Header Ads

Honorer Pengadilan Agama Simalungun Kritis Diduga Dianiaya Keluarga TNI

LINTAS PUBLIK - SIANTAR,  Feri Budiman Daulay (34 tahun), seorang pegawai honorer di Pengadilan Agama Simalungun babak belur setelah dipukuli oleh satu keluarga di Jalan Medan, Pematangsiantar. Ia kini menjalani perawatan intensif di RS Tentara Pematangsiantar.

Saat ditemui Minggu (15/3/2015), Feri menceritakan apa yang menimpanya. Ia mengatakan, bahwa pelakunya diduga anggota Batalyon Infanteri (Yonif) 126/KC Kisaran, Sertu Jevi Rahman Siahaan (27 tahun), beserta para anggota keluarganya. Ia mengaku dikeroyok dengan cara disekap oleh para pelaku.

Awalnya, ia menghadiri pesta pernikahan Sertu Jevi Rahman Siahaan di Jalan Medan, Sabtu siang. Ia datang bersama dua rekannya, Dedi Wijaya (34) dan Ardiansyah Simanjuntak (34), yang juga ikut disekap dan dipukuli. Saat datang ke pesta pernikahan itu, mereka sengaja memotret pengantin pria, yang tak lain adalah Sertu Jevi. Ia ingin memastikan apakah Sertu Jevi benar ditahan oleh kesatuannya sebagaimana mestinya, atau diberi kesempatan melangsungkan pernikahan.
Korban pemukulan keluarga TNI/Tribun.

Aksi Feri dan dua rekannya memotret Sertu Jevi dilatarbelakangi oleh adanya pengingkaran dari Sertu Jevi kepada pihak keluarganya.

Sertu Jevi awalnya telah berjanji akan menikahi keponakannya, Sartika Sinaga (24), pada tahun 2011 melalui surat pernyataan. Dalam surat pernyataan tersebut, Jevi dan Sartika akan dinikahkan dalam tempo waktu tiga tahun. Apabila ada yang melanggar perjanjian, tulis surat pernyataan tersebut, akan dituntut sesuai dengan hukum yang berlaku.

Sertu Jevi nyatanya ingkar, dan malah menikah dengan perempuan lain. Karena ingkar, pihak keluarga Sartika ingin Sertu Jevi ditahan.

Oleh pihak korps tempat dimana Sertu Jevi bertugas, dikatakan bahwa Sertu Jevi telah ditahan sesuai permintaan keluarga Sartika. Karena tak percaya dengan pengakuan pihak Yonif 126, Feri yang merupakan paman Sartika, bersama dua rekannya, pun mendatangi lokasi pernikahan Sertu Jevi untuk memastikan apakah Sertu Jevi benar ditahan atau tidak. Begitu tiba di lokasi resepsi, ia mendapati Sertu Jevi sedang di pelaminan bersama mempelai wanita dan menyalami para tamu.

Begitu berhasil memotret Sertu Jevi, ia dan dua rekannya pulang. Namun, ia dicegat oleh para anggota keluarga Sertu Jevi dan kemudian disekap.

"Dia lagi di pelaminan menyalami tamu. Pake pakaian adat warna kuning gitu dia. Begitu difoto, adiknya nampak. Terus melaporlah mungkin. Begitu kami mau pulang, ditarik kami. Semua keluarganya sekitar 7 orang ikut. Laki, perempuan, campur. Pake pakaian batik semua. Belum sempat naik ke mobil kami. Pertama kami ditaruk di dapur. Langsung diikat kami. Kaki, tangan kami diikat. Dipukuli kami tiga-tiga pake lumpang. Didudukkan di lantai kami," ujar Feri, dengan suara lirih karena kondisinya kritis.

Menurut Feri, keluarga Sertu Jevi yang paling berperan dalam menghajarnya adalah ayah Jevi, Joni Siahaan, dan abangnya Dedi Siahaan.

"Si Jevi, pengantinnya sampe buka baju ikut mukuli. Dialah yang paling ngeri mukuli. Di dapur itu kami dipukuli. Sebentar-sebentar orang itu ke depan mantau situasi," katanya.
Feri meneruskan, usai digimbali di dapur, ia bersama rekannya Ian kemudian disekap di kandang bebek sejak pukul 14.00 WIB.

"Gak lama kami dua orang, aku sama Ian dipindakan ke kandang bebek. Di situ kami digimbali lagi. Dipukuli lagi.

Memang niat mau bunuh orang itu. Abis maghrib rencana orang itu kami mau dimasukkan ke goni. Mau dicampakkan ke sungai kami," katanya.

Feri melanjutkan, pada pukul 18.00 WIB, ia berhasil kabur dan melarikan diri. Namun sial, ia kembali ditangkap tetangga Sertu Jevi, dan kembali disekap.

"Saya sendiri kabur jam 6. Saya panjat seng. Jerit-jerit saya di seng. Rame massa keluar. Bukannya malah ditolongin, malah dimassa saya sama warga sekitar. Diikat lagi sama keluarga si Jevi. Tapi bukan di kandang bebek itu lagi, di rumah Jarak 3 rumah dari rumah si Jevi. Yang dua lagi kawan saya itu digabungkan sama saya," katanya.

Feri mengaku nyawanya dan nyawa dua rekannya selamat berkat datangnya pihak kepolisian dari Polsek Serbelawan.

"Sekitar jam 20.30 WIB gitu, datanglah orang Polsek Serbelawan. Sampelah kami ke Polsek. Kami diamankan. Dan setelah kami ke polsek. Kalau gak datang orang polsek udah gak selamatlah kami," ujarnya.

Adapun kini, kondisi Feri cukup parah. Telinga bengkak karena sempat berdarah, badan dan wajahnya juga memar dan berdarah.Trbn/t

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.