Peranan Pers Sangat Dibutuhkan, Hadapi MEA
Mengangkat tema tersebut, Ketua Dewan Pers Indonesia, Bagir Manan mengatakan, pers di Indonesia harus mencatat dan mengingatkan kepada masyarakat tujuan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN ini. Ia mengatakan, jangan sampai, bagi rakyat Indonesia, Masyarakat Ekonomi ASEAN jadi sekedar tempat menemukan pemasaran yang luas, menanam modal secara mudah dengan laba tidak terbatas yang kemudian hanya akan dinikmati masyarakat pemodal.
"Jangan sampai masyarakat Indonesia sekedar menjadi sumber tenaga melimpah dan murah. Jangan sampai juga terjadi eksploitasi atas segala potensi dan kekayaan bangsa sehingga tidak memberi manfaat bagi masyarakat Indonesia," katanya.
Ia menuturkan, yang tak kalah penting adalah kesiapan dari Indonesia sendiri untuk memperoleh manfaat atas kerja sama di kegiatan Masyarakat Ekonomi ASEAN ini. Menurutnya, hal tersebut menjadi aspek lain yang dikerjakan pers nasional dengan ikut menumbuhkan suasana dan usaha yang mendorong rakyat Indonesia bersiap menghadapinya.
"Pers Indonesia harus senantiasa menggiatkan agar para pelaku politik dan kenegaraan kita berhenti bergaduh dari persoalan kekuasaan demi menghadapi ini sehingga pers tidak menjadi terompet apalagi bagian dari kegaduhan itu," pungkasnya.
Konvensi Media Massa ini pun dihadiri oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pujiastuti yang menjadi salah satu pembicara. Pada kesempatan itu, Susi menyampaikan, dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, Indonesia harus menjadi partisipan yang aktif dan bersikap untuk menjual. Terutamanya dalam ekonomi maritim.
"Saya ingin Indonesia jadi partisipan aktif. Jadi kita yang menjual. Dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN, kita ingin dapat benefit yang sebesar-besarnya bukan cuma pasar saja, tapi juga jadi pemain aktif. Kita tidak cuma jadi tujuan," kata Susi.
Terlebih dengan beberapa kebijakan yang sudah dilakukannya untuk memperkuat ekonomi kemaritiman Indonesia. Diantaranya untuk mencegah illegah fishing, menenggelamkan kapal pencuri ikan, dan beberapa kebijakan lainnya yang memunculkan pro dan kontra di masyarakat.
"Pers harus pandai-pandai dan menjadi mediator dari semua policy dan regulasi untuk membangun ekonomi Indonesia," katanya.
Pihaknya pun berharap, dengan HPN 2015 ini seluruh departemen kementerian di Indonesia bisa menjadi lebih transparan. Pasalnya, menurutnya, publik sangat baik untuk menjadi partisipan aktif untuk menjadi auditor. Apalagi, publik sangat kritis dan media memberikan satu guideline serta membuka publik untuk partisipasi sumbangkan saran.
Konvensi Media Massa yang digelar di Hotel Harmoni One, Batam, ini dibuka langsung oleh Gubernur Provinsi Kepri, Muhammad Sani. Ia menyampaikan, sedikit-banyaknya pelaksanaan HPN di wilayahnya ini memberikan banyak hak hal kepada jajaran Pemprov Kepri. Terlebih hal ini sangat mendongkrak dari segi pembangunan provinsi ini.
"Saya sangat berharap konvensi ini jadi sesuatu yang bisa dijadikan referensi dalam membangun Provinsi Kepri. Ini suatu promosi yang luar biasa bagi Kepri," ujar Sani saat membuka acara.
Ia mengatakan, melalui peranan pers justru akan lebih maju. Pihaknya pun mengaku sangat tertolong dengan kritik-kritik yang diberikan oleh para wartawan, tetapi kritik yang beretika yang benar-benar menolongnya.
Konvensi Media Massa ini merupakan salah satu rangkaian acara utama dalam gelaran Hari Pers Nasional (HPN) 2015 yang diselenggarakan di Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Konvensi ini dihadiri oleh hampir seluruh kalangan media nasional dan lokal.
Puncak acara HPN 2015 sendiri akan berlangsung pada tanggal 9 Februari 2015. Rencananya, puncak acara ini akan dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Sedianya acara ini dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), namun Jokowi tidak bisa hadir karena bertepatan dengan kunjungan kenegaraan ke beberapa negara di ASEAN.SP/t
Tidak ada komentar