Kabarnya, Mahasiswa FKIP HKBP Nommensen Siantar Akan Unjuk Rasa
LINTAS PUBLIK - SIANTAR, Karena merasa dirugikan dan dibodoh
- bodohi, mahasiswa FKIP HKBP Nommensen kota Siantar, berencana akan menggelar
aksi unjuk rasa. Aksi tersebut akan digelar usai masa libur selesai,
diperkirakan minggu pertama Maret 2015 mendatang.
Informasi yang dihimpun Lintas Publik,
Sabtu (21/2/2015), setidaknya ada 3 tuntutan yang akan disampaikan para
mahasiswa, yaitu, menuntut pengembalian uang seminar nasional sebesar Rp80.000
per mahasiswa kepada dosen yang terlibat menjalankan tiket seminar Ikatan
Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Siantar – Simalungun tersebut.
Ilustrasi demo (atas), Tiket Seminar ISPI harga Rp 80.000 untuk mahasiswa. |
Kemudian mendesak pihak Fungsionaris Kampus
(Dekan,red) agar memecat seluruh dosen yang terlibat dalam seminar itu dan
ketiga, meminta Dekan agar menciptakan kampus yang nyaman dari segala bentuk
pungutan liar (pungli), sehingga tidak ada lagi praktek komersil dilingkungan
kampus.
Beredarnya kabar aksi unjuk rasa ini telah
meluas dikalangan mahasiswa, bahkan sampai ketelinga para senior. Seperti
diberitakan sebelumnya, para mahasiswa mengaku rugi mengikuti seminar nasional
yang diprakarsai ISPI kemarin. Menurut sumber yang enggan namanya dipublikasi,
mereka (mahasiswa,red) “diarahkan” oleh dosen mereka untuk membeli tiket
seminar tersebut dan bahkan ada bahasa tidak lulus (TL) mata kuliah yang
dikontrak oleh mahasiswa bersangkutan, jika tidak ikut seminar itu. Tidak hanya
itu, dosen yang terlibat juga “memperalat” mahasiswa agar tiket tersebut laris
manis.
“Ada
mahasiswa yang langsung dihunjuk menjual tiket dikelas dan katanya seminar ini
berkaitan tugas dan kalau tidak ikut bisa tidak lulus mata kuliah dari oknum
dosen itu,”ujar mahasiswa ini tanpa menyebut nama dosen yang dimaksud. Masih
katanya, karena mahasiswa takut “dipersulit” dosen itu, maka mau tidak mau
mereka pun membeli tiket seminar itu seharga Rp80.000 per mahasiswa.
“Banyak juga yang membeli tiket tapi pada hari
“H” kegiatan tidak ikut bang. Yang penting nama mereka dicatat sebagai pembeli
tiket seminar. Dan lagian mahasiswa yang ikut banyakan mahasiswa semester
baru,”ujarnya. Lanjutnya, pelaksanaan seminar itu jelas sangat merugikan
mahasiswa karena banyak yang terlantar tidak dapat kursi, lokasi seminar yang
tidak layak untuk tempat seminar dan adanya dugaan kampanye terselubung dalam
acara seminar itu.
“Memang pas yang diberitakan Lintas Publik
itu bang, memang tidak jelas panitianya. Makanya jadi mahasiswa yang ikut capek
membagi konsumsi, padahal mereka sudah bayar mahal untuk acara itu. Dan
lokasinya, cocoknya untuk kampanye,”ujarnya. Menurutnya, sangatlah wajar jika
mahasiswa marah dan meminta uangnya dikembalikan karena seminar itu memang
penuh teka – teki. “Pokoknya kita dukung kalau ada aksi nantinya, biar kampus
bebas dari dosen rakus uang,”ujarnya.Tim
Tidak ada komentar