Header Ads

Koperasi Karyawan Kebun Marjandi “Abal-abal”, Puluhan Tahun Keuntungan “ Dinikmati” Pengurus

Julham Siregar : Kami Akui Puluhan Tahun Uang Diberangkas, Bukan di Rekening Bank

LINTAS PUBLIK – SIMALUNGUN, Koperasi yang seharusnya dapat mensejahterakan para anggotanya, namun koperasi yang dimiliki karyawan PTP Kebun unit Marjandi diduga hanya dinikmati para pengurus saja, dan managemennya dapat diakal-akali para pemimpin diperkebunan saja. Hal ini terlihat dari fakta yang ada, bahwa kepengurusan koperasi simpan pinjam milik karyawan ini belum dapat dikatakan koperasi simpan pinjam yang “sehat”.

Kenapa tidak?,  koperasi yang dibentuk oleh karyawan dan untuk karyawan ini diduga akal-akalan para pejabat diperkebunan tersebut, pasalnya semenjak puluhan tahun dibentuk, keuntungan pengembangan keuangan koperasi kurang dirasakan mamfaatnya oleh para anggotanya, karena selama ini managemen pembukuan koperasi di unit kebun Marjandi itu tidak transparan alias abal-abal.

“Ngak pernah ada transparan selama ini pembukuannya, kamipun tidak ada punya buku anggota, berapa nilai saham (modal) kami, sementara sudah puluhan tahun uang iuran kami bayar, mungkin saja sudajh jutaan, termasuk bunga uang, “kata seorang laki-laki sumber lintaspublik.com , Senin malam (14/12/2015) mempersoalkan adanya dugaan penyalagunaan keuangan koperasi karyawan Marjandi itu.

Terbongkarnya kasus dugaan penyalagunaan keuangan koperasi ini akibat susahnya anggota koperasi yang ingin meminjam dan mencari tahu seberapa besar modal dan keuntungan keuangan koperasi selama ini, tapi selama bertahun-tahun keuangan koperasi itu tidak jelas seberapa besar nilai pendapatan  dan jumlah uang koperasi sebenarnya.

“Baru sekitar dua Minggu yang lewatlah dibuka buku itu, ternyata pertanggung jawaban keuangannya ngak jelas, dan pada saat itu ada pengurus bermarga Siregar yang katanya memulangkan uang koperasi yang katanya sempat dipakainya,”ucap sumber  itu membuka betapa boroknya managemen koperasi kebun Marjandi itu.


Puluhan tahun Keuntungan hanya Rp 68 Juta, SHU Rp.70 Juta

Julham E. Siregar salah seorang pengurus yang baru saja meletakan jabatan sebagai bendahara mengatakan bahwa pembukuan koperasi selama ini sangat transparan, dan simpan pinjam untuk anggota sangat terbuka, tidak ada yang ditutup-tutupi. Semua anggota ada memiliki buku koperasi masing-masing, sebagaimana umumnya koperasi yang ada di Indonesia.

“Tidak ada yang ditutup-tutupi  semuanya terbuka, dan keuntungan sudah dibagi semuanya, sesuai pertanggung jawaban akhir tahun atau Rapat Akhit Tahun (RAT), ”kata Julham Siregar keuntungan koperasi telah dibagi rata sebesar Rp.68  juta dan per orangnya sekitar Rp. 170.000.

Julham juga menjelaskan, anggota koperasi saat ini sekitar 400 orang anggota semuanya anggota adalah karyawan PTP Nusantara IV unit kebun Marjandi. Menurut Julham pertanggung jawaban pembukuan atau keuangan koperasi terakhir Sisa Hasil Usaha (SHU) berjumlah Rp. 70 jutaan. Dan keuntungan sekitar Rp. 68 juta, jadi aset koperasi  sebelum pembagian keuntungan ada sekitar Rp.130 jutaan.

“Ada modal pokok sisa hasil usaha sebesar Rp.70 ribu per anggota sekarang, semuanya menjadi modal awal kembali,”tutur Julham Selasa malam (15/12/2015) menjelaskan pertanggung jawabannya terakhir, dan siap diaudit pembukuannya secara internal maupun eksternal.

