Aksi Ratusan Seniman Melukis Diatas Kanvas 100 Meter di Borobudur
LINTAS PUBLIK - MAGELANG, Kain kanvas berukuran 120 meter membentang di jalan kawasan Taman Stupa, tidak jauh dari Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) Magelang, Jawa Tengah.
Kanvas berwarna putih itu kemudian "diserbu" ratusan seniman untuk dijadikan media melukis.
Para seniman yang tergabung dalam Oplosan Artist Community itu bersuka cita menuangkan imajinasinya dalam karya seni rupa penuh warna.
Para seniman itu tidak hanya datang dari sekitar Borobudur tetapi juga dari Yogyakarta, Solo, bahkan Afganistan dan Hongaria.
Suasana semakin meriah saat rombongan kirab budaya berbagai kesenian tradisional ikut menyapa mereka. Peserta kirab itu ada manusia lumpur yang memikul gong dan mengusung patung dari jerami padi menggambarkan seorang raja.
Ada juga barongan, namun tidak mengenakan topeng, melainkan penutup kepala berupa plastik dengan ditarik dua gadis yang mengenakan topeng.
Para pelukis mengangkat kanvas secara bersama-sama lalu berjalan sekitar 200 meter beriringan menuju Limanjawi Art House di Desa Wanurejo.
Aksi mereka membuat takjub masyarakat yang sedang melintas menuju TWCB. Aksi para seniman itu merupakan bagian dari agenda "Borobudur Today 2015, Art and Emotion" yang digelar mulai Minggu 27 Desember 2015 - 27 Januari 2016.
Banyak seniman yang terlibat dalam agenda tahunan ini, antara lain Komunitas Seniman Borobudur Indonesia 15 (KSBI 15), Sanggar Saujana, Forum Kilometer Nol, Kelompok Kuda Lumping Sekadiyu dan sebagaianya.
Umar Chusaeni, penyelenggara Borobudur Today 2015, menjelaskan aksi melukis para seniman itu merupakan bentuk apresiasi seniman atas sebuah karya seni termegah sepanjang sejarah, bernama Candi Borobudur.
Candi Borobudur telah mengalami perkembangan pesat dalam bidang pariwisata, seni dan budaya, terutama dalam lima tahun belakangan.
"Kami ingin menunjukkan kepada masyarakat, khususnya wisatawan, bahwa kami adalah generasi penerus "pembuat Candi Borobudur" yang ingin terus berkarya melalui seni dan budaya. Semoga kedepan lahir generasi-generasi yang berjiwa seni," ujar Umar.
Umar melanjutkan, agenda "Borobudur Today 2015" merupakan pesta seni budaya kebersamaan seniman bisa menunjukkan kreativitasnya. Di mana bisa menampilkan karya, seni baru, namun tidak lupa pula juga menampilkan kesenian tradisional yang ada.
“Ini sebuah embrio, harapan kami nantinya menjadi festival budaya dengan melibatkan kantong-kantong budaya yang ada di Borobudur,” ujarnya.
Di samping aksi melukis diatas kanvas panjang, ada pula pameran lukisan karya 37 pelukis dari Borobudur, Magelang, Wonosobo, Jepara dan Yogyakarta. Pameran yang berlangsung di Limajawi Art House Desa Wanurejo itu dibuka oleh budayawan Remy Sylado.
“Pameran lukisan ini patut diapresiasi. Karena bukan hanya pelukis lokal, tapi ada juga dari luar negeri. Kita berkewajiban untuk mengembalikan Candi Borobudur sebagai salah satu bangunan keajaiban dunia,” kata Remy.
Editor : tagor
Sumber : tribun
Kanvas berwarna putih itu kemudian "diserbu" ratusan seniman untuk dijadikan media melukis.
Para seniman yang tergabung dalam Oplosan Artist Community itu bersuka cita menuangkan imajinasinya dalam karya seni rupa penuh warna.
Para seniman itu tidak hanya datang dari sekitar Borobudur tetapi juga dari Yogyakarta, Solo, bahkan Afganistan dan Hongaria.
Seniman melukis bersama di atas kanvas panjang dalam event Borobudur Today 2015 tidak jauh dari Candi Borobudur, Magelang, Minggu (27/12/2015). |
Suasana semakin meriah saat rombongan kirab budaya berbagai kesenian tradisional ikut menyapa mereka. Peserta kirab itu ada manusia lumpur yang memikul gong dan mengusung patung dari jerami padi menggambarkan seorang raja.
Ada juga barongan, namun tidak mengenakan topeng, melainkan penutup kepala berupa plastik dengan ditarik dua gadis yang mengenakan topeng.
Para pelukis mengangkat kanvas secara bersama-sama lalu berjalan sekitar 200 meter beriringan menuju Limanjawi Art House di Desa Wanurejo.
Aksi mereka membuat takjub masyarakat yang sedang melintas menuju TWCB. Aksi para seniman itu merupakan bagian dari agenda "Borobudur Today 2015, Art and Emotion" yang digelar mulai Minggu 27 Desember 2015 - 27 Januari 2016.
Banyak seniman yang terlibat dalam agenda tahunan ini, antara lain Komunitas Seniman Borobudur Indonesia 15 (KSBI 15), Sanggar Saujana, Forum Kilometer Nol, Kelompok Kuda Lumping Sekadiyu dan sebagaianya.
Umar Chusaeni, penyelenggara Borobudur Today 2015, menjelaskan aksi melukis para seniman itu merupakan bentuk apresiasi seniman atas sebuah karya seni termegah sepanjang sejarah, bernama Candi Borobudur.
Candi Borobudur telah mengalami perkembangan pesat dalam bidang pariwisata, seni dan budaya, terutama dalam lima tahun belakangan.
"Kami ingin menunjukkan kepada masyarakat, khususnya wisatawan, bahwa kami adalah generasi penerus "pembuat Candi Borobudur" yang ingin terus berkarya melalui seni dan budaya. Semoga kedepan lahir generasi-generasi yang berjiwa seni," ujar Umar.
Umar melanjutkan, agenda "Borobudur Today 2015" merupakan pesta seni budaya kebersamaan seniman bisa menunjukkan kreativitasnya. Di mana bisa menampilkan karya, seni baru, namun tidak lupa pula juga menampilkan kesenian tradisional yang ada.
“Ini sebuah embrio, harapan kami nantinya menjadi festival budaya dengan melibatkan kantong-kantong budaya yang ada di Borobudur,” ujarnya.
Di samping aksi melukis diatas kanvas panjang, ada pula pameran lukisan karya 37 pelukis dari Borobudur, Magelang, Wonosobo, Jepara dan Yogyakarta. Pameran yang berlangsung di Limajawi Art House Desa Wanurejo itu dibuka oleh budayawan Remy Sylado.
“Pameran lukisan ini patut diapresiasi. Karena bukan hanya pelukis lokal, tapi ada juga dari luar negeri. Kita berkewajiban untuk mengembalikan Candi Borobudur sebagai salah satu bangunan keajaiban dunia,” kata Remy.
Editor : tagor
Sumber : tribun
Tidak ada komentar