Bersama TNI, Petani Mekar Sari Panen Berlimpah
LINTAS PUBLIK - SIANTAR, Mudahnya beras dan gula impor dari luar negeri masuk ke Indonesia harus menjadi perhatian bersama, bukan hanya pemerintah. Selain harganya lebih murah kualitasnya juga lebih baik sehingga barang-barang impor lebih mudah menguasai pasar. Padahal di sisi lain, kondisi ini sangat merugikan pera petani, karena produksi lokal hingga akhirnya tidak mampu bersaing dengan produk luar.
Dampak kesejahteraan petani kita tidak pernah meningkat, malah semakin terpuruk karena tidak adanya proteksi kepada petani.
Hal itu diutarakan Walikota Hulman Sitorus, SE pada kegiatan Panen Raya Padi Kegiatan Pengembangan Optimasi Lahan Refocusing Tahun 2015, di Kelurahan Mekar Nauli, Kecamatan Siantar Marihat, Jumat (10/7/2015).
Melihat kondisi tersebut, menurut Walikota, kita perlu mempelajari mengapa harga barang mereka bisa lebih murah. Padahal untuk sampai ke kota kita ini, ongkos kapal, bea masuk, biaya gudang, transportasi distribusi ke agen sampai ke konsumen masih harus mereka keluarkan dalam jumlah besar. Tetapi mengapa harganya tetap bisa lebih murah dari produk lokal. Bila perlu, kita harus studi banding ke negara-negara pengekspor beras dan gula itu
Dalam laporannya, Kadis Pertanian Robert Pangaribuan mengatakan, panen raya ini merupakan hasil optimasi lahan pertanian yang dilakukan Pemko Pematangsiantar bersama dengan prajurit TNI.
Pengembangan optimasi lahan ini bertujuan mendukung program peningkatan beras nasional dengan meningkatkan produksi minimal 300 kg/ha, memanfaatkan lahan yang kurang produktif, serta melestarikan sumber daya lahan pertanian.
Ditambahkan, jumlah petani yang berpartisipasi dalam kegiatan optimasi lahan ini sebanyak 453 orang yang tergabung dalam 12 kelompok tani di kecamatan Siantar Marihat, Marimbun dan Timur dengan luas lahan keseluruhan 300 ha.
“Berikutnya, direncanakan juga pengembangan irigasi seluas 200 ha yang dialokasikan kepada 6 kelompok tani yang tersebar di kota Pematangsiantar,”ujarnya
Dandim menegaskan, bahwa pihaknya selaku prajurit TNI sesuai dengan perintah Panglima TNI siap membantu pemerintah daerah serta para petani dalam meningkatkan produksi pertanian.
“Hasilnya kita sudah melihat bahwa ada peningkatan produksi padi di kota Pematangsiantar, seperti di Kecamatan Siantar Marimbun dari sebelumnya berkisar 7 sampai 7,5 ton/ha sekarang menjadi 11,4 ton/ha. Kita berharap produksi ini terus meningkat sehingga kesejahteraan petani bisa juga meningkat,”kata Dandim.
Sementara itu, Anton Sihombing mengingatkan persoalan berkurangnya produksi pertanian juga diakibatkan terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman.
“Rata-rata setiap tahun terjadi alih fungsi lahan pertanian sekitar 100 ha. Dampaknya kita sekarang mengandalkan beras impor karena produk lokal kita tak mencukupi lagi. Karena itu, kita harus membina petani kita dengan mengandalkan teknologi maupun hasil penelitian dalam rangka efisiensi pengelolaan lahan pertanian tetapi produksinya tetap meningkat,”ujar wakil rakyat asal Pematangsiantar ini.
Pada kesempatan tersebut, para kelompok tani yang tersebar di Kota Pematangsiantar juga mendapatkan bantuan hand traktor sumbangan dari Dr. Anton Sihombing 6 unit, dari Fadli Nursal 2 unit, dan dari Kementrian Pertanian 2 unit serta alat-alat pertanian lainnya dalam rangka menunjang peningkatan produksi pertanian padi
Pada acara tersebut tampak hadir Kepala Staf Korem (Kasrem) 022/Pantai Timur, Letkol Inf.Edy Hartono, Dandim 0207/Simalungun Letkol Inf.Oni Kristyono Goendong, Anggota Komisi IV DPR-RI, Dr. Capt. Anton Sihombing, Kepala Dinas Pertanian Peternakan Pematangsiantar Ir.Robert Pangaribuan, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara diwakili Ir.Syahrul Azwar M.Si, Kepala Pusat Penelitian Tanaman Pangan Kementrian Pertanian diwakili Ir Akmal M.Si, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Pematangsantar Syawaluddin Naibaho M.Si, para Danramil serta Prajurit TNI, para pejabat Pemko Pematangsiantar serta para petani di wilayah setempat.
Penulis :franki
Editor : tagor
Editor : tagor
Tidak ada komentar