ada persidangan mantan Sekretaris Dewan Pembina PD Andi Mallarangeng dan mantan Ketua Umum PD Anas Urbaningrum.
Dengan persidangan dua tokoh PD itu akan menggerus suara PD ke tiga persen. Namun suara PD akan kembali naik dengan adannya konvensi. Namun persentasisnya tidak lebih dari 8 persen.
"Suara PD pada pemilu nanti seperti sudah disampaikan lembaga survei saat ini yaitu 7-8 persen. Jadi PD tidak perlu senang dengan adanya konvensi karena tidak membantu banyak," ujar mantan Menko Perekonomian pada era Presiden Gus Dur ini.SP/t
Hal itu ditandai sudah terbentuknya panitia konvensi atau yang sering disebut Komite Konvensi.
Banyak pihak menyambut baik pelaksanaan ajang pencarian capres dari PD tersebut. Alasannya, sebagai sebuah terobosan untuk mencari figur capres, di tengah figur capres lama yang ada selama ini.
Namun tidak sedikit juga yang mengeritik pelaksanaan konvensi tersebut.
Ketua Umum Aliansi Rakyat untuk Perubahan (Arup), Rizal Ramli mengemukakan, konvensi hanya untuk menaikkan elektabilitas PD yang sedang terpuruk.
Celakanya, PD memakai sejumlah tokoh terkenal untuk mendongkrak elektabilitas tersebut. Setelah konvensi, semua peserta akan dibuang.
Yang tersisa tinggal ipar Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono yaitu mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Pramono Ediwibowo.
Pramono akan menjadi pemenang konvensi dan ditetapkan sebagai Capres dari PD.
"Model konvensi PD seperti pada Partai Amanat Nasional (PAN) di zaman Ketua Umum Amin Rais. Saat itu, PAN sedang krisis finansial. Maka ditariklah Soetrisno Bachir yang punya modal. Namun setelah pemilu, Soetrisno dibuang oleh Amin Rais. Konvensi PD akan terjadi seperti pada PAN. Setelah konvensi, semua tokoh digusur demi masuknya sang pangeran (Pramono, Red)," kata Rizal di Jakarta, Selasa (20/8).
Ia menjelaskan, PD memanfaatkan sejumlah tokoh untuk mengerek elektabilitasnya. Menteri Perdagangan Gita Wirjawan sebagai sumber dana.
Pemilik media Chairul Tanjung dan Dahlan Iskan sebagai media kampanye konvensi. Mahfud MD akan dipakai untuk menaikkan elektabilitas.
Menurutnya, jika tidak ada konvensi, suara PD akan melorot ke tiga persen. Alasannya, survei saat ini menunjukkan suara PD tinggal 7-8 persen.
Dalam waktu dekat akan ada persidangan mantan Sekretaris Dewan Pembina PD Andi Mallarangeng dan mantan Ketua Umum PD Anas Urbaningrum.
Dengan persidangan dua tokoh PD itu akan menggerus suara PD ke tiga persen. Namun suara PD akan kembali naik dengan adannya konvensi. Namun persentasisnya tidak lebih dari 8 persen.
"Suara PD pada pemilu nanti seperti sudah disampaikan lembaga survei saat ini yaitu 7-8 persen. Jadi PD tidak perlu senang dengan adanya konvensi karena tidak membantu banyak," ujar mantan Menko Perekonomian pada era Presiden Gus Dur ini.SP/t
Tidak ada komentar