Header Ads

Pengusaha: Buruh Mogok Produksi Turun

LINTAS PUBLIK -  JAKARTA ,Kalangan dunia usaha sangat menyayangkan aksi mogok yang dilakukan oleh kalangan buruh. Hal ini semakin menunjukkan bahwa produktivitas pekerja kita semakin tidak kompetitif. Pabrik itu adalah ladang buruh tempat mencari penghidupan,jika buruhnya diajak mogok, maka produksi menurun.
“Kalau produksi menurun, lalu buruh mau digaji dari mana?” ujar Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta, Sarman Simanjorang, Senin (30/11). “Mestinya paradigma berpikir para pengurus serikat pekerja harus berubah,” tambah Sarman yang juga Wakil Ketua Dewan Pengupahan DKI Jakarta.
Wakil Ketua Dewan Pengupahan DKI Jakarta
dari unsur pengusaha, Sarman Simanjorang
.
Menurutnya untuk menyikapi sebuah kebijakan yang dianggap tidak menguntungkan buruh, tidak dengan mogok atau demo. “Tapi kedepankan dialog atau jalur hukum. Itu akan lebih elegan dan tidak merugikan pelaku usaha maupun orang lain yang terdampak dari aksi unjuk rasa,” kata Sarman.
Aksi mogok yang dilakukan buruh pada pekan lalu di kawasan JIEP Pulogadung, KBN Cakung dan Marunda, di kawasan Indo Taise, JIEP di daerah Karawang serta kawasan lainnya membuat pengusaha rugi besar. Sebagai contoh salah satu pabrik di KBN Cakung bisa memproduksi sekitar 70ribu peaces, jika harga setiap peaces 5 dolar AS saja maka kerugian mencapai Rp 4,5 miliar. Sedangkan di kawasan Karawang produksi menurun sekitar 20% karena harus merelakan buruhnya sekitar 50-100 orang ikut aksi mogok untuk menghindari sweeping.
“Walaupun kita belum mendapatkan angka yang pasti tapi kerugian dunia usaha kita perkirakan mencapai Rp 500 miliar akibat aksi mogok pekan lalu,” papar Sarman yang juga Ketua Umum HIPPI DKI Jakarta.
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tinggal tinggal menghitung hari. “Seharusnya para pengurus serikat pekerja sudah berpikir ke depan bagaimana agar kompetensi, produktivitas dan daya saing pekerja kita semakin meningkat. Awal Januari dunia usaha kita akan menghadapi persaingan dengan tenaga kerja dari sembilan negara Asean,” kata Sarman.
Menurut Sarman kalau serikat pekerja masih dengan cara demo untuk memperjuangkan aspirasinya, akan kalah bersaing dengan pekerja dari negara Asean seperti Filipina, Thailand, Kamboja, Myanmar, dan lainnya. “Dengan dibukanya MEA, mereka akan masuk ke Indonesia dengan kompetensi yang sudah lebih baik,ini yang seharusnya kita antisipasi supaya kita menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” imbaunya.
Editor   : tagor
Sumber : postkota

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.