Minta Cerai, Guru Karate Banting dan Cekik Isteri
LINTAS PUBLIK - MEDAN - Julina (38) warga Jl Samosir No.16, Medan Barat,Medan,
Sumut, mengaku trauma dan makin mantap untuk menggugat cerai suaminya,
Dayang Sudarwi. Pasalnya, menurut Julina, Sudarwi yang merupakan guru
dojo karate di kawasan Jl Cik Di Tiro, Medan, ini sering berlaku kasar. Paling anyar, ia dibanting dan dicekik.
"Saya sampai sesak nafas. Seperti mau mati rasanya. Untung ada orang yang lihat kejadian itu dan menolong saya. Kalau tidak mungkin saya sudah mati," katanya pada Tribun, Minggu (23/03/2015) sore.
Menurut Julina, Sudarwi kalap setelah ia, untuk kali kesekian, menuntut cerai.
"Saya memang sudah tidak tahan lagi. Siapa yang sabar kalau nyaris tiap hari diperlakukan kasar. Dipukuli. Abang tahulah bagaimana pukulan guru karate," sebutnya.
Pertengkaran-pertengkaran mereka, imbuh Julina, sering berujung pada ancaman Sudarwi. "Dia mengancam mau bunuh saya dan juga kawan saya, namanya Nagarni. Saya sering cerita-cerita ke dia. Mungkin karena itu dia juga diancam," katanya.
Julina sengaja menemui Sudarwi saat sedang memberi latihan karate. Pikirnya, di hadapan murid-muridnya, Sudarwi akan sungkan berbuat kasar. Ia keliru. Sudarwi justru meledak.
"Di depan murid-muridnya, dia piting (cekik) saya. Sudah itu, saya dibantingnya ke lantai. Sesak dada saya. Tak bisa bernafas," ucapnya.
Sudarwi yang kalap belum berhenti. Ia terus menyerang Julina. Murid-muridnya, tidak satupun berani bereaksi. Beruntung bagi Julina, ribut-ribut ini didengar oleh warga sekitar.
"Warga datang ke lokasi dan berusaha memisah. Saat dia melepaskan saya, langsung saya lari dan lapor polisi," ucap Julina.
Penganiayaan yang dilakukan Sudarwi telah dilaporkan Julina ke Polsekta Medan Baru sesuai bukti lapor No.STTLP/234/II/SPKT SEK MDN BARU.Trbn/t
"Saya sampai sesak nafas. Seperti mau mati rasanya. Untung ada orang yang lihat kejadian itu dan menolong saya. Kalau tidak mungkin saya sudah mati," katanya pada Tribun, Minggu (23/03/2015) sore.
Menurut Julina, Sudarwi kalap setelah ia, untuk kali kesekian, menuntut cerai.
"Saya memang sudah tidak tahan lagi. Siapa yang sabar kalau nyaris tiap hari diperlakukan kasar. Dipukuli. Abang tahulah bagaimana pukulan guru karate," sebutnya.
ilustrasi karate |
Pertengkaran-pertengkaran mereka, imbuh Julina, sering berujung pada ancaman Sudarwi. "Dia mengancam mau bunuh saya dan juga kawan saya, namanya Nagarni. Saya sering cerita-cerita ke dia. Mungkin karena itu dia juga diancam," katanya.
Julina sengaja menemui Sudarwi saat sedang memberi latihan karate. Pikirnya, di hadapan murid-muridnya, Sudarwi akan sungkan berbuat kasar. Ia keliru. Sudarwi justru meledak.
"Di depan murid-muridnya, dia piting (cekik) saya. Sudah itu, saya dibantingnya ke lantai. Sesak dada saya. Tak bisa bernafas," ucapnya.
Sudarwi yang kalap belum berhenti. Ia terus menyerang Julina. Murid-muridnya, tidak satupun berani bereaksi. Beruntung bagi Julina, ribut-ribut ini didengar oleh warga sekitar.
"Warga datang ke lokasi dan berusaha memisah. Saat dia melepaskan saya, langsung saya lari dan lapor polisi," ucap Julina.
Penganiayaan yang dilakukan Sudarwi telah dilaporkan Julina ke Polsekta Medan Baru sesuai bukti lapor No.STTLP/234/II/SPKT SEK MDN BARU.Trbn/t
Tidak ada komentar