Perguruan Buddhist Manjusri Kini Semakin Maju dan Berkembang
Catatan : Franki Siburian - Siantar
Dunia pendidikan saat ini diharuskan memberikan mutu pendidikan yang baik kepada siswanya.Baik itu pengetahuan maupun wawasan yang diajarkan kepada siswa, harus membuat siswa tersebut berkembang pola pikirnya.Selain itu, tuntutan di era modernisasi ini, dunia pendidikan juga dituntut membekali anak didiknya ketrampilan ataupun skill.
Sehingga kelak, saat menamatkan diri, siswa tersebut memiliki modal yang mumpuni. Sehingga dapat berdaya saing, dimana pun ditempatkan.Apalagi, sekarang ini, banyak perusahaan membutuhkan pekerja fresh yang memiliki keahlian di masing-masing bidang.
Karena itu,Perguruan Buddhist Manjusri selalu melihat perkembangan, sebagai tantangan untuk menghasilkan anak didik berkualitas dan berdaya saing. Salah satunya dengan cara berbenah dari segala lini bahkan penerapan disiplin secara ketat, selain itu peningkatan sarana dan prasarana, kualitas pengajar maupun sistem yang ditanamkan kepada anak didik.
Perguruan Buddhist Manjusri yang beralamat di Jalan Gunung Sipiso Piso No 1 Kelurahan Karo Kecamatan Siantar Selatan dan terdiri dari TK,SD,SMP,SMK ini menyediakan fasilitas yang cukup yahud. Fasilitas seperti laboratorium komputer dilengkapi full koneksi Wifi multi media,laboratorium bahasa dan laboratorium IPA yang dapat menunjang kegiatan proses belajar mengajar siswa.
Sementara untuk mengembangkan bakat siswa, pihak sekolah mengadakan ekstrakurikuler barongsai Naga dan satu-satunya di Kota Siantar dan juga menerapkan wajib beribadah sesuai dengan kepercayaan masing-masing.
Hal itu diutarakan perwakilan yayasan Perguruan Buddhist Manjusri Canra, Minggu (23/8/2015). Pria ini menyebut untuk memastikan kemajuan di sekolah , disiplin dan cara para guru mengajar menjadi fokus utama pihak yayasan. Namun proses yang dihadapi masih terus menjadi tantangan tersendiri.
“Kita tegaskan kedisiplinan secara bertahap. Tahun ini kita sudah jauh lebih baik lah.Seperti, persentase kehadiran siswa itu sudah kita fokuskan, kemudian juga tingkah laku siswa terhadap guru. Pada saat pagi masuk sekolah diadakan kebaktian, saling berinteraksi murid dengan guru dan senior”ucapnya.
Saat itu kita terapkan, ada beberapa masalah yang terjadi, makanya kita berusaha memperbaiki, salah satunya dengan mengharapkan orangtua atau wali mau berkomunikasi dengan kita. Dibeberapa titik kita buat nomor kontak orang tua siswa, kalau orang tua tidak bisa datang, bisa berkomunikasi melalui kontak, termasuk dalam memberikan masukan untuk kemajuan sekolah. Kita terbuka dan tidak ada yang ditutupin. Kita akui selama ini, sekolah kita dilihat sebelah mata. Tetapi sudah kita tegaskan, kepada orangtua, guru, staf walau kita dianggap sebelah mata, tunjukkan kalau kita itu bisa berhasil”urainya.
Sementara untuk perubahan yang telah terjadi empat tahun terakhir, juga terus dibenahi.
"Jangan kaget dengan perubahan aturan. Dan pada MOS, sudah kita sampaikan disetiap tahun pelajaran baru, dan itu untuk semua tingkatan.Jujur, selama puluhan tahun sekolah ini banyak kekurangan. Mungkin dulu siswa banyak yang suka merokok, suka cabut dan bertingkah lain. Tapi saat ini kita pastikan itu tidak akan terjadi lagi. Bukan hanya di dalam sekolah, di luar sekolah pun masih bisa kita jamin anak didik kita tidak merokok. Dan itu pelan-pelan kita lakukan,”sebutnya seraya mengatakan bahwa untuk mendapatkan pendidikan yang baik, pihak sekolah juga berupaya membangun hubungan dengan para orangtua atau wali pelajar.
