Didanai Mahasiswa FKIP HKBP Nommensen, Penerima ISPI Awards Harus Malu
LINTAS
PUBLIK - SIANTAR, Jika benar tidak ada bantuan dari Wakil
Wali Kota Siantar, Koni Ismail Siregar, selaku salah seorang penerima ISPI Awards
Siantar – Simalungun, maka penerima penghargaan tersebut harusnya malu.
Sementara Koni Ismail Siregar saat diminta
tanggapannya via ponsel, Kamis (12/2/2015), tidak menjawab panggilan Lintas
Publik dan saat dilayangkan pesan singkat, Koni mengaku lagi sibuk.tim
Masalahnya,
seminar itu seakan mengorbankan peserta seminar semata, khususnya mahasiswa
FKIP HKBP Nommensen Siantar yang “diarahkan”
membeli tiket Rp80.000 per mahasiswa.
Hal
itu disampaikan mahasiswa FKIP HKBP Nommensen Siantar, menanggapi ucapan Marolop
Panjaitan yang meniadakan “bantuan” Wakil
Wali Kota Siantar, Koni Ismail Siregar untuk mensukseskan seminar nasional jurnal
ilmiah dan penganugerahan ISPI Awards yang diprakarsai Ikatan Sarjana
Pendidikan Indonesia (ISPI) Siantar – Simalungun, Selasa (3/2/2015), di Balai
Rahmat Siantar.
Koni Ismail Siregar saat menerima ISPI Award (atas), Tiket mengikuti seminar Rp.80.000 per mahasiswa. Photo/LP |
Padahal,
kata mahasiswa yang minta namanya tidak dipublikasikan ini, saat itu Koni
begitu semangat mengaku sebagai penasehat ISPI, sehingga tidak masuk akal jika
Koni tidak punya partisipasi untuk mensukseskan seminar tersebut.
“Ucapan
Pak Marolop itu penuh teka – teki lah bang dan kita harapkan ada klarifikasi
langsung dari Pak Koni. Kan tidak masuk akal tidak ada bantuan Pak Koni,”kata
mahasiswa ini heran.
Dia
mengaku yakin dengan pemberitaan Lintas Publik, apalagi data dan fakta yang
ditunjukkan sesuai dengan dilapangan. “Memang kami dirugikan kok. Seminar apa
seperti itu, tempatnya tidak cocok, kursinya terbatas, dan mahasiswa dibuat
macam panitia,”ujarnya.
Mahasiswa
ini meminta para penerima ISPI Awards mengembalikan penghargaan itu karena
tanpa disadari telah melukai hati mahasiswa.
“Mungkin
bapak dan ibu penerima ISPI Awards itu tidak tahu kalau mahasiswa jadi korban.
Dan kalau boleh uang seminar itu dikembalikan jugalah,”ujarnya.
Inilah
komentar Marolop Panjaitan menanggapi berita Lintas Publik dijejaring sosial
alias Facebook. (Marolop Panjaitan "Marolop Bilang Didanai Koni" =
"BULLSHIT". I NEVER SAY IT).
Parahnya
lagi, Marolop juga menuding berita Lintas Publik sebagai berita sampah atau
Rubish News.
Tidak ada komentar