Soal Tuntutan Mahasiswa FKIP HKBP Nommensen, ISPI Pilih “Bungkam”
LINTAS PUBLIK – SIANTAR, Pengembalian uang yang dituntut mahasiswa/i FKIP HKBP
Nommensen Siantar, kelihatannya mentok alias tidak akan terealisasi.
Masalahnya, pihak Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Siantar – Simalungun, selaku penyelenggara acara seminar nasional yang dikeluhkan peserta itu, memilih “bungkam” alias tidak punya sikap.
Baik panggilan maupun pesan singkat yang dilayangkan Lintas Publik terhadap salah seorang penanggungjawab ISPI, Rudiarman Purba MPd (Sekretaris ISPI Siantar – Simalungun), tidak berbalas alias didiamkan.
Seperti diberitakan sebelumnya, para peserta seminar khususnya mahasiswa/i FKIP HKBP Nommensen Siantar, menuntut uang mereka agar dikembalikan oleh panitia seminar nasional yang digagasi Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Siantar – Simalungun.
Masalahnya, para peserta menilai kegiatan itu tidak layak disebut seminar, mengingat lokasinya sangat terbuka dan banyak peserta yang tidak dapat kursi, sehingga apa yang disampaikan pembicara susah ditangkap.
Parahnya lagi, beberapa mahasiswi yang sudah bayar mahal malah dibuat repot, seperti disuruh membagikan snack (makanan ringan) dan nasi kepada peserta. Sehingga, mahasiswa tersebut tidak bisa mengikuti jalannya seminar dengan baik.tim
Masalahnya, pihak Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Siantar – Simalungun, selaku penyelenggara acara seminar nasional yang dikeluhkan peserta itu, memilih “bungkam” alias tidak punya sikap.
Hal itu diperlihatkan pihak ISPI
saat dikonfirmasi Lintas Publik Online
via ponsel, Rabu (11/2) terkait apa yang dikeluhkan dan dituntut mahasiswa
tersebut.
Mahasiswa saat mengikuti seminar ISPI, harus rela duduk dilantai tangga tempat hiburan Taman Hewan di balai Rahmat Shah kota Siantar. |
Baik panggilan maupun pesan singkat yang dilayangkan Lintas Publik terhadap salah seorang penanggungjawab ISPI, Rudiarman Purba MPd (Sekretaris ISPI Siantar – Simalungun), tidak berbalas alias didiamkan.
Seperti diberitakan sebelumnya, para peserta seminar khususnya mahasiswa/i FKIP HKBP Nommensen Siantar, menuntut uang mereka agar dikembalikan oleh panitia seminar nasional yang digagasi Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Siantar – Simalungun.
Masalahnya, para peserta menilai kegiatan itu tidak layak disebut seminar, mengingat lokasinya sangat terbuka dan banyak peserta yang tidak dapat kursi, sehingga apa yang disampaikan pembicara susah ditangkap.
Parahnya lagi, beberapa mahasiswi yang sudah bayar mahal malah dibuat repot, seperti disuruh membagikan snack (makanan ringan) dan nasi kepada peserta. Sehingga, mahasiswa tersebut tidak bisa mengikuti jalannya seminar dengan baik.tim
Tidak ada komentar