Bapak Ini Tega Memerkosa dan Membunuh Empat Anaknya
LINTAS PUBLIK - SAMARINDA, Kepolisian Resor Sungai Kunjang, Kota
Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), menangkap seorang pelaku pemerkosa dan
pembunuh anak kandungnya sendiri, pada Jumat (15/5/2015).
Pelaku bernama Sadriansyah, warga Sungai Kunjang,
yang tega membunuh empat dari enam anaknya saat masih bayi. Bahkan seorang anak
perempuannya yang berusia 15 tahun yang hidup, juga dia perkosa secara terus
menerus sejak bulan puasa tahun 2014.
Ilustrasi |
Kepada penyidik kepolisian, Sadriansyah pun
mengaku membunuh anaknya saat masih bayi. Anak pertamanya dibunuh pada tahun
1997 saat berusia satu bulan. Setahun kemudian dia pun membunuh bayinya yang
berusia dua bulan.
Di tahun 2001 dia kembali membunuh anaknya yang berusia
tiga bulan, dan tahun 2008 anaknya yang berusia empat bulan juga dibunuh.
Sedangkan anak terakhirnya masih bertahan hidup meski akhirnya mengalami
gangguan mental akibat terus disiksa oleh pelaku.
Dikatakan Kapolsek Sungai Kunjang, Kompol
Siswantoro, terungkapnya kasus ini berkat laporan anak perempuannya yang tak
tahan terus diperkosa. Polisi kemudian menangkap pelaku dan meminta keterangan
istri korban.
“Dari keterangan itu, kemudian terungkap jika
pelaku juga membunuh empat anaknya dan terus menerus memerkosa anak ke tiganya
yang masih berusia 15 tahun,” kata Siswantoro.
Sering
pukuli istri
Ditambahkannya, sebenarnya istri pelaku mengetahui
seluruh perbuatan suaminya itu. Hanya saja karena diancam dibunuh dan sering
dipukul, istri pelaku tak berani menceritakan ke orang lain.
“Para tetangga juga tak curiga dengan perbuatan
pelaku karena menganggap empat anak pasangan ini meninggal secara wajar.
Sementara anak yang sering diperkosa, tetap menjalankan rutinitas seperti
biasa,” sebutnya.
Sadriyansyah mengaku kesal tiap kali mendengar
tangisan anak-anaknya, sehingga dia membekap bahkan menenggelamkan bayi-bayinya
ke dalam drum air.
“Jadi dia kesal dengan suara tangisan
anak-anaknya. Menurut keterangan pelaku, tiga orang anaknya dia bekap dengan
menggunakan bantal, kemudian yang terakhir dia tenggelamkan kemudian dimasukkan
ke dalam mulutnya itu minyak jelantah,” ungkapnya.
Untuk mencari alat bukti, polisi melakukan olah
tempat kejadian perkara di rumah yang didiami pelaku bersama istri dan empat
anaknya. Polisi berusaha memetakan kondisi rumah untuk mengetahui secara pasti
lokasi pemerkosaan dan pembunuhan.
Di TKP, Polisi memeriksa drum air yang diduga
dijadikan pelaku untuk merendam bayi terakhirnya. Di rumah ini, pelaku membunuh
satu anaknya. Sedangkan tiga anak lainnya dibunuh di tempat lain saat pelaku
dan korban tinggal di rumah kontrakan.
Hingga kini polisi masih berupaya menggali
bukti-bukti untuk memperkuat perbuatan pelaku. Pekan depan, makam anak
terakhirnya yang dibunuh akan dibongkar dan jenazahnya akan diotopsi. Komp/t
Tidak ada komentar