Gadungan kan Brimobnya Tapi ” Senjatanya” Orisinil
ANDAIKAN Arifin, 27, ini palsu semuanya, amanlah gadis-gadis yang dikenali. Tapi ternyata yang gadungan hanya Brimob dan cintanya, sedangkan “senjata”-nya tetap asli. Maka sekian bulan bulan bergaul, dua gadis Dina, 23, dan Indah, 22, berhasil digauli Arifin berulang kali dan hamil. Paniklah orangtuanya.
Jaman sekarang yang palsu bukan hanya gigi, rambut dan bulu mata. Cinta pun di mana-mana palsu. Di depan si gadis mengaku cintanya total, asli dan ditanggung tidak luntur. Tapi di depan gadis yang lain, masih bilang begitu pula. Bagi yang mudah terkena rayuan gombal, bakal bernasib seperti “gombale mukiyo”. Dia bisa menderita rugi luar dalam akibat cinta palsu lelaki, tapi onderdilnya asli!
Dina yang tinggal di Kotamobagu, Manado, orangnya memang cantik, putih lagi. Tidak dalam kondisi mabok miras cap Tikus pun, akan mengakui bahwa gadis yang satu ini memang cantik jelita. Maka sekali mengenal dia, Arifin yang berseragam Brimob dengan pangkat Briptu, langsung berubah ukuran celananya, dari M ke XL.
Berbekal seragam Brimob lengkap dengan tanda pangkatanya, Arifin mencoba mengenali gadis itu. Karena penampilannya sangat meyakinkan, Dina pun membuka diri, kasih nama dan nomer HP-nya sekalian. Sejak itu keduanya lalu aktif berkomunikasi. Bukan saja komunikasi sambungrasa