Header Ads

Soal Banyak Anak, Begini Saran Jokowi Kepada Ibu-ibu

LINTAS PUBLIK - SUMEDANG, Presiden Joko Widodo sore tadi membagikan bantuan sosial untuk para ibu di kantor Kecamatan Tanjungsari, Desa Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Presiden Jokowi sempat berdialog santai dengan ratusan ibu-ibu dan memberi nasihat mengenai rencana "memiliki anak".

Presiden Joko Widodo meninjau Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang, 17 Maret 2016
Dalam arahannya, Presiden Jokowi meminta para ibu tidak memiliki anak dalam jumlah banyak atau lebih dari tiga. "Saya dengar di sini ibu-ibu anaknya banyak yang lebih dari tiga. Banyak yang lima ya? Benar?" kata Jokowi, disambut tawa para ibu-ibu di kantor Kecamatan Tanjungsari, Kamis, (17 /3/2016).

Jokowi kemudian mengatakan ibu-ibu harus mempunyai rencana yang matang sebelum memiliki anak. Pasalnya, anak yang banyak membutuhkan biaya yang besar. "Semestinya semua direncanakan. Kalau kita sekolahkan di SD, butuh biaya. SMA, SMK juga, apalagi ke perguruan tinggi. Jangan nambah, nambah, nambah, tahu-tahu sudah lima," ujarnya.

Selain memberi nasihat soal jumlah anak, Presiden Jokowi menjelaskan ihwal Program Keluarga Harapan. Presiden mengatakan tahun lalu pemerintah mengalokasikan Rp 5,6 triliun untuk Program Keluarga Harapan di seluruh Indonesia. Tahun ini, jumlah itu akan ditingkatkan menjadi Rp 9,98 triliun. Untuk Kabupaten Sumedang, kata Presiden, anggaran Program Keluarga Harapan mencapai Rp 124 miliar. "Ini bukan uang sedikit lho, Ibu-ibu. Saya saja belum pernah lihat uang sebanyak itu," katanya.

Secara simbolis, Presiden Jokowi juga menyerahkan Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan (PKH), Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas Berat (ASPDB), Asistensi Sosial Lanjut Usia (Aslut), dan Beras Sejahtera (Rastra).

Turut mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Jokowi, ada Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, serta Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.


Editor    : tagor
Sumber : tempo

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.