Header Ads

Hulman Bagi-Bagi Uang Di Perusda, Warga Gorilla Tak Dapat Raskin

Catatan : Franki Siburian

LINTAS PUBLIK-SIANTAR, Dua sisi yang berbeda, dimana satu sisi walikota Siantar menghambur uang, disisi lain warga siantar menderita karena tidak dapat jatah Raskin (Beras Miskin). Dimana sebenarnya keadilan itu?.

Berita sebelumnnya, warga Gorilla yang menemui DPRD kota Siantar, Selasa (7/4/2015) untuk memperjuangkan jatah beras miskin, karena mereka (Warga Gorilla) merasa jatah raskin “dipermainkan”.

Dapat dibayangkan betapa kasihannya warga Gorilla itu, hanya untuk mendapatkan Raskin saja harus berjuang mati-matian di DPRD kota Siantar, tapi siapa mau peduli ,pemerintah Siantar pun belum dapat mengatasinya. Wargapun ribut tak menentu, dan belum mendapat kepastian apa sebenarnya yang harus dilakukan.
BACA JUGA
Dalam RDP : Nggak Dapat Raskin,Terpaksa Jual Ayam

Ditempat berbeda, dengan percaya diri, dan memang memiliki kekuasaan penuh di pemerintahan kota Siantar, Hulman nampaknya tidak memberi perhatian langsung terhadap keluhan warganya ini, apalah salahnya menjumpai warga dan memberikan kebijakan, sama seperti yang dilakukan Hulman terhadap warga di Pasar Melanthon Siregar memberi saweran, pasti warga Gorilla senang dan berterimakasih.

Dua sisi yang berbeda ini menjadi dilema bagi masyarakat Siantar, kalau diberi uang katanya menjadi manusia pemalas, sudah berjuang dan bekerja tapi tak dapat uang untuk memenuhi hidup, tinggal hanya jatah Raskin satu-satunya yang diharapkan, dan itupun menjadi masalah.

Tapi yang pastinya warga Gorilla terus berjuang mendapatkan haknya, hak untuk mendapatkan Raskin, hak untuk kelangsungan Hidup sehari-hari.


Pertanyaan bagaimana kedepannya?, Nampaknya harus ada evaluasi tanggap situasi, melihat secara cepat dan tepat mengatasi sebuah masalah, khususnya masalah menyangkut hidup orang banyak, apalagi menyangkut kebutuhan sehari-hari yaitu makanan pokok, beras, gula dan lainnya.

LIHAT JUGA  Tak Dapat Raskin, Warga Gurilla Mengamuk di DPRD Siantar

Disamping Raskin, yang menjadi masalah selama ini,keberadaan atau langkanya Gas elpiji 3 kg di kota Pematangsiantar. Belum ada titik terang siapa “bermain” dibalik langkanya Gas elpiji, tapi yang pasti Gas elpiji selalu langka di pasaran, dan harganya juga bervariasi mencapai Rp.30.000 pertabungnya.

Yah, dimanakah wibawa pemerintahan kota Siantar ini, dimanakah kebijakan walikota Siantar?. Menjelang Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah ) semua calon kepala daerah mengatasnamakan suara rakyat, dan akan memperjuangkan hak rakyat, tapi rakyat yang mana di perjuangkan?, Tanya pada rumput yang bergoyang.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.