Header Ads

Junianton Panjaitan, SH : Dasar Pilkada Serentak,Untuk Pilkada Damai

LINTAS PUBLIK - SIANTAR, Latar belakang pilkada serentak adalah untuk mengurangi konflik-konflik pasca pilkada. " Sehingga wakil rakyat kita berinisiatif, bermusyawara, bermufakat untuk diadakannya pilkada serentak," ujar Politisi Muda Junianton Panjaitan SH,yang juga advokat muda yang bernaung di organisasi  PERADI, Rabu (13/05/2015 ) di jalan Pdt.Justin Sihombing.

Dikatakan Junianton, ini adalah hal yang positif, dan seluruh kandidat calon kepala daerah harus bisa saling menghormati seluruh kompetitor dalam terselenggaranya pilkada yang aman dan damai. Sebagai proses demokrasi yang akan melahirkan para pemimpin yang bercita-cita,mensejahterakan rakyat memajukan Indonesia meneruskan cita-cita defonding fathers Ir. Soekarno atau yang dikenal Bung Karno. Sehingga,rakyat berharap tidak ada lagi perpecahan,tidak ada lagi pertikaian,tidak ada lagi konflik horizontal.

" Dengan catatan,apabila setiap kandidat maupun para pendukungnya, yang dalam hal ini para tim sukses dan konsituennya berani menghadapi kemenangan dan kekalahan dalam proses pilkada di seluruh Indonesia," ujar Junianton.
JUnianton Panjaitan

Kata Junianto lagi, Pilkada serentak yang pertama setelah era reformasi, adalah tantangan bagi semua parpol.Untuk dapat mengenalkan kader-kader terbaiknya,untuk dipilih rakyat menjadi pemimpin yang pro rakyat.Sehingga, satu proses terpilihnya seorang pemimpin bukanlah semata-mata mengandalkan kekuatan materil melainkan figur-figur yang mumpuni,yang sungguh-sungguh merakyat,yang sungguh-sungguh mau bekerja untuk rakyat,mengabdi kepada rakyat.

"Kepala daerah itu bukan dilayani rakyat melainkan melayani rakyat sebaik-baiknya.Karena tanpa suara rakyat, pemimpin tidak akan pernah terpilih sehingga seharusnya menjadi lebih berpihak kepada rakyat.Seorang pemimpin,haruslah dekat dengan rakyatnya,haruslah siap dikritik rakyatnya,harus juga bisa memberikan solusi bagi kemajuan setiap daerahnya," cetusnya.

Selain itu media sebagai salah satu pilar demokrasi pun sangat berperan besar sebagai fungsui kontrol mengawasi,mengawal proses demokrasi di seluruh Indonesia sampai berakhirnya masa jabatan oleh seorang kepala daerah.Yang dibutuhkan rakyat saat ini adalah pemimpin yang bisa meningkatkan perekonomian rakyat,meningkatkan pendidikan rakyat,meningkatkan kesehatan rakyat.Sehingga cita-cita menuju Indonesia Hebat dan cita-cita Trisakti Bung Karno benar-benar terwujud di seluruh daerah Indoendia Sabang-Merauke.

Lanjut Junianton, semua calon kepala daerah bercita-cita membangun daerah,mensejahterakan rakyat,maka tidak perlu terjadi pertikaian.Tidak perlu terjadi kerusuhan,biarlah kekalahan menjadi pembelajaran.Bila menjadi pendukung pemimpin yang terpilih hendaknya memajukan daerahnya masing-masing. Karena, jika terjadi konflik akibat ketidak puasaan,karena merasa dicurangi itu dapat merugikan bangsa kita sendiri.

"Seluruh rakyat Indonesia, dan seluruh pemimpin parpol harus bisa kembali kepada sila ke 3 Pancasila yakni Persatuan Indonesia. Harus siap menerima kekalahan dalam proses demokrasi pemilihan kepala daerah.Yang menang tidak arogan,yang kalah tidak kecil hati,saling bersinergi memberikan solusi bagi majunya daerah masing-masing," ujar Junianto, yang pernah menjadi Tim hukum dan advokasi BP Pemilu Pusat PDI Perjuangan.

