Header Ads

QZ8501 terbang tanpa izin, tujuh pejabat dinonaktifkan

Surabaya, Tujuh pejabat yang dinonaktifkan dan dimutasikan terkait dengan penerbangan AirASia hari minggu yang tidak memiliki izin terbang pada hari Minggu ke Surabaya –Singapura PP, berasal dari Kementerian Perhubungan, Airnav Indonesia, dan PT Angkasa Pura Cabang Bandara Juanda, seperti disampaikan Kementerian Perhubungan, Selasa (06/01)
Staf Khusus Menhub Hadi Mustafa Djuraid dalam keterangan pers mengatakan penonaktifan dilakukan untuk kepentingan pemeriksaan.

“Menteri perhubungan telah menandatangi instruksi kepada inspektorat jenderal agar melakukan audit investigatif dalam hal ini dirjen perhubungan udara, sampai hari ini sudah ada beberapa pejabat yang diduga terkait dengan penerbangan tanpa jadwal AirAsia itu yang sudha di non aktifkan ataupun dimutasikan,” jelas Hadi.

Hadi mengatakan selain menonaktifkan para pejabat tersebut, Kementerian Perhubungan juga menginstruksikan otoritas terkait untuk melakukan audit mandiri terkait pengelolaan menara pengawas lalu lintas udara ATC Surabaya, maupun AP I di cabang Bandara Juanda.

Adapun pejabat yang dinonaktifkan yaitu dua orang dari Kementerian Perhubungan: kepala bidang keamanan dan kelaikan angkutan udara, merangkap unit kerja pelaksana slot time di Otoritas Bandara Wilayah III Surabaya, dan Principal Operation Inspector Kemenhub di AirAsia.
Sementara dari PT AirNav Indonesia melakukan audit mandiri dan menonaktifkan tiga orang pejabat: General Manager‎ Perum AirNav Surabaya, Manager ATS Operation Surabaya dan Senior Manager ATFM dan ATS Kantor Pusat Perum AirNav.

Ada dua pejabat PT Angkasa Pura I yang juga dinonaktifkan yaitu Department Head Operation AP I cabang Bandara Juanda,dan Senior Head PT AP I cabang Bandara Juanda

'Gunung es'

Pengamat penerbangan Chappy Hakim mengibaratkan kecelakaan yang dialami AirAsia pada pekan lalu ini merupakan puncak gunung es dari masalah yang dihadapi dunia penerbangan di Indonesia.
Chappy mengatakan audit investigasi yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan sebagai langkah yang tepat untuk memperbaikinya.


“Dunia penerbangan Indonesia membutuhkan pembenahan yang fundamental dan membutuhkan pembangunan displin pengawasan yang ketat, dan low enforcement dengan efek jera, kalau ada pengawasan mungkin tak akan terjadi kan , mungkin ga terjadi terbang tanpa ijin, tak ada kemauan untuk membereskan delay yang ga karuan di airport, semuanya manajemen tambal sulam,” jelas Chappy.

Chappy mengatakan industri penerbangan sipil Indonesia tumbuh pesat dan kapasitas di Bandara Sukarno Hatta terjadi peningkatan tiga kali lipat selama beberapa tahun terakhir ini, tidak dibarengi peningkatan fasilitas dan infrastruktur.

Setiap harinya, Bandara Sukarno Hatta melayani 1.200 penerbangan dalam dan luar negeri setiap hari dengan jumlah penumpang lebih dari 72 juta orang per tahun.bbc/t

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.