Ketika dipertanyakan kemana saja uang koperasi selama ini disimpankan, Julham Siregar mengakui, bahwa uang koperasi yang dikumpulkan dari anggota (karyawan) kebun Marjandi disimpan disatu brangkas di kebun tersebut, dan tidak ada satu orangpun yang dapat mengetahuinya, hanya dirinya dan pihak managemen perkebunan saja yang tahu.

“Kami akui uang itu selama ini (puluhan tahun), uang disimpan dibrangkas saja, dan tidak pernah keluar sedikitpun dari brangkas, apalagi disimpan ke bank, kalaupun keluar itu berarti dipinjam anggota,,”jelas Julham yang mengakui tidak pernah menyalahgunaan keuangan koperasi, apalagi mengunakan untuk kepentingan pribadi.


Dicurigai Ada Penyalagunaan Keuangan dan Jabatan

Nampak sangat mencolok, sejak diberdirikan koperasi kebun Marjandi tidak transparan persoalan keuangannya, berapa sebenarnya simpanan wajib yang harus dikeluarkan oleh para karyawan ini, dan apa saja hak dan kewajiban anggotanya, sebab, iuaran anggota (karyawan) langsung distor melalui pemotongan gaji karyawan setiap bulannya.

Dengan pemotongan gaji itulah pihak karyawan sebagai anggota selama ini tidak bisa protes, sejauh mana perkembangan managemen koperasi yang mereka ikuti.

Menurut Viktor Deni salah seorang pemerhati perkebunan mengatakan, diduga ada kesengajaan pembiaran yang dilakukan pihak managemen perkebunan selama ini, sehingga pengelolaan keuangan koperasi dapat seenaknya dikelola tanpa mempedomani sistem keuangan koperasi yang benar.

“Saya juga heran kok bisa-bisanya puluhan tahun dikelola hanya memakai sistim suka-suka, jadi pertanggungjawaban pembukuan selama ini kemana, siapa yang memakai uang, siapa yang pinjam, atau memang uang bisa dipakai hanya pengurus saja,”ujar Viktor mencurigai pertanggung jawaban pembukuan koperasi tidak transparan dan seharunya diaudit terlebih dahulu, agar anggota dapat mengerti kemana saja perjalanan keuangan koperasi selama ini.

Deni lebih jauh mengatakan kalau memang benar managemen koperasi kebun Marjandi sehat, kenapa selama ini pembagian keuntungan tidak dibagikan setiap tahunnya, ada apa ini?. Kenapa sesudah ada protes dari anggota baru ada pembagian, jadi selama ini keuntungannya sama siapa?. Dan parahnya sebelum pembagian keuntungan dua minggu lalu, ada pihak pengurus yang mengembalikan uang untuk menutupi kerugian.

“Kami pasti akan buka borok koperasi ini, dan jangan karywan yang dikorbankan, bila perlu kita adukan kedewan koperasi, agar koperasi ini secepatnya diperiksa managemennya, yah bila perlu diaudit sekalian,”kata Deni , mencurigai sudah ada penyalagunaan keuangan koperasi kebun Marjandi, karena dikelola asal-asalan.


Manager Kebun Marjandi Bantah Terlibat

Persoalan keuangan koperasi kebun terus dipertanyakan, siapa saja sebenarnya yang bertanggung jawaban memamakai uang koperasi selama ini, dan siapa saja yang mengetahui kemana saja uang koperasi disimpan pinjamkan.

Swandi Damanik selaku manager kebun Marjandi mengatakan,  mengenai uang koperasi yang dituduhkan disalahgunakan itu tidak benar, dan pihaknya siap bertangung  jawab.

“oh, itu tidak benar sama sekali, tolong dikasitau dari siapa infonya supaya kita luruskan, jadi tidak salah informasi,”kata Swandi Damanik melalui pesan telepon gengamnya.

Informasi yang diterima lintaspublik.com, seorang pengurus koperasi yang namanya tidak mau dipublikasikan mengatakan, bahwa Julham E. Siregar selaku pengurus  (bendahara) telah menyalagunaan uang koperasi untuk kepentingan pribadinya, namun uang tersebut sudah dipertanggung jawabkannya.

“Kami akui uang tersebut sempat terpakai siregar, tapi sudah dapat dikembalikannya, dipertanggungjawabkannya semua uang  yang dipakainya dibayar lunas,”kata  seorang laki-laki pengurus koperasi kebun Marjandi itu, agar masalah tidak dibesar-besarkan.




Penulis   : tagor

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.