Pasca Banjir di Taman Hewan Seekor Buaya Mati
LINTAS PUBLIK-SIANTAR, Hujan lebat yang melanda Kota Pematangsiantar pada Selasa malam (1/12/2015) hingga menyebabkan banjir salah satunya Taman Hewan Pematangsiantar,bukan saja membuat tiga ekor buaya jenis muara kabur,akan tetapi seekor buaya jenis muara dan dua ekor unta hilang.
Kandang buaya sedang diperbaiki petugas Taman Hewan Pematangsiantar |
"Tapi, ada satu buaya lagi ditemukan diluar kandang namun masih diareal THPS telah mati. Mungkin yang mati itu terkena hantaman balok kayu. Karena cukup banyak balok kayu yang terseret arus sewaktu banjir itu,"ucap managemen THPS Nandang Suaidah,Rabu (2/12/2015) di THPS jalan Simanuk-manuk kota Pematangsiantar.
BACA JUGA Buaya Buas Ditemukan, 4 Tikus Raksasa dan Burung Unta Hilang
BACA JUGA Buaya Buas Ditemukan, 4 Tikus Raksasa dan Burung Unta Hilang
Untuk buaya mati, tersebut saat ini mereka sedang lakukan autopsi dan selanjutnya akan diletakkan di meseum. "Jadi yang mati pun berguna sama kami, untuk diletakkan di museum sebagai ilmu pengetahuan kepada warga tentang jenis binatang," jelasnya.
Sedangkan untuk hewan lainnya, saat ini dalam kondisi aman didalam kandang, sementara dua ekor burung unta dan empat ekor nutria (tikus raksasa) yang menghilang dari kandang.
Nandang Suaidah menjelaskan kepada wartawan kondisi terakhir Taman Hewan pasca dilanda banjir , Selasa (1/12/2015) |
Terhadap kondisi kesehatan hewan pasca kejadian tersebut, Nandang menjelaskan, saat ini mereka masih melakukan bersih-bersih dan rehab kandang hewan yang mengalami kerusakan pasca kejadian tersebut.
"Karena kita sekarang lagi bersih-bersih dan rehab kandang. Hari ini THPS juga kita liburkan. Terlihat kasat mata para hewan terlihat sehat, tapi nanti akan cek juga," katanya.
Nandang mengaku sangat terpukul atas kejadian ini. Sebab dirinya begitu sayang kepada satwa,hingga membuatnya meneteskan air mata ketika mengetahui ada beberapa hewannya yang berjuang untuk tetap bertahan dalam kejadian itu.
"Meleleh Air mata saya. Melihat beberapa hewan saya yang berlumpur. Mungkin mereka berjuang untuk mencari udara meski telah terendam banjir. Itu yang membuat saya sedih," ujarnya seraya mengatakan untuk sementara ini hanya buaya yang mati.
Atas peristiwa ini, Nandang menjadikan sebagai pembelajaran dan mereka langsung memasang jaring untuk menutup atap dari kandang buaya tersebut, sehingga jika ada hujan lebat, tidak membuat buaya itu kembali keluar dan mencemaskan warga.
"Meski kami tahu, resiko memasang jaring penutup ini akan mengancam nyawa buaya ini bilamana peristiwa serupa terjadi. Tapi, kita lebih mengutamakan keselematan masyarakat bila hewan ini keluar dari kandang dan areal THPS seperti semalam," tegasnya.
Penulis : franki Editor : tagor
Penulis : franki Editor : tagor
Tidak ada komentar