Jokowi: Kamu Harus "Ngerti", Setiap Hari 40-50 Orang Mati karena Narkoba
LINTAS PUBLIK-JAKARTA, Presiden Joko Widodo memiliki alasan tersendiri mengapa ia tak memberikan ampunan bagi terpidana mati kasus narkoba. Jokowi telah memutuskan menolak grasi yang diajukan para terpidana tersebut.
Menurut Jokowi, ia telah mempunyai hitung-hitungan sendiri mengenai kerugian yang ditimbulkan oleh narkoba.
"Kamu harus ngerti ya, harus ngerti ini. Setiap hari 40-50 orang generasi kita meninggal. Mati karena narkoba," kata Jokowi seusai melakukan pertemuan dengan pengurus Pimpinan Pusat Muhammadiyah, di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (24/12/2014).
Pada pertemuan itu, Jokowi yang didampingi sejumlah menteri Kabinet Kerja meminta saran terkait eksekusi mati terhadap bandar narkoba.
Menurut Jokowi, 40-50 orang yang meninggal dunia karena narkoba setiap hari itu merupakan angka yang fantastis.
"Itu yang harus dicatat. Ini sehari loh ya, bukan setahun. Sehari," tambah Jokowi.
Ia pun kembali menegaskan tidak akan memberi ampun kepada terpidana mati narkoba. "Sudah saya sampaikan tidak ada grasi. Sekali, dua kali, tiga kali. Berkali-kali," ucap Jokowi.
Wakil Ketua Umum Muhammadiyah Abdul Malik Fadjar mengatakan, Muhammadiyah mendukung penuh langkah Jokowi untuk menolak grasi para terpidana mati narkoba itu.
Sebelumnya diberitakan, lima terpidana mati akan dieksekusi pada Desember 2014 ini. Tiga orang adalah terpidana kasus narkoba, sementara dua lainnya terkait kasus pembunuhan berencana. Semuanya berjenis kelamin laki-laki dan merupakan warga negara Indonesia.Komp/LP1/t
Menurut Jokowi, ia telah mempunyai hitung-hitungan sendiri mengenai kerugian yang ditimbulkan oleh narkoba.
"Kamu harus ngerti ya, harus ngerti ini. Setiap hari 40-50 orang generasi kita meninggal. Mati karena narkoba," kata Jokowi seusai melakukan pertemuan dengan pengurus Pimpinan Pusat Muhammadiyah, di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (24/12/2014).
Pada pertemuan itu, Jokowi yang didampingi sejumlah menteri Kabinet Kerja meminta saran terkait eksekusi mati terhadap bandar narkoba.
Menurut Jokowi, 40-50 orang yang meninggal dunia karena narkoba setiap hari itu merupakan angka yang fantastis.
"Itu yang harus dicatat. Ini sehari loh ya, bukan setahun. Sehari," tambah Jokowi.
Ia pun kembali menegaskan tidak akan memberi ampun kepada terpidana mati narkoba. "Sudah saya sampaikan tidak ada grasi. Sekali, dua kali, tiga kali. Berkali-kali," ucap Jokowi.
Wakil Ketua Umum Muhammadiyah Abdul Malik Fadjar mengatakan, Muhammadiyah mendukung penuh langkah Jokowi untuk menolak grasi para terpidana mati narkoba itu.
Sebelumnya diberitakan, lima terpidana mati akan dieksekusi pada Desember 2014 ini. Tiga orang adalah terpidana kasus narkoba, sementara dua lainnya terkait kasus pembunuhan berencana. Semuanya berjenis kelamin laki-laki dan merupakan warga negara Indonesia.Komp/LP1/t
Tidak ada komentar