Keroyok Polisi, Saat Ditangkap, Preman Ini Menangis di Kantor Polisi
LINTAS PUBLIK - MEDAN, Seorang anggota Brimob Polda Sumut, Brigadir Rahmad Hidayat, yang baru membeli jam tangan dikeroyok lima laki-laki ditengarai preman, di kawasan Jl Surabaya,Medan, Kamis (20/8/2015).
Akibat pengeroyokan ini, Rahmad mengalami luka-luka serius dan saat ini sempat mendapatkan perawatan di RS Estomihi dan RS Polda Sumut. Ia juga sudah melakukan visum.
UA pelaku pengeroyokan Brigadir Rahmad, Syahrial dan Jefri, saat diperiksa di Ruang Sidik Mapolsek Medan Kota. |
Beberapa jam pascakejadian, para pengeroyok berhasil ditangkap. Saat diperiksa di Mapolsek Medan Kota, seorang di antara pelaku yang belakangan diketahui bernama Jefri, menangis sembari menjerit-jerit.
"Ampun, Pak, ampuuunnn! Jangan pukul lagi," kata lelaki yang memiliki tato bermotif lumba-lumba di bagian lehernya ini.
Media sempat mencoba merekam jalannya interogasi dari sela pintu yang sedikit terkuak. Namun pintu ini kemudian ditutup oleh seorang personel Brimob Polda Sumut yang ikut melakukan pemeriksaan.
Tak berselang lama, polisi membawa dua laki-laki lain yang juga ditengarai sebagai pelaku pengeroyokan, yakni Anuar alias Nuek dan Judiadi Siregar. Saat hendak dibawa masuk ke ruang periksa, Judiadi sempat berteriak-teriak. Menyebut bahwa polisi salah tangkap.
"Bukan aku, Pak. Aku cuma ada di situ, gak ikut aku mukul, Pak," kata lelaki bertubuh gempal ini. Ia berupaya menolak masuk ke ruang periksa, namun petugas memaksanya.
kata yang mengacu pada alat kelamin laki-laki)," ucapnya.
Rahmad kemudian mendatangi laki-laki, yang menurut tiga rekannya yang telah ditahan bernama Syahrial, ini.
"Saya tanya kenapa dia memaki saya. Tapi dia malah menantang terus. Dia bilang kalau dia tahu aku polisi. Katanya, 'kenapa rupanya kalau kau polisi. Nggak takut aku. Polisi (mengucapkan kembali kata yang mengacu pada alat kelamin laki-laki) kau!' Setelah itu, dia mendorong saya," kata Rahmad.
Mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan, Rahmad masih berupaya menahan diri. Namun Syahrial makin kurang ajar dan bahkan memukul Rahmad. Tidak ingin terus-menerus jadi bulan- bulanan, Rahmad membalas dan Syahrial balik terdesak.
"Setelah itu dia lari, memanggil kawan-kawannya. Ada datang empat orang. Mereka langsung mengeroyok saya," ucap Rahmad.
Pengeroyokan baru berhenti setelah Rahmad terkapar. Para pengeroyok disebut-sebut sebagai anggota salah satu organisasi kepemudaan di Medan.
Polisi sejauh ini telah menangkap empat pelaku, yakni Syahrial , Jefry, Nuek, dan Judiadi. Seorang pelaku lain yang identitasnya sudah diketahui masih diburu.
Hapus Foto
Sejumlah wartawan yang meliput kejadian ini sempat mendapatkan teguran dan bahkan intimidasi dari sejumlah oknum polisi. Mereka memaksa wartawan, termasuk wartawan Tribun, untuk menghapus rekaman foto dan video terkait pemeriksaan yang dilakukan.
Sejumlah wartawan yang meliput kejadian ini sempat mendapatkan teguran dan bahkan intimidasi dari sejumlah oknum polisi. Mereka memaksa wartawan, termasuk wartawan Tribun, untuk menghapus rekaman foto dan video terkait pemeriksaan yang dilakukan.
"Kau siapa? Ngapain kau? Kau hapus itu foto-fotonya. Ngapainpula kau foto-foto," kata seorang oknum polisi pada Tribun.
Belakangan, untuk meredakan keributan dan salah paham antara wartawan dengan polisi, Kanit Reskrim Medan Kota, AKP Martualesi, meminta agar para wartawan tidak meliput pemeriksaan dan tidak menerbitkan keributan yang dilakukan oleh Judiadi.
Editor : tagor
Sumber : tribunmedan.com
Sumber : tribunmedan.com
Tidak ada komentar