Header Ads

"Kami Sudah Terkurung Tiga Hari di Dalam Rumah, Tolong Kami Pak Ahok..."

LINTAS PUBLIK - JAKARTA,Lewat surat elektronik, Diana (47) mencurahkan isi hatinya kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Dalam curhatnya itu, Diana meminta tolong karena ia dan keluarganya terkurung di kediamannya sendiri karena tindakan eksekusi ilegal.

"Pak Ahok yang terkasih," tulis Diana pada awal suratnya, Senin (11/1/2016).

Diana menceritakan bahwa kediamannya yang terletak di Jalan Taman Kebon Sirih 3 Nomor 9, RT 009 RW 010, Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat, sudah digembok dan dirantai sejak Rabu (6/1/2016).

"Kami sudah terkurung lima hari di dalam rumah, tidak bisa beraktivitas normal. Tolong kami Pak Ahok," sambungnya.
Penyegelan di kediaman Diana (47) yang terletak di Jalan Taman Kebon Sirih 3 No.9 RT 009/010, Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat sejak Rabu (6/1/2016). Hingga kini, Senin (11/1/2016) Diana dan keluarganya masih terkurung di dalam rumah tersebut.
Penyegelan di kediaman Diana (47) yang terletak di Jalan Taman Kebon Sirih 3 No.9 RT 009/010, Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat sejak Rabu (6/1/2016). Hingga kini, Senin (11/1/2016) Diana dan keluarganya masih terkurung di dalam rumah tersebut.

Dalam surat itu, Diana menceritakan bahwa saat penyegelan, sejumlah orang yang terdiri dari polisi, tentara, dan preman berkerumun di depan rumahnya. Bahkan, suaminya pun sempat mengalami kecelakaan lantaran mencoba keluar dari rumah melalui atap garasi.

Selain itu, tindakan ini menyebabkan Diana dan keluarganya tak dapat beraktivitas secara normal. Untuk bahanan makanan saja, Diana dibantu oleh warga sekitar.

"Makanan sehari-hari dibantu dan dikasih lewat tetangga belakang rumah melalui ibu RT," ucap Diana.

Hingga kini, Diana bersama ayah, kedua anak, dan asisten rumah tangganya memilih untuk bertahan, walaupun dalam posisi terkurung.

"Tolong Pak Ahok, ini jelas pelanggaran HAM yang harus diketahui Komnas HAM juga," tulisnya.

Dalam surat elektronik, Diana berharap supaya keluarganya tidak lagi diselimuti rasa ketakutan atas eksekusi ilegal tersebut.

"Tolong kami supaya bisa beraktivitas normal kembali," ujarnya.


Editor : tagor
Sumber : kompas

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.