Unta dan Domba Mati Dilaporkan ke Polisi, CCTV di Copot Sebelum Hari Raya
LINTAS PUBLIK - SIANTAR, Matinya dua satwa di Taman Hewan Siantar dipastikan bukan karena sakit.Melainkan adanya trauma hantaman benturan benda keras di tubuhnya.
Satwa Domba Amerika Selatan ini dihantam di bagian kepalanya, sedangkan satwa Unta dihantam di bagian kaki.
Hal itu diutarakan General Manager Taman Hewan Siantar Nandang Suhaidah saat konfrensi pers kepada sejumlah wartawan, Jumat (31/7/2015) sekira pukul 15.30 WIB.
Dirinci Nandang, sebelumnya kedua binatang sehat, dan tidak ada tanda sakit. Namun, Senin (27/7/2015) pukul 09.15 WIB, mereka menemukan domba Amerika Selatan mati di kandangnya.
Karena kematian hewan itu sangat janggal, Nandang kemudian memutuskan untuk mencari tahu penyebab kematian hewan itu dengan berkonsultasi dengan dokter forensik RSUD Djasamen Saragih.
Awalnya konsultasi itu dilakukan secara pribadi, namun karena ingin memastikan penyebabnya, Nandang kemudian memutuskan secara resmi memeriksakan hewan itu ke dokter forensik.
"Kalau karena sakit, berarti ada kesalahan dalam asupan nutrisi dan perawatan. Ini yang ingin kita ketahui,"ucapnya
Dari hasil pemeriksaan Dokter Forensik RSUD Djasamen Saragih dr Reinhard Hutahaean menyatakan kalau domba itu mati karena ada trauma benturan benda keras yang menyebabkan pendarahan di batang otak yang menyebabkan kematian.
Saat memeriksa kandang di hari yang sama, pihaknya juga
menemukan seekor unta di satu kompleks kandang yang sama dengan domba sedang mengalami cedera di kaki kanan hingga tak bisa berdiri.
"Kalau binatang jenis Rumiansyah ini tidak bergerak, binatang ini mati. Karena sistem pencernaanya periltastik usus,"urainya
Melihat unta ini tidak bisa bergerak, pihaknya, kata Nandang berupaya melakukan pengobatan. Tetapi, Selasa malam (28/7/2015) sekira pukul 22.15 malam, satwa Unta itu akhirnya mati.
Karena saat itu dr Reihard masih berada di taman hewan, pihaknya kemudian memutuskan untuk mengotopsi bangkai hewan itu.
"Dari hasil otopsi, terdapat robekan otot panjang akibat benturan benda keras, hingga unta perlahan-lahan tidak bisa bergerak dan mati," ujarnya.
Dengan dasar hasil ilmiah itu, kata Nandang, pihaknya memutuskan ada yang harus diusut. Dengan harapan agar terungkap. Saya hanya ingin dunia tahu kalau taman hewan sebagai lembaga konservasi, perlu menyikapinya dengan serius. Itulah yang membuat kami melaporkan ke Polres Pematangsiantar.
" Kami sangat sedih atas kematian satwa tersebut. Saat pengelola tahu, koleksi binatangnya mati, ia sangat kecewa dan sedih. Apalagi kita tahu, pengelola itu pecinta binatang dan sangat sayang kepada binatang. Jadi, bapak itu mendukung, kasus kematian satwa ini dibawa ke ranah hukum,"ucap Nandang seraya mengatakan, bila dinilai dengan materi,kematian dua koleksi satwa Taman Hewan Siantar tidak ternilai.
Sebelumnya satwa unta dan domba itu dirawat salah satu pegawai bernama Igor Damanik. Dan saat kedua satwa itu tewas, CCTV di lokasi itu sudah dicopot sebelum hari raya.
Penulis : franki
Editor : tagor
Satwa Domba Amerika Selatan ini dihantam di bagian kepalanya, sedangkan satwa Unta dihantam di bagian kaki.
Ilustrasi seekor unta yang dirawat oleh petugas taman hewan |
Hal itu diutarakan General Manager Taman Hewan Siantar Nandang Suhaidah saat konfrensi pers kepada sejumlah wartawan, Jumat (31/7/2015) sekira pukul 15.30 WIB.
Dirinci Nandang, sebelumnya kedua binatang sehat, dan tidak ada tanda sakit. Namun, Senin (27/7/2015) pukul 09.15 WIB, mereka menemukan domba Amerika Selatan mati di kandangnya.
Karena kematian hewan itu sangat janggal, Nandang kemudian memutuskan untuk mencari tahu penyebab kematian hewan itu dengan berkonsultasi dengan dokter forensik RSUD Djasamen Saragih.
Awalnya konsultasi itu dilakukan secara pribadi, namun karena ingin memastikan penyebabnya, Nandang kemudian memutuskan secara resmi memeriksakan hewan itu ke dokter forensik.
General Manager Nandang Suhaidah (2 dari kiri) saat konfrensi pers dengan sejumlah wartawan terkait kematian 2 satwa koleksi Taman Hewan Siantar |
"Kalau karena sakit, berarti ada kesalahan dalam asupan nutrisi dan perawatan. Ini yang ingin kita ketahui,"ucapnya
Dari hasil pemeriksaan Dokter Forensik RSUD Djasamen Saragih dr Reinhard Hutahaean menyatakan kalau domba itu mati karena ada trauma benturan benda keras yang menyebabkan pendarahan di batang otak yang menyebabkan kematian.
Saat memeriksa kandang di hari yang sama, pihaknya juga
menemukan seekor unta di satu kompleks kandang yang sama dengan domba sedang mengalami cedera di kaki kanan hingga tak bisa berdiri.
"Kalau binatang jenis Rumiansyah ini tidak bergerak, binatang ini mati. Karena sistem pencernaanya periltastik usus,"urainya
Melihat unta ini tidak bisa bergerak, pihaknya, kata Nandang berupaya melakukan pengobatan. Tetapi, Selasa malam (28/7/2015) sekira pukul 22.15 malam, satwa Unta itu akhirnya mati.
Karena saat itu dr Reihard masih berada di taman hewan, pihaknya kemudian memutuskan untuk mengotopsi bangkai hewan itu.
"Dari hasil otopsi, terdapat robekan otot panjang akibat benturan benda keras, hingga unta perlahan-lahan tidak bisa bergerak dan mati," ujarnya.
Dengan dasar hasil ilmiah itu, kata Nandang, pihaknya memutuskan ada yang harus diusut. Dengan harapan agar terungkap. Saya hanya ingin dunia tahu kalau taman hewan sebagai lembaga konservasi, perlu menyikapinya dengan serius. Itulah yang membuat kami melaporkan ke Polres Pematangsiantar.
" Kami sangat sedih atas kematian satwa tersebut. Saat pengelola tahu, koleksi binatangnya mati, ia sangat kecewa dan sedih. Apalagi kita tahu, pengelola itu pecinta binatang dan sangat sayang kepada binatang. Jadi, bapak itu mendukung, kasus kematian satwa ini dibawa ke ranah hukum,"ucap Nandang seraya mengatakan, bila dinilai dengan materi,kematian dua koleksi satwa Taman Hewan Siantar tidak ternilai.
Sebelumnya satwa unta dan domba itu dirawat salah satu pegawai bernama Igor Damanik. Dan saat kedua satwa itu tewas, CCTV di lokasi itu sudah dicopot sebelum hari raya.
Penulis : franki
Editor : tagor
Tidak ada komentar