Lebih luas lagi, Junianton mengatakan, perlu adanya kedewasaan berpolitik, tidak melakukan black campaign, tidak menghujat pemimpin tapi harus bisa menerima kekurangan lawan politik dan berusaha untuk lebih baik dari pemerintahan sebelumnya.

"Revolusi mental mewujudkan rakyat yang bekerja keras, rakyat yang tidak menganggur, rakyat yang tidak putus sekolah,rakyat yang bisa bersaing dengan kekuatan rakyat di negara-negara asing.Semuanya untuk satu Indonesia,semuanya untuk kepentingan Indonesia,semuanya untuk Tanah air Indonesia,semuanya untuk harga diri bangsa Indonesia,semuanya harus berpikir,berjuang keras mengamankan Pilkada, mensukseskan Pilkada, Pilkada yang damai,pilkada yang menjadi cermin demokrasi di dunia,demokrasi Pancasila,"terang Junianto agar rakyatlah yang diutamakan.

Dengan semboyan, Bhineka Tunggal Ika, jangan sampai terjadi kekacauan yang menyeluruh yang merugikan Bangsa Indonesia kita sendiri. Siapapun yang menjadi kepala daerah kelak, baik yang berasal dari parpol maupun yang independen, rakyat mengkehendaki pemimpin berpihak kepada rakyat,tidak korupsi,tidak melakukan perbuatan tercela,tidak melukai hati rakyat.

Junianton melihat, Kota Pematangsiantar sebagai kotanya orang-orang yang cerdas,pintar dan beriman, saya berharap kelak akan lahir pemimpin atau Walikota Pematangsiantar yang bisa berpihak kepada rakyat.

"Kesejahteraan buruh harus benar-benar diperhatikan,kesejateraan para pendidik,para pegawai apapun profesinya,apapun pekerjaanya harus berharga di mata pemimpinnya.Karena setiap manusia yang terlahir adalah berharga di mata Tuhan,pemilih yang cerdas memilih pemimpin dengan rasional,dengan objektif Bukan karena dijanjikan atau diberikan sesuatu yang bernilai ekonomis melainkan figur pemimpin yang benar-benar merakyat,dekat dengan rakyat sehati dengan rakyat,bersama-sama dengan rakyat,bahu membahu bersatu membangun Kota Siantar,mendirikan Universitas Pematangsiantar sebagai kampus negeri kebanggan rakyat Siantar,"beber Junianton mengharapkan akan lahirnya Walikota Siantar yang Visioner.

Junianton berharap kepada pemimpin walikota Siantar kelak, Biarlah Pilkada damai di Kota Siantar menjadi cermin, menjadi contoh suri tauladan bagi seluruh daerah di Indonesia.Tidak perlu melakukan kampanye hitam,tidak perlu menyuap rakyat untuk dipilih, tidak perlu perang baliho maupun spanduk,tapi berikanlah hal-hal yang lebih menyentuh hati rakyat.

Sebagai contoh,lebih baik calon walikota memberikan bibit ternak kepada rakyat, bibit ikan kepada rakyat, bibit tanaman yang menghasilkan ekonomis daripada menghabiskan uang miliaran hanya untuk perang baliho maupun perang spanduk.Sentuhlah hati rakyat, berikanlah apa yang dibutuhkan rakyat, rakyat tidak butuh baliho, rakyat tidak butuh spanduk, rakyat butuh hal-hal yang bersifat jangka panjang.


“Ini adalah moment penting, Pilkada di Kota Pematangsiantar. Marilah kita “lahirkan” pemimpin yang merakyat seperti Ir.Soekarno sebagai Presiden Pertama Indonesia yang diakui seluruh Pemimpin negara-negara yang ada di dunia.Merdeka!!!,"Kata Junianto menutup pembicaraan memberikan semangat kepada rakyat Siantar untuk Pilkada damai. Fra/t 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.