Header Ads

Pembangunan Tersendat, PD PAUS Masih Cari Investor



LINTAS PUBLIK – SIANTAR, Ternyata Perusahan Daerah Pembangunan dan Aneka Usaha (PD PAUS ) masih terus mencari Investor, kekurangan modal ini membuat beberapa program PD PAUS harus tersendat, hal ini dikatakan pegawai Perusda yang namanya tidak mau dipublikasikan, Rabu (10/5/2015).

“Ya, banyak program yang tersendat, termasuk pembangunan Pasar Melanthon dan lainnya, seharusnya kalau dana itu cepat datang, dan Investor banyak, Pasar itu sudah cepat dibangun, lihatlah kan tersendat-sendat,”kata Pria itu kepada Lintas Publik Online, Rabu (10/6/2015) menceritakan susahnya mencari investor untuk membangun Siantar.


Menurut pria itu lagi, bahwa Herowhin TF Sinaga terus berupaya mencari investor, masalahnya saat ini, investor banyak yang tidak percaya kepada Siantar lagi. “Mau diapakan lagi Siantar ini, sudah banyak yang tidak percaya lagu investor sama Siantar, karena situasinya tidak kondusif,”ujar Pria itu, kasihan kepada direkturnya. BACA JUGA Hulman Berharap Meresmikan Pasar Melanthon Siregar

Pada Selasa ((09/06/2015) di ruang pertemuan PD PAUS Jalan Merdeka Pematangsiantar. Herowhin TF Sinaga,direktur utama PD PAUS juga mengatakan hal yang sama, bahwa dirinya meminta kepada masyarakat agar menjaga kekondusifan Siantar, karena kalau terus kacau, demo, dan saling menyalahkan Siantar tak akan bisa dibangun. karena pengalaman di SMA Neg 4 banyak investor balik badan karena tidak kondusif.

“Saya tidak mau pembangunan kios di terminal eks sukadame juga bernasib sama dengan SMA Negeri 4,”tutur Herowhin mengajak para pedagang menjaga kekondusifan, yang dihadiri anggota DPRD Marulitua Hutapea, Herowhin juga meminta kepada pedagang untuk menjaga kekondusifan dan tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang menghambat pembangunan kios di eks terminal sukadame,karena pengalaman di SMA Neg 4 banyak investor balik badan karena tidak kondusif.

Dengan itu, pedagang diminta untuk segera membayarkan DP kios sebesar Rp 5 juta sebagai tanda bahwa pedagang masih menginginkan kiosnya di tempat yang baru. “cukup bayar DP 5 juta, maka nama pedagang terdaftar untuk memiliki kios di eks terminal sukadame,” ucap Herowhin agar pedagang memastikan namanya terdaftar, agar jangan ada tuntutan kemuadian hari.

Program PD PAUS ini juga mendapat kritikan dari salah satu pedagang, bahwa DP Rp. 5 juta sangat memberatkan, dan mendapat tentangan salah satu pedagang boru Hutajulu, tapi Herowhin bersikeras untuk membayar sisa DP Rp.15 juta untuk memesan kios di eks terminal Sukadame. Menurut boru Hutajulu,  dengan pedagang meminjam ke bank dan koperasi sama saja tidak membantu pedagang karena dibebankan bunga. 

“DP seluruhnya kan 20 juta, diawal kita bayar 5 juta sebagai tanda jadi, jika kita meminjam juga kita harus bayar bunganya, ada baiknya DP 5 juta tu dicicil ke PD PAUS, agar pedagang menjadi ringan,”ucapnya pedagang ini mengaku bahwa sisa DP Rp.15 juta juga sangat berat untuk dibayar Menanggapi pernyataan Herowhin itu, salah satu pedagang meminta agar PD PAUS mau menurunkan kembali besaran DP Rp 25 juta itu. Dari pertama kami mendukung pembangunan,tetapi pendapatan hanya hanya Rp30 ribu per hari, kami meminta agar DP dikurangi. Selama ini, kalau masih mampu, kami mau membayar segala kutipan yang ada di eks terminal. Tapi kalau sudah tidak bisa turun, Kami sudah tidak bisa berbuat lagi. BACA JUGA  Seharusnya Gunakan Hak Jawab, Wartawan Tertawakan Laporan PD PAUS ke Polisi

Informasi lain yang diterima Lintas Publik, membengkaknya pegawai perusda sampai ratusan orang, dan terus bertambah dinilai tidak memaksimalkan kinerja, dan bahkan mengenai gaji sering diberikan terlambat, dan beberapa orang pegawai juga sudah mengakui bahwa untuk gaji,  tunjangan atau intensif kerja juga,  tidak  bisa stabil diberikan, ini tandanya perusahaan itu kurang sehat.

“Sudah beberapa bulan saya tidak menerima intensif, nampaknya PD PAUS makin lama makin tidak kondusif,”kata salah satu pegawai, yang meragukan pembangunan seperti instan, cepat tapi kurang “mengigit”.





Penulis          : franki/tagor
Editor              : tagor



Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.