Dialog Publik GMKI, Jangan Biarkan Masa Pacaran Terjadi Kekerasan
Perempuan Harus
Bersuara
LINTAS PUBLIK- Siantar, Gerekan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) cabang Kota Pematangsiantar – Simalungun laksanakan dialog publik dengan Thema : Bersuaralah perempuan. Dialog public ini dalam rangka pelaksanaan kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan.
LINTAS PUBLIK- Siantar, Gerekan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) cabang Kota Pematangsiantar – Simalungun laksanakan dialog publik dengan Thema : Bersuaralah perempuan. Dialog public ini dalam rangka pelaksanaan kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan.
“Dialog public ini merupakan bagian kampanye anti kekerasan
terhadap perempuan, semoga para peserta dapat mengambil pendidikan, bagaimana
menangulangi, menghadapi dan menyelesaikan kekerasan terhadap perempuan di
sekitar kita, khusunya pelajar dan mahasiswa,”kata Saddan Sitorus ketua GMKI kota
Siantar-Simalungun kepada LINTAS PUBLIK Online Sabtu (30/11) di café Patarias
jalan asahan Pematangsiantar didampingi Calvin Oppusunggu Sekretaris, dan Rista
simanjuntak, SPd.
Pengurus GMKI photo bersama nara sumber Dialog Publik tentang Kekerasan terhadap Perempuan . Photo/LintasPublik/t |
Narasumber dalam dialog public GMKI adalah Pdt. Rapnauli
Purba, SH, M.Hum dari Woman Crisis Center GKPS ( WCC GKPS) dan Elvina
Simanjuntak , STh dari Biro Gender Keuskupan Sibolga . Para mahasiswa yang mengikuti dialog ini cukup semangat sekali, Tanya jawab begitu
hidup, dan keterangan –keterangan dari dari narasumber cukup jelas, kelihatan
para narasumber berpengalaman dibidang gender dan masalah-masalah perem puan.
Kita harus berani bersuara, tunjukan kebolehan kita, jangan
kalah dengan laki-laki, kalau laki-laki bisa menjadi dokter professor wanita
juga bias juga. Banyak pelajar,
khususnya mahasiswi yang mengalami kekerasan saat berpacaran. Kekerasan dalam pacaran harus
segera dihindari dan diatasi, wanita bukan sebagai pelengkap dan pemuas nafsu
laki-laki.
Jangan mau menjadi pelengkap saja kita (wanita), dan jangan
mau ternoda karena iming-iming dan janji-janji laki-laki, kalau pacaran saja
sudah terjadi kekerasan terhadap perempuan, bagaimana kalau sudah menikah,“kata Pdt. Rapnauli Purba yang telah banyak
menangani masalah perempuan, khusunya Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Di tempat yang sama Elvina Simanjuntak mengatakan apa
sebenarnya yang menyebabkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, apa
dampaknya dan bagaimana mengatasinya. “Kita )perempuan) bukan mengimbangi
laki-laki, tapi bagaimana hak dan kewajiban kita sebagai perempuan tidak
dihilangkan atau ada diskriminasi,”terang Elvina Simanjuntak menambahkan bahwa
peran suami dan istri di rumah tangga harus saling mengisi, baik kebutuhan
rumah tangga dan mengurus anak-anak, bahkan diharapkan laki-laki juga tak
sungkan turun kedapur.
Rista Simanjuntak , SPd Panitia Dialog Publik dan Bendahara
GMKI Siantar-Simalungun mengatakan, Dialog ini dihadiri ratusan mahasiswa dari
Bem Universitas Simalungun, Kelompok Studi Perempuan Pertiwi (KSPP), Akper
Kesehatan Daerah I/BB Pematangsiantar, BPM Maria Goretti, BKM STT
Nomensen, Sekolah Tinggi Filsafat
Theologia (STFT), KMK FKIP USI, BEM Hukum USI, BMPS Ekonomi USI, BEM FEKon USI., BEM FKIP USI, BEM
PErtanian USI.
“kami mengundang seluruh mahasiswa yang ada di kota Siantar,
agar mahasiswa dapat mengerti bagaimana
menangulangi dan mengatasi kekerasan terhadap perempuan, khusnya para pelajar
dan mahasiswa,”kata Rista Simanjuntak.LP/1
Tidak ada komentar