Header Ads

Tak Miliki Biaya Perobatan Ayahnya, Purwanto Bunuh Diri

LINTAS PUBLIK - SIANTAR, Purwanto (30) memilih mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri di kamar kos-kosannya di Jalan Tarutung, Kelurahan Kristen, Siantar Selatan.
Warga Ujung meriah Diliserdang yang bekerja sebagai karyawan di salah satu toko meubel di Kota Siantar ditemukan tergantung di broti penahan atas dengan menggunakan seutas kawat jemuran, Senin (13/07/2015).
Penyebabnya, Purwanto tidak kuasa melihat ayahnya yang sedang sakit dan tidak memiliki biaya pengobatan,
Jenazaj Purwanto saat di otopsi di RS.Djasamen Saragih Pematangsiantar
Di lokasi kejadian,di bawah mayatnya ditemukan sebuah sepedamotor jenis Supra X 125 serta sebuah kursi plastik.
Linda br Manurung, sang pemilik kos-kosan mengatakan, pria itu sudah hampir 2 tahun tinggal di rumahnya. Namun selama itu dia tak pernah dikunjungi keluarganya.
Malam sebelum kejadian, begitu masuk ke rumahnya sekira pukul 23.00 WIB, Purwanto dengan wajah murung menyatakan masih bingung mencari uang untuk membiayai perobatan ibunya yang sedang menderita penyakit paru-paru.
Namun Linda meminta agar hal itu dipikirkan esok hari saja.
“Janganlah keluar kau, besok kau kerja, istirahat lah kau, kubilang sama dia,”tutur wanita yang berprofesi sebagai pendeta ini. Namun, sekira pukul 06.30 WIB, Linda yang terbangun dari tidurnya, melihat Purwanto sudah tergantung di kamarnya.
”Terkejut kali aku melihatnya,”tandasnya
Melihat anak kosnya sudah tewas, Linda kemudian melepaskan kawat dari leher korban dan menurunkannya ke lantai, dan selanjutnya menghubungi koleganya untuk membantunya membawa mayat korban ke Rumah Sakit Umum Djasamen Saragih.
Ditambahkannya, selama ngekos di rumahnya, Purwanto yang pernah ditahan di Lapas Kelas II B Lubuk Pakam karena terlibat kasus pembunuhan ini sering terlambat membayar uang kosnya.
“Uang kosnya 50 ribu per bulan. Walau sering nunggak, tapi aku nggak pernah mempermasalahkannya,”ujarnya
R Hutauruk, salah satu tetangganya mengatakan, korban pernah curhat terkait masalah keuangan dan keluarganya.
“Tapi Nggak pernah detail dijelaskan alamatnya samaku,”ujarnya.
Guru di SMA Sopo Surung ini juga pernah menanyakan nomor telepon keluarga tetangganya itu.Tetapi dibilangnya nggak ada. Serta susah sinyal.
Ditambahkannya, pria yang dikenalnya di Lapas Lubuk Pakam tahun 2013 ini juga pernah mengatakan kalau dia butuh uang untuk mengobati ayahnya
“Lagi sakit, katanya disedot paru-parunya, lalu karena abu, rusak semua tanaman, serta turun harga karet, jadi nggak ada kerjaan,ujarnya menirukan perkataan Purwanto
Sementara Mansaut Siagian, pemilik toko meubel juga mengatakan hal yang sama. Bahkan sehari sebelumnya korban minta uang Rp50 ribu padanya.






Penulis            :franki
Editor               : tagor

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.