Nasib Lelaki Mata Keranjang Motor Raib Nyawa Melayang
LINTAS PUBLIK - BEKASI, Bini sudah punya, mestinya mata tak jelalatan ke mana-mana. Tapi Muryadi, 25, dari Bekasi ini lain. Di rumah ada istri masih ganggu bini orang. Nah, suaminya tidak terima. Di pinggir kali dia dijagal oleh Sakun, 20, dan kawannya. Motor dibawa lari, jasad dibuang ke dalam kali.
Kata Presiden SBY dulu, orang kerja itu harus fokus. Terhadap istri, mestinya begitu pula. Karena bini hanya satu, ya harus fokus pada bini yang cuma satu itu. Jika masih jelalatan juga melihat perempuan lain, ini namanya mata keranjang. Manusia model begini memang selalu haus wanita. Ketimbang menikah dengan perempuan usia 40 tahun, mending untuk menikahi 2 perempuan usia 20 tahun. Pasti masih joss.
Ternyata Muryadi punya pandangan seperti itu. Bicara soal wanita adalah bicara soal pelampiasan syahwat. Bini di rumah sudah cantik, lihat bini oran yang lebih cantik jakunnya turun naik, sementara ukuran celana mendadak berubah. Lalu katanya kemudian, “Wah, ini enak dikeloni dan perlu!”
Tertarik pada bini orang jika masih sebatas wacana, tidak masalah. Itu belum termasuk “permufakatan jahat”, sebagaimana Setya Novanto mengajak Reza Chalid. Tapi yang dilakukan Muryadi memang terlalu berani. Tanpa melihat ke mana angin berhembus nyosor saja pada Ny. Lastri, 20, istri Sakun. Mestinya kan disurvei dulu, kira-kira perempun itu bisa menerimanya tidak. Jika oke, barulah masuk itu barang!
Karena Lastri memang tak tertarik pada Muryadi, habis digoda langsung cerita pada suaminya. Kebetulan suaminya herpendidikan rendah, tanpa berpikir panjang lebar, langsung saja emosi. Dia mengajak temannya untuk bikin perhitungan dengan Muryadi yang sangat membanggakakan dia punya “mur”.
Pas Muryadi lewat pinggir kali di jalan inspeksi, langsung dicegat dan diintimidasi. Mestinya kan ditanya dulu, benarkah mengganggu bininya, dan kemudian bersama temannya itu dipertimbangkan, ini termasuk pelanggaran sedang atau berat. Kalau sedang bisa dipukuli hari itu juga, kalau berat disidangkan lewat panel sampai sebulan baru dipukuli.
Yang dilakukan Sakun main sergap saja. Begitu yakin itu orang yang mengganggu istrinya, langsung dihajar berdua. Leher dijerat sampai tewas. Motor diambil dan jenazah dilempar ke kali bilangan Kampung Tegaldanas, Hegarmukti, Kecamatan Pebayuran, Bekasi.
Polisi dengan cepat bergerak dan menemukan pembunuh Muryadi. Dalam pemeriksaan Sakun dan temannya mengakui telah membunuh Muryadi karena cemburu. “Dia mengganggu istri saya Pak.” Ujarnya membela diri.
Kalau ada gangguan kan bisa lapor PLN.
Editor : tagor
Sumber : poskota
Kalau ada gangguan kan bisa lapor PLN.
Editor : tagor
Sumber : poskota
Tidak ada komentar