Header Ads

Soal Dana Guru Sekolah Minggu, GBI Minta Pemko Jangan Salah?

LINTAS PUBLIK-SIANTAR, Nada keras dilontarkan Pdt. Riando napitupulu, ketika disinggung pemberian dana bantuan social bagi guru-guru sekolah minggu Siantar, pasalnya bantuan guru-guru sekolah minggu itu adalah bantuan social yang sifatnya terbuka dan transparan, tapi kenapa seolah klaim milik seseorang atau kelompok tertentu.
 
“Pembagian dana social untuk guru-guru sekolah minggu, seharusnya terbuka dan transparan. Tapi kenapa dikordinir hanya seseorang atau kelompok tertentu saja, dan parahnya organisasi sekolah minggu itu katanya independen, kalau independen kami keberatan,”kata Riando pendeta GBI kepada  Lintas Publik Online  seusai mengikuti rapat Badan koordinasi Antar Gereja (BKAG) di gereja GPDI Tozai Baru Siantar, Senin (19/1/2015).

Atas keberatan itu Riando sudah melayangkan surat ke walikota Siantar, agar jangan ada persepsi lain soal adana itu. “saya sudah layangkan ke walikota Siantar, bahwa pembagian dana social untuk sekolah minggu sudah tidak transparan. Saya berikan surat itu, agar pemko jangan salah,”ujar Riando menyayangkan sikap organisasi guru sekolah minggu seolah organisasi politik.
ilustrasi

Ditempat yang sama Pdt Esron Situmorang menambahkan, tidak ada yang namanya organisasi sekolah minggu mengatas namakan independen, kalau independen mungkin seluruh sekolah minggu yang ada dibawah naunggan organisasi guru-guru sekolah minggu akan tarik diri.

“Kita ikut organisasi guru-guru sekolah minggu, karena organisasi itu adalah binaan atau dibawah koordinasi BKAG, tapi saat ini kenapa jadi independen,”kata Esron Situmorang.
Menurut Elli Raja Guguk guru sekolah minggu dari HKBP mengatakan bahwa lahirnya organisasi guru-guru sekolah minggu adalah semangat oikumene yang diorganisir BKAG, jadi sangat kita sayangkan saat ini, organisasi tersebut menjadi independen.

“Kok bisa jadi independen, saya mengikuti terus organisasi ini semangatnya tetap oikumene dan pembentukannya juga adalah BKAG itu, sejarahnya!,”jelas Elli yang telah 3o tahun jadi guru sekolah minggu.
Informasi yang diterima Lintas Publik online bahwa,  organisasi dibawah naungan guru-guru sekolah minggu sudah dibentuk, dan pembentukannya sudah termasuk cukup lama. Namun belakangan diprotes oleh beberapa pendeta dan guru –guru sekolah minggu, karena pengurus didalamnya tidak dedominasi gereja, bahkan parahnya pengurus guru-guru sekolah minggu itu adalah keluarga dan pembagian dana kepada guru-gur sekolah minggu tidak transparan dan terbuka, karena ada yang mendapat Rp 140.000, ada Rp.150.000, Rp200.000 dan Rp 275.000. 

“Bayangkan saja, ketuanya Suaminya (pendeta), Bendahara istrinya (pendeta), sekretaris (jemaatnya), mereka inilah mengatasnamakan guru-guru sekolah minggu se kota siantar, apa benar berorganisasi begitu,”kata salah seorang pendeta yang namanya tidak mau dipublikasikan. Lp1/t

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.