Ujian Nasional Tak Lagi Menentukan Kelulusan Siswa
Jakarta,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan
menyatakan Ujian Nasional (UN) tidak lagi menjadi penentu kelulusan
siswa. Namun demikian, UN masih menjadi salah satu syarat masuk
perguruan tinggi.
"Tidak ada istilah lulus dan tidak lulus dalam UN sekarang. Yang ada hanyalah apakah nilai UN sudah mencapai nilai kompetensi yang sudah diharapkan siswa atau belum," kata Anies saat konferensi pers di Gedung Kemendikbud, Jakarta Selatan, Jumat (23/1).
Anies menjelaskan nantinya sekolah yang berhak menentukan apakah seorang anak layak lulus atau tidak.
Keputusan Mendikbud ini akhirnya menjawab kontroversi seputar kelayakan UN jadi penentu kelulusan siswa, yang telah dikritik sejak zaman Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo. Kebijakan Ujian Nasional lantas dilanjutkan oleh zaman kepemimpinan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh. Pada masa Anies inilah, wujud UN berubah. Keputusan meluluskan ada di tangan sekolah.
"Kami serahkan ke sekolah untuk melakukan penilaian secara menyeluruh," kata Anies.
Dengan begitu, Anies mengatakan siswa akan dapat melihat UN sebagai proses pembelajaran dan bukan semata-mata syarat kelulusan yang menakutkan. UN dalam hal ini menjadi alat ukur pemetaan pendidikan di Indonesia.
Ujian Nasional rencananya akan diadakan pada 13 hingga 15 April untuk level Sekolah Menengah Atas/Sederajat. Untuk pengumuman kelulusan dilakukan pada 18 Mei 2015.
Sementara itu, UN untuk Sekolah Menengah Pertama/Sederajat akan dilaksanakan pada 4 hingga 6 Mei 2015. Pengumumannya dilakukan pada 10 Juni 2015.
Lebih jauh lagi, Anies mengatakan ada dua lembar hasil UN yang akan diterima siswa nantinya. Lembar pertama berisi angka hasil UN. Sedangkan, lembar kedua berisi deskripsi dari penilaian tersebut.
Kemudian, untuk penilaiannya akan dikategorikan ke dalam empat level yang berbeda, yakni sangat baik, baik, cukup, dan kurang.
"Nantinya tiap mata pelajaran ada deskripsinya. Misalnya, nilai Fisika baik, itu artinya kemampuan siswa sudah sampai mana. Nanti dijelaskan di lembar itu," kata Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud Nizam.
UN 2015 akan diikuti oleh 7,3 juta peserta, mencakup 3.773.372 siswa SMP, 1.632.757 siswa SMA, 1.171.907 siswa SMK, serta 632.214 siswa kesetaraan. UN mencakup rentang geografis dari SMP Negeri 1 Sabang di desa Cot Bau, Sabang, hingga ke SMP 2 Merauke di desa Kelapa Lima, Merauke.
Sebanyak 35 juta eksemplar naskah UN akan didistribusikan ke lebih dari 70 ribu sekolah yang terdiri dari 50.515 SMP, 10.362 SMK, dan 18.552 SMA/MA.
"Tiap kelas ada lima paket soal. Soal biaya untuk UN, anggarannya adalah Rp 80 ribu per siswa," kata Anies.CNN/t
"Tidak ada istilah lulus dan tidak lulus dalam UN sekarang. Yang ada hanyalah apakah nilai UN sudah mencapai nilai kompetensi yang sudah diharapkan siswa atau belum," kata Anies saat konferensi pers di Gedung Kemendikbud, Jakarta Selatan, Jumat (23/1).
Anies menjelaskan nantinya sekolah yang berhak menentukan apakah seorang anak layak lulus atau tidak.
Keputusan Mendikbud ini akhirnya menjawab kontroversi seputar kelayakan UN jadi penentu kelulusan siswa, yang telah dikritik sejak zaman Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo. Kebijakan Ujian Nasional lantas dilanjutkan oleh zaman kepemimpinan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh. Pada masa Anies inilah, wujud UN berubah. Keputusan meluluskan ada di tangan sekolah.
"Kami serahkan ke sekolah untuk melakukan penilaian secara menyeluruh," kata Anies.
Dengan begitu, Anies mengatakan siswa akan dapat melihat UN sebagai proses pembelajaran dan bukan semata-mata syarat kelulusan yang menakutkan. UN dalam hal ini menjadi alat ukur pemetaan pendidikan di Indonesia.
Ujian Nasional rencananya akan diadakan pada 13 hingga 15 April untuk level Sekolah Menengah Atas/Sederajat. Untuk pengumuman kelulusan dilakukan pada 18 Mei 2015.
Sementara itu, UN untuk Sekolah Menengah Pertama/Sederajat akan dilaksanakan pada 4 hingga 6 Mei 2015. Pengumumannya dilakukan pada 10 Juni 2015.
Lebih jauh lagi, Anies mengatakan ada dua lembar hasil UN yang akan diterima siswa nantinya. Lembar pertama berisi angka hasil UN. Sedangkan, lembar kedua berisi deskripsi dari penilaian tersebut.
Kemudian, untuk penilaiannya akan dikategorikan ke dalam empat level yang berbeda, yakni sangat baik, baik, cukup, dan kurang.
"Nantinya tiap mata pelajaran ada deskripsinya. Misalnya, nilai Fisika baik, itu artinya kemampuan siswa sudah sampai mana. Nanti dijelaskan di lembar itu," kata Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud Nizam.
UN 2015 akan diikuti oleh 7,3 juta peserta, mencakup 3.773.372 siswa SMP, 1.632.757 siswa SMA, 1.171.907 siswa SMK, serta 632.214 siswa kesetaraan. UN mencakup rentang geografis dari SMP Negeri 1 Sabang di desa Cot Bau, Sabang, hingga ke SMP 2 Merauke di desa Kelapa Lima, Merauke.
Sebanyak 35 juta eksemplar naskah UN akan didistribusikan ke lebih dari 70 ribu sekolah yang terdiri dari 50.515 SMP, 10.362 SMK, dan 18.552 SMA/MA.
"Tiap kelas ada lima paket soal. Soal biaya untuk UN, anggarannya adalah Rp 80 ribu per siswa," kata Anies.CNN/t
Tidak ada komentar