Orang Tak Miskin Bisa Jatuh Miskin karena Sakit
LINTAS PUBLIK -JAKARTA,
Tak sedikit fakta bahwa orang
kaya pun kalau sakit kitis bisa jatuh miskin. Banyak kisah yang
terjadi di tengah masyarakat.
Anggota
DPRD DKI Jakarta, Sereida Tambunan menuturkan kisah pilu yang dialami
oleh Asih Setya Ningrum, warga Warakas, Jakarta Utara. Saat ibunya
sakit, keluarganya mengeluarkan biaya hingga ratusan juta. Awalnya,
ibunya dirawat di RS Islam, kemudian di RS Purimedika.
Mirisnya,
meski keluar uang banyak, nyawa ibunya tak bisa diselamatkan. Lebih
miris lagi, kepergian ibunya meninggalkan beban utang Rp 89 juta
lebih ke rumah sakit.
Sereida Tambunan |
Dalam
sebuah surat pernyataan bermaterai, keluarga pasien dipaksa menyicil
3 kali. Padahal, saat ibunya sakit, rumah mereka sudah digadaikan.
Kalau keluarga pasien tidak menyicil, mereka siap dituntut pidana.
Kasus-kasus
seperti ini banyak yang tak muncul ke permukaan. Keluarga pasien yang
awalnya dianggap mampu membayar biaya pengobatan umum, ternyata harus
benar-benar jatuh miskin. Seperti keluarga Asih Setya Ningrum,
setidaknya mereka harus menyicil sekitar Rp 30 juta/bulan. Padahal,
untuk biaya hidup Rp 5 juta per bulan pun, sering mereka tak mampu,
meskipun ayahnya seorang ketua RW.
Asih
Setya Nungrum kini pasrah saja diseret ke pengadilan oleh pihak rumah
sakit. "Kalau sampai dia dan keluarganya diseret ke pengadilan,
kami akan turun tangan menuntut rumah sakit itu," kata Ketua
Bidang Kesehatan DPD PDIP tersebut.
Padahal,
dalam kondisi seperti ini, pihak rumah sakit sejak awal harus
berinisiatif mengarahkan pasien ke perawatan kelas III. Tak ada
ruginya buat rumah sakit, jika merawat pasien yang didanai oleh
pemerintah.
"Siapa
bilang rumah sakit yang menyediakan banyak ruangan kelas III akan
jatuh miskin? Ada fakta yang belum dilihat secara jernih oleh para
pengelola rumah sakit. Mereka memandang pasien-pasien kelas III tak
akan membawa keuntungan bagi rumah sakit. Karena itu, kerap kali
mereka memusuhi relawan yang membawa pasien kelas III," katanya.
Nyatanya,
beberapa rumah sakit menikmati keuntungan yang tak sedikit dari
pasien-pasien kelas III. Contohnya RS
Kartika, Pulomas dan RS Fatmawati, malah makin kaya karena
menyediakan banyak ruang perawatan kelas III.
Sebelumnya,
RS Kartika sepi, karena khusus untuk pasien elite. Setelah menerima
pasien Kelas III, malah berkembang pesat. Mereka membuka kerja sama
dengan relawan membawa pasien-pasien pemegang kartu sehat. Biaya
pengobatan pasien-pasien kelas III toh akan dibayar oleh pemerintah.SP/t
Tidak ada komentar