Header Ads

Kenapa DPR Memilih Capim KPK Bukan Demi Kepentingan Rakyat?

LINTAS PUBLIK, Setelah sangat terlambat dari ketentuan, akhirnya DPR memilih lima pimpinan KPK dari 10 Capim tersedia. Sayangnya, tak semua yang terpilih itu memenuhi harapan rakyat. Komisi III DPR justru ingin menguntungkan kelompoknya dan memuaskan dendam pribadi. Khawatir kembali DPR diobok-obok KPK, stok lama yang sudah teruji justru tak dipakai. DPR hanya mencari aman untuk kelompoknya.
Rakyat selama ini termiskinkan gara-gara ulah koruptor. Dan perampok uang negara itu adanya bukan saja di lembaga eksekutif, tapi ternyata juga banyak di legislatif. Karenanya rakyat sangat berharap, DPR yang diberi amanat untuk memilih para pimpinan KPK itu punya hati nurani, sehingga menentukan pilihannya yang sesuai dengan harapan rakyat. Pinjam istilah Ruhut Sitompul, “Capek tante, jadi orang miskin.”
Sepanjang sejarah keberadaan KPK, tak kurang dari 74 anggota DPR yang ditangkap KPK sejak tahun 2007 hingga 2014, belum termasuk tahun berikutnya. Itu artinya, KPK tak peduli bahwa DPR itu dulu yang memilih mereka. Kalau ada bukti-bukti jadi maling uang negara, tetap disikat. Dan rupanya, DPR menjadi sangat trauma, karena lembaganya juga diobok-obok KPK. Dan yang paling sakitnya sampai di sini, Busyro Muqoddas saat menjadi Ketua KPK pernah mengkritik DPR dekat dengan korupsi.
Ketika kecemasan dan dendam yang dijadikan acuan untuk menentukan pimpinan KPK, dari 5 Capim yang dipilih, sama sekali tak menyertakan Busyro Muqoddas dan Johan Budi yang selama ini sudah teruji. Jangan-jangan yang terpilih sekarang mereka-mereka yang bisa mengamankan kepentingan para anggota DPR itu sendiri, bukan rakyat.
Tak mengherankan karenanya bila ICW sangat pesimis dengan komposisi pimpinan KPK terpilih sekarang. Ke depan diprediksi KPK semakin melempem, karena mereka akan lebih cenderung berkutat pada pencegahan, bukan penindakan. Dan koruptor yang masih menyelinap di eksekutif dan legislatif boleh tertawa lepas karena takkan terusik setidaknya  4 tahun ke depan.
Karena 5 pimpinan KPK ini wajah baru semuanya, otomatis mereka perlu berkonsolidasi dulu dengan pekerjaan barunya. Maka lihat saja sepak terjang mereka, seperti periode Antasari Azhar, atau Taufikurahman Ruki. Semoga saja mimpi buruk ini tidak akan terjadi.


Editor     : tagor
Sumber  : poskota

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.