Header Ads

Seperti Orang Hamil, Tumor Novi Rosenta Perlu Perhatian Serius dari Pemerintah

LINTAS PUBLIK - SIANTAR, Novi Rosenta bocah 9 tahun, harus menahankan sakit tumor dibagian perut yang sudah lama dideritanya. Parahnya, ketika bocah ini ingin cepat sembuh, malah yang didapat adalah perlakuan ketidakadilan.
Hal itu didasari, ketika orangtuanya Elvi Nurliana Saragih (32) warga Tengho, Nagori Simbolon Tengho, Kecamatan Panombean Pane, Kabupaten Simalungun, membawa anaknya berobat ke Rumah Sakit Adam Malik.Malah oknum dokter Rumah Sakit tersebut hanya berujar kepada pasien untuk menunggu konfirmasi lanjutan melalui sambungan telepon. Alhasil, Novi Rosenta pulang tanpa mendapat pelayanan, yang seharusnya Pemerintah memberikan jaminan kesehatan kepada masyarakat.
Elvi Nurliana Saragih bersama anaknya Novi Rosenta saat menunjukkan kartu BPJS Kesehatan mandiri yang dimilikinya
Saat ditemui, Rabu (19/8/2015) di Jalan Siak, Kelurahan Martoba, Kecamatan Siantar Utara, di rumah Royandi Harahap, ketua Komnas Ham Anak dan Perempuan Kota Pematangsiantar, orangtua Novi menceritakan bahwa penyakit anaknya sudah dialami sejak satu tahun lalu dan pengobatan yang dilakukan adalah berobat ke alternatif, itupun tak membuahkan hasil. "Awalnya saya lihat ada bencolan di bawa pusarnya sebesar telur ayam. Namanya nggak punya uang, dibawalah ke tukang urut, sempat hilang (bencolannya) sekitar 3 bulan, dan rupanya tiga bulan berikutnya kondisinya makin membesar. Kami bawa ke alternatif selama 2 kali. Ternyata tidak ada perubahan"katanya.
Seiring hari yang terus bergulir, kondisi kesehatan Novi Rosenta semakin memprihatinkan, bahkan guru ditempat Novi menimba ilmu yakni di SD Madrasah Iptidaiyah Negeri ikut prihatin melihatnya.
"Guru-gurunya sering bertanya melihat perut anak yang semakin membesar. Kita berharap bisa sembuh, akhirnya, saya membawa anak ini ke RS Tentara. Disana tidak bisa ditangani karena kurang peralatan. Itulah alasan dokternya. Kami hanya menginap satu malam dan kemudian kami dirujuk ke RS Adam Malik Medan”katanya dengan wajah lesu dan sedih sembari menunjukkan kartu BPJS Mandiri bernomor 0001837383737.

Rujukan itu pun, tidak disia-siakan sehingga dua hari berikutnya tepatnya tanggal 25 April 2015, keluarga tersebut berangkat ke Medan. Berada di RS Adam Malik, pihak rumah sakit hanya melakukan scan terhadap tubuh Novi Rosenta, setelah dianggap memenuhi admistrasi sesuai dengan ketentuan BPJS Kesehatan.

“Usai mendapat pelayanan (scan) disana, katanya nggak ada dokternya. Kami pun disuruh pulang, dan pesan pihak rumah sakit, kami bisa kembali setelah menunggu ada telepon dari mereka (rumah sakit). Namun sampai empat bulan kami tidak mendapat kabar sehingga kami menyusul kembali ke Medan,” ucapnya.
“Kami tiba di Medan malah dimarahi pihak rumah sakit, kenapa kalian datang belum dihubungi. Saya juga bingung, karena mendapat pelayanan seperti itu. tidak mungkin kondisi anak saya dibiarkan begitu,”sebutnya dengan harapan ada bantuan dari semua elemen khususnya pemerintah untuk membebaskan penyakit putrinya.
Senada disampaikan ketua Komnas HAM perlindungan anak dan perempuan Royani Harahap. Melihat situasi keuangan keluarga dan keberadaan fisik korban yang semakin memprihatinkan diharapkan perhatian pemerintah.

 “Ini sangat memprihatinkan, dan tentu harapan kita anak ini bisa cepat sembuh. Pemerintah diharapkan peduli, karena anak ini jelas membutuhkannya. Kasihan kita, karena bernafas pun sudah sudah kali kita lihat”jelasnya. Sejauh ini, Novi Rosenta tak banyak bicara saat dicoba diajak berbincang. Namun ia mengakui jika saat ini dia mengalami gangguan pernafasan. Perut anak tersebut juga semakin membesar seperti ibu hamil, dan jelas terlihat urat dibagian perut anak yang masih duduk dibangku kelas 3 SD itu terlihat berwaran biru. Sejak hari Rabu (19/8/2015) Novi Rosenta diputuskan untuk tidak melanjutkan sekolah karena perutnya terus membesar sehingga menyulitkan aktivitasnya meskipun tidak.

 “Saya ngggak merasa sakit tapi bernafas agak susah,”katanya dengan kondisi badan yang terlihat kurus akibat penyakit tersebut.
Terpisah, kepala BPJS Siantar, Rasinta Ria Ginting, saat dihubungin melalui sambungan telepon mengatakan dirinya sudah mendapat informasi. “Saya sudah hubungin ke Medan, benar ada pasien itu. Cuma belum dapat keterangan dari pihak rumah sakit kenapa tidak ditangani. Kita akan coba kontak supaya bisa dilayani dengan baik. Besoklah kita hubungi lagi,"ucapnya.




Penulis             :franki
Editor               : tagor

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.