Siantar tidak Aman untuk Turis, WNA Kanada Kena Jambret di jalan Medan
LINTAS PUBLIK-SIANTAR, Sungguh sial dialami John Douglas, warga negara Kanada ini,niatnya untuk mengunjungi Danau Toba terpaksa ditunda karena handphone merk Samsung G7 miliknya diembat jambret.
John Douglas menggunakan handphonenya sebagai penunjuk arah dengan menggunakan aplikasi Google Maps.
Saat berada di Polres Siantar,John Douglas mengaku bahwa peristiwa yang dialaminya itu sekira pukul 11.00 WIB, di depan Hypermart yang terletak di Jalan Medan.
Saat itu,dirinya baru saja menyelesaikan proses administrasi di Kantor Imigrasi Kota Siantar dan hendak pulang ke penginapan Taman Ria.
Di tengah perjalanan,Douglas yang menggunakan sepeda santai,tiba-tiba diapit dua pengendara sepeda motor .Keduanya,kata Douglas, mengapitnya dari sebelah kiri dan kanan.
"Pengendara itu langsung menjambret Handphone yang ia letakkan di pinggang.Seketika itu juga, dirinya berteriak,namun karena teriakan tersebut berbahasa Inggris,warga sekitar pun tidak mengerti ucapannya,"ujar John Douglas yang mengaku baru 6 hari di Siantar dan tidak membawa guide.
Douglas pun berupaya mengejarnya,tetapi karena ia menggunakan sepeda,ia kalah cepat dengan pelaku jambret.
Namun,sayangnya saat hendak membuat laporan ke Polres Siantar,petugas SPKT malah tidak menerima pengaduannya,dikarenakan John Douglas tidak dapat memperlihat bukti kepemilikan handphone yakni serial number handphone ataupun kwitansi pembelian.
Atas hal itu,John Douglas mengaku tidak kecewa tetapi sedikit mempertanyakan prosedur hukum disini.
"Saya tidak ngerti prosedur hukum disini,"ucap Douglas yang mengaku telah mengelilingi beberapa negara yakni Afrika,Taiwan,Filipina,Malaysia,Indonesia dan baru mengalami jambret di Indonesia Kota Pematangsiantar.
Penulis : franki
Editor : tagor
John Douglas menggunakan handphonenya sebagai penunjuk arah dengan menggunakan aplikasi Google Maps.
John Dauglas melapor di Polres Siantar. |
Saat itu,dirinya baru saja menyelesaikan proses administrasi di Kantor Imigrasi Kota Siantar dan hendak pulang ke penginapan Taman Ria.
Di tengah perjalanan,Douglas yang menggunakan sepeda santai,tiba-tiba diapit dua pengendara sepeda motor .Keduanya,kata Douglas, mengapitnya dari sebelah kiri dan kanan.
"Pengendara itu langsung menjambret Handphone yang ia letakkan di pinggang.Seketika itu juga, dirinya berteriak,namun karena teriakan tersebut berbahasa Inggris,warga sekitar pun tidak mengerti ucapannya,"ujar John Douglas yang mengaku baru 6 hari di Siantar dan tidak membawa guide.
Douglas pun berupaya mengejarnya,tetapi karena ia menggunakan sepeda,ia kalah cepat dengan pelaku jambret.
Namun,sayangnya saat hendak membuat laporan ke Polres Siantar,petugas SPKT malah tidak menerima pengaduannya,dikarenakan John Douglas tidak dapat memperlihat bukti kepemilikan handphone yakni serial number handphone ataupun kwitansi pembelian.
Atas hal itu,John Douglas mengaku tidak kecewa tetapi sedikit mempertanyakan prosedur hukum disini.
"Saya tidak ngerti prosedur hukum disini,"ucap Douglas yang mengaku telah mengelilingi beberapa negara yakni Afrika,Taiwan,Filipina,Malaysia,Indonesia dan baru mengalami jambret di Indonesia Kota Pematangsiantar.
Penulis : franki
Editor : tagor
Polisinya yg bego.. Buat malu...
BalasHapusEmang lah Polisi kita terkenal mempersulit korban dalam menerima laporan. Makanya selama ini banyak korban begal malas lapor ke polisi.
BalasHapusGimana mau Monaco Asia juga turis merasa ga aman. Tau lah turis itu selalu berbagi pengalaman baik dan buruk yang mereka alami ke media sosial seperti tripadvisor dll. Jadi nanti jangan heran kok Danau Toba sepi.
Kesel dengan para begal dan kinerja polisi ini dalam kasus begal.
Kasihan warga Indonesia. Turis bisa pulang tetapi orang local tidak ada pilihan itu.
BalasHapus