Tidak Ada Dendam, Hanya Merasa Gagal Mendidik
LINTAS PUBLIK – SIANTAR, Air susu dibalas air tuba. Peribahasa itu sangat layak dialamatkan kepada Marolop Panjaitan dan Rudiarman Purba, yang akhir – akhir ini mendadak ‘terkenal’ karena berhasil meraup keuntungan yang lumayan fantastis dari mahasiswa FKIP HKBP Nommensen Siantar dengan modus acara seminar.
Bahkan sudah dikasih hati, kedua dosen FKIP
HKBP Nommensen Siantar ini, malah meminta jantung. Harusnya, baik Marolop
maupun Rudiarman harus bersyukur kepada Tuhan karena telah diberikan kesempatan
untuk mengabdi sebagai tenaga dosen dan harusnya menyayangi tanggungjawab yang
diamanahkan kepada mereka.
DR. Tagor Pangaribuan |
Benar – benar miris. Sudah diajari dengan
baik sewaktu kuliah di FKIP HKBP Nommensen Siantar, namun Marolop dan Rudiarman
seakan mengabaikan kebaikan dosennya. Hal itu terlihat dari sikap Marolop
Panjaitan dan Rudiarman Purba yang “menyerang” dosen mereka, Dr Tagor
Pangaribuan MPd dan Dra Reina Sipahutar MPd. Oleh keduanya, nekat meminta
kepada mantan Rektor, Dr. Ir. Jongkers Tampubolon agar mengembalikan Dr. Tagor
Pangaribuan dan Dra Reina Sipahutar MPd ke Kopertis Wilayah I Medan.
“Serangan” yang diperlihatkan Marolop dan
Rudiarman itu hanya gara – gara tidak terima dipecat oleh Dr Tagor Pangaribuan
yang saat itu menjabat Dekan FKIP HKBP Nommensen Siantar. Lalu, apakah salah
seorang Dr Tagor menindak dosennya yang tidak berpihak kepada mahasiswa ???
Meski Dr Tagor dan istrinya, Dra Reina, tidak menjawab pertanyaan itu, namun
Marolop dan Rudiarman telah menjawabnya.
Keduanya (Marolop dan Rudiarman,red)
kembali terjebak pada lobang yang sama, yaitu, sebuah acara seminar nasional
yang ujung – ujungnya merugikan mahasiswa. Lagi – lagi, kedua dosen ini harus
berhadapan dengan sanksi tegas yang diberikan Dekan, Dr Binur Panjaitan. Ketika
Lintas Publik Online menemui Dr Tagor
Pangaribuan, Senin (23/2/2015), di FKIP HKBP Nommensen Siantar, jalan
Sangnaualuh Siantar, sedikit pun tidak terlihat rasa dendam di wajah Dr Tagor
Pangaribuan.
“Kalau saya dilempar batu, apakah saya harus
lempar pakai batu juga? Tapi lempar lah pakai pisang,”ujarnya, ketika diminta
tanggapanya soal tindakan Marolop Panjaitan dan Rudiarman Purba yang pernah
“menyerangnya”. Dengan jawaban sederhana, Tagor mengaku telah gagal mendidik
eks mahasiswanya itu (Marolop dan Rudiarman,red).
Tidak ada komentar