“Mungkin tidak semua siswa menyampaikan peraturan sekolah itu kepada orang tuanya, sehingga banyak orang tua kaget. Itu sebabnya kita bangun kerjasama dan masukan. Masukan orangtua merupakan hal yang terpenting untuk mengembangkan mutu pendidikan di sekolah. Dan kita upayakan dua kali setahun mengadakan dengan orangtua siswa, dari merekalah kita mendapatkan ide sekolah. Apa yang diinginkan orangtua terhadap kebutuhan anak, yang bisa diberikan sekolah termasuk mengoreksi dimana titik kelemahan kita”ujarnya.
Disamping perubahan yang ada, ternyata Perguruan Buddhist Manjusri berupaya semaksimal mungkin untuk memberantas putus sekolah dengan menampung siswa yang tidak mampu sekolah akibat kendala biaya.
"Bagi masyarakat yang tidak mampu tetapi mau sekolah, kami dari yayasan pasti siap membantu untuk mencarikan orang tua asuh, donatur, sehingga jangan sampai ada anak-anak di Siantar yang putus sekolah. Artinya kita ada subsidi silang” ujarnya.
Namun hal itu tidak mengesampingkan nilai kedisiplinan kepada 300 siswa yang ada."Soal murahnya biaya sekolah bukan berarti menjadi alasan tidak adanya disiplin. Memang image sekolah murah, itu disiplinya jelek. Kita tidak mau. Makanya kita bersikap untuk lebih keras atau ketat. Karena selama ini yang kita lihat anak-anak yang tidak sekolah ini mungkin dari dasarnya adalah anak brokem home, atau sifatnya lebih berbeda dengan yang lainnya. Membuat pola didik pun agak berbeda. Jujur, beberapa tahun belakangan kita sudah sangat puas dengan perubahan yang ada. Dimana anak yang selama ini, yang mungkin sebelumnya diluar brokem home bisa kami didik lebih baik. Dalam artian, lulusan Manjusri semua berhasil. Pendidikan kita fokus di SMK, jadi boleh dibilang sekolah mempersiapkan tenaga kerja yang siap bekerja. Boleh dibilang,perusahaan yang siap menampung atau menerima siswa kita seperti SCTC. Biasanya itu. Selama ini, mudah-mudahan lulusan Manjusri masih menerima semua. Dan perusahaan besar Sinar mas,"tutupnya.
Dunia pendidikan saat ini diharuskan memberikan mutu pendidikan yang baik kepada siswanya.Baik itu pengetahuan maupun wawasan yang diajarkan kepada siswa, harus membuat siswa tersebut berkembang pola pikirnya.Selain itu, tuntutan di era modernisasi ini, dunia pendidikan juga dituntut membekali anak didiknya ketrampilan ataupun skill.
Sehingga kelak, saat menamatkan diri, siswa tersebut memiliki modal yang mumpuni. Sehingga dapat berdaya saing, dimana pun ditempatkan.Apalagi, sekarang ini, banyak perusahaan membutuhkan pekerja fresh yang memiliki keahlian di masing-masing bidang.
Karena itu,Perguruan Buddhist Manjusri selalu melihat perkembangan, sebagai tantangan untuk menghasilkan anak didik berkualitas dan berdaya saing. Salah satunya dengan cara berbenah dari segala lini bahkan penerapan disiplin secara ketat, selain itu peningkatan sarana dan prasarana, kualitas pengajar maupun sistem yang ditanamkan kepada anak didik.
Yayasan Perguruan Buddist Manjusri Pematangsiantar |
Perguruan Buddhist Manjusri yang beralamat di Jalan Gunung Sipiso Piso No 1 Kelurahan Karo Kecamatan Siantar Selatan dan terdiri dari TK,SD,SMP,SMK ini menyediakan fasilitas yang cukup yahud. Fasilitas seperti laboratorium komputer dilengkapi full koneksi Wifi multi media,laboratorium bahasa dan laboratorium IPA yang dapat menunjang kegiatan proses belajar mengajar siswa.
Sementara untuk mengembangkan bakat siswa, pihak sekolah mengadakan ekstrakurikuler barongsai Naga dan satu-satunya di Kota Siantar dan juga menerapkan wajib beribadah sesuai dengan kepercayaan masing-masing.
Hal itu diutarakan perwakilan yayasan Perguruan Buddhist Manjusri Canra, Minggu (23/8/2015). Pria ini menyebut untuk memastikan kemajuan di sekolah , disiplin dan cara para guru mengajar menjadi fokus utama pihak yayasan. Namun proses yang dihadapi masih terus menjadi tantangan tersendiri.
“Kita tegaskan kedisiplinan secara bertahap. Tahun ini kita sudah jauh lebih baik lah.Seperti, persentase kehadiran siswa itu sudah kita fokuskan, kemudian juga tingkah laku siswa terhadap guru. Pada saat pagi masuk sekolah diadakan kebaktian, saling berinteraksi murid dengan guru dan senior”ucapnya.
Saat itu kita terapkan, ada beberapa masalah yang terjadi, makanya kita berusaha memperbaiki, salah satunya dengan mengharapkan orangtua atau wali mau berkomunikasi dengan kita. Dibeberapa titik kita buat nomor kontak orang tua siswa, kalau orang tua tidak bisa datang, bisa berkomunikasi melalui kontak, termasuk dalam memberikan masukan untuk kemajuan sekolah. Kita terbuka dan tidak ada yang ditutupin. Kita akui selama ini, sekolah kita dilihat sebelah mata. Tetapi sudah kita tegaskan, kepada orangtua, guru, staf walau kita dianggap sebelah mata, tunjukkan kalau kita itu bisa berhasil”urainya.
Sementara untuk perubahan yang telah terjadi empat tahun terakhir, juga terus dibenahi.
"Jangan kaget dengan perubahan aturan. Dan pada MOS, sudah kita sampaikan disetiap tahun pelajaran baru, dan itu untuk semua tingkatan.Jujur, selama puluhan tahun sekolah ini banyak kekurangan. Mungkin dulu siswa banyak yang suka merokok, suka cabut dan bertingkah lain. Tapi saat ini kita pastikan itu tidak akan terjadi lagi. Bukan hanya di dalam sekolah, di luar sekolah pun masih bisa kita jamin anak didik kita tidak merokok. Dan itu pelan-pelan kita lakukan,”sebutnya seraya mengatakan bahwa untuk mendapatkan pendidikan yang baik, pihak sekolah juga berupaya membangun hubungan dengan para orangtua atau wali pelajar.
“Mungkin tidak semua siswa menyampaikan peraturan sekolah itu kepada orang tuanya, sehingga banyak orang tua kaget. Itu sebabnya kita bangun kerjasama dan masukan. Masukan orangtua merupakan hal yang terpenting untuk mengembangkan mutu pendidikan di sekolah. Dan kita upayakan dua kali setahun mengadakan dengan orangtua siswa, dari merekalah kita mendapatkan ide sekolah. Apa yang diinginkan orangtua terhadap kebutuhan anak, yang bisa diberikan sekolah termasuk mengoreksi dimana titik kelemahan kita”ujarnya.
Disamping perubahan yang ada, ternyata Perguruan Buddhist Manjusri berupaya semaksimal mungkin untuk memberantas putus sekolah dengan menampung siswa yang tidak mampu sekolah akibat kendala biaya.
"Bagi masyarakat yang tidak mampu tetapi mau sekolah, kami dari yayasan pasti siap membantu untuk mencarikan orang tua asuh, donatur, sehingga jangan sampai ada anak-anak di Siantar yang putus sekolah. Artinya kita ada subsidi silang” ujarnya.
Namun hal itu tidak mengesampingkan nilai kedisiplinan kepada 300 siswa yang ada."Soal murahnya biaya sekolah bukan berarti menjadi alasan tidak adanya disiplin. Memang image sekolah murah, itu disiplinya jelek. Kita tidak mau. Makanya kita bersikap untuk lebih keras atau ketat. Karena selama ini yang kita lihat anak-anak yang tidak sekolah ini mungkin dari dasarnya adalah anak brokem home, atau sifatnya lebih berbeda dengan yang lainnya. Membuat pola didik pun agak berbeda. Jujur, beberapa tahun belakangan kita sudah sangat puas dengan perubahan yang ada. Dimana anak yang selama ini, yang mungkin sebelumnya diluar brokem home bisa kami didik lebih baik. Dalam artian, lulusan Manjusri semua berhasil. Pendidikan kita fokus di SMK, jadi boleh dibilang sekolah mempersiapkan tenaga kerja yang siap bekerja. Boleh dibilang,perusahaan yang siap menampung atau menerima siswa kita seperti SCTC. Biasanya itu. Selama ini, mudah-mudahan lulusan Manjusri masih menerima semua. Dan perusahaan besar Sinar mas,"tutupnya.
GOOD JOB!!!
BalasHapus