Reses Frans Bungaran, Dari Narkoba,Pekuburan Mahal,Sampai Banjir
LINTAS PUBLIK – SIANTAR, Permasalahan
banjir,narkoba, jalan rusak, sulitnya mendapatkan BPJS,lampu jalan, elpiji
langka dan pekuburan mahal menjadi masalah utama yang dialami warga Kelurahan
Kahean Kecamatan Siantar Utara.
Semua permasalahan itu terungkap ketika anggota
DPRD Frans Bungaran Sitanggang yang duduk dari dapil II melaksanakan Reses
kunjungan kerja .
“Bapak dewan terhormat, banyak para lansia
di kelurahan ini yang sakit-sakitan.Untuk berobat, para lansia tidak memiliki
duit. Setahu saya, ada program pemerintah membantu masyarakat miskin baik kartu
sehat, kartu sejahtera dan kartu pintar. Namun itu semua tidak saya miliki,’sebut
S. Marbun menanyakan kepada Frans Bungaran Sitanggang,Rabu (25/03/2015).
Bukan hanya itu, Bapak Marbun ini juga
menyoroti tentang tempat kuburan, dimana dirinya sangat was-was bilamana
meninggal tidak memiliki tempat.Biaya untuk pemakaman yang sangat-sangat
mencekik leher bagi masyarakat miskin.
“Boasa naeng mate pe hita ikkon mambayar Rp.
10 juta,halak na miskin do hami bapak. Tolong dokkon tu Pemerintah, unang jo
lojai hami na miskin on (kenapa kalau mau mati pun kita harus membayar 10
juta,padahal orang miskinnya kami. Tolong dibilangkan kepada Pemerintah kenapa
bisa seperti itu,janganlah Pemerintah membuat capek orang miskin ini),”Ungkap Marbun yang telah berumur 70 tahun lebih.
Permasalahan genting yang juga dialami
warga, bahwa Kelurahan kahean merupkan basis narkoba, dimana banyak para
pendatang dari daerah lain menjadikan kelurahan kahen tempat transaksi maupun
memakai narkoba .
Seperti penuturan marga tambunan kepada
Frans, bahwsanya pendatang lain menganggap kelurahan Kahean tempat yang sangat
aman dan tidak terjangkau oleh aparat penegak hukum.
“Sudah berulang kali, warga menyurati
kelurahan maupun kepolisian tentang aktivitas narkoba. Tapi jarang ada yang
tertangkap. Karena narkoba itu, oppung-oppung pun tidak bisa tidur. Banyak
pemuda yang kumpul-kumpul dan bahkan 2 bulan ini aksi begal terjadi di jalan
Damar,”Jelas pria yang sempat BHL di Polresta Pematangsiantar.
Dalam reses tersebut, juga menyoroti, sulitnya
mendapatkan gas elpiji sebagai bahan bakar untuk memasak.
“Nunga dua harion dang magalopa au, alana
dang adong Gas elpiji. Songgon dia mai bapak dewan (sudah 2 hari aku tidak
memasak karena Gas tidak ada.Bagaimana lah itu bapak dewan),”tutur oppung br
Parapat dengan kesal mengeluhkannya kepada anggota DPRD kota Siantar itu.
Frans sebagai anggota DPRD bercerita, bahwa kelurahan Kahean merupakan tempat lahir
dan tempat tinggal orang tuanya. Sehingga akan mencoba mencari solusi terhadap
permasalahan yang dihadapi warga . Dirinya menyampaikan, soal pekuburan mahal
dan kekuatiran tidak ada lahan, pihaknya telah memanggil Dinas Sosial untuk
mengupayakan penambahan lahan baru.
“Paima hamu ma amang, unang jolo mate hamu,
penting hian suara amang, tu 5 tahu
naro. Unang jo da Bapa, sada suara pe (tunggu dulu bapak,jangan langsung
maeninggal bapak,sangat penting satu suara bapak untuk lima tahun ke depan),”kata
Frans di sambut tawa masyarakat yang menghadiri reses itu.
Mengenai biaya pemakaman Rp. 10 juta, Frans
menyarankan masyarakat yang dikutip
sampai Rp. 10 juta, agar memberitahukan kepadanya. Karena dalam Peraturan Daerah,
biaya pemakaman tidak sebesar itu.
“Kasih tahu saya kalau dikutip Rp.10 juta,
pasti akan saya tindak lanjuti,”jelas Frans menyakinkan peserta reses.
Masih kata Frans lagi, soal gas elpiji yang
saat ini sulit didapat, dengan teman-teman yang ada di Komisi II telah
melakukan pemanggilan kepada para agen.Bila ada terbukti, para agen bertindak
liar, DPRD mendorong kepada Pertamina untuk melakukan pemutusan hubungan usaha.
Dalam reses juga dihadiri Dinas PU Bina Marga, Badan
Narkota Nasional dan DinasPengairan.
Dalam kesempatan itu Dinas PU Bina Marga dan Pengairan menjawab
pertanyaan seputar soal banjir yang mereka sebut genangan air. Dan dalam waktu
dekat ini,akan ada proyek drainase dan pengaspalan jalan di kelurahan kahean.
Fra/t
Tidak ada komentar