BI Baca Sinyalemen Ekonomi Indonesia Membaik Tahun Ini
LINTAS PUBLIK - SIANTAR, Bank Indonesia (BI) optimistis perkembangan ekonomi pada 2016 akan semakin baik dengan fundamental yang lebih kuat. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi dengan stabilitas makro ekonomi yang tetap terjaga. Hal ini disampaikan Juda Agung, Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia
"Kami lihat ke depan akan semakin baik karena fundamental kami lebih kokoh dengan stabilitas yang lebih baik," tutur Juda Agung, Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia di Jakarta pada Selasa (26/4/2016).
BI juga memperkirakan tekanan stabilitas ekonomi akan berkurang, khususnya stabilitas nilai tukar rupiah. Hal tersebut karena meredanya ketidakpastian pasar keuangan global, akibat menyempitnya divergensi kebijakan moneter negara maju.
Penguatan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan optimisme terhadap prospek ekonomi dan mendorong aliran arus masuk modal asing.
"Saya sudah update inflow yang masuk, inflow ini terus ke depan kami perkirakan masih terus terjadi. Sehingga mudah-mudahan kondisi makro stabilitas ekonimi di 2016 semakin baik," jelasnya.
Lebih lanjut, Indonesia memiliki beberapa tantangan ke depan yang perlu diwaspadai. Pertama, berlanjutnya pelemahan ekonomi global.
"Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi target pertumbuhan ekonomi global dari 3,4 persen menjadi 3,2 persen. Ini terjadi terutama karena memang pelemahan dari atau revisi berbagai negara termasuk emerging market dan Jepang," tuturnya.
Kedua, ketidakpastian pasar keuangan Tiongkok. Perekonomian Tiongkok dan pasar keuangannya dinilai sering memberikan kejutan terhadap pasar keuangan. Ketiga, penurunan harga komoditas yang diperkirakan masih terus terjadi.
"Harga komoditas diperkirakan akan terus turun tapi kami lihat sedikit membaik akhir-akhir ini. Sebelumnya kami perkirakan turun dari 11 sampai 10 persen, tapi sekarang kami perkirakan turun 9 persen," ungkapnya.
Juda mengatakan, harga komoditas yang terus turun adalah CPO (crude palm oil) dan barang logam seperti timah.
Editor : tagor
Sumber : cnn
"Kami lihat ke depan akan semakin baik karena fundamental kami lebih kokoh dengan stabilitas yang lebih baik," tutur Juda Agung, Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia di Jakarta pada Selasa (26/4/2016).
BI juga memperkirakan tekanan stabilitas ekonomi akan berkurang, khususnya stabilitas nilai tukar rupiah |
Penguatan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan optimisme terhadap prospek ekonomi dan mendorong aliran arus masuk modal asing.
"Saya sudah update inflow yang masuk, inflow ini terus ke depan kami perkirakan masih terus terjadi. Sehingga mudah-mudahan kondisi makro stabilitas ekonimi di 2016 semakin baik," jelasnya.
Lebih lanjut, Indonesia memiliki beberapa tantangan ke depan yang perlu diwaspadai. Pertama, berlanjutnya pelemahan ekonomi global.
"Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi target pertumbuhan ekonomi global dari 3,4 persen menjadi 3,2 persen. Ini terjadi terutama karena memang pelemahan dari atau revisi berbagai negara termasuk emerging market dan Jepang," tuturnya.
Kedua, ketidakpastian pasar keuangan Tiongkok. Perekonomian Tiongkok dan pasar keuangannya dinilai sering memberikan kejutan terhadap pasar keuangan. Ketiga, penurunan harga komoditas yang diperkirakan masih terus terjadi.
"Harga komoditas diperkirakan akan terus turun tapi kami lihat sedikit membaik akhir-akhir ini. Sebelumnya kami perkirakan turun dari 11 sampai 10 persen, tapi sekarang kami perkirakan turun 9 persen," ungkapnya.
Juda mengatakan, harga komoditas yang terus turun adalah CPO (crude palm oil) dan barang logam seperti timah.
Editor : tagor
Sumber : cnn
Tidak ada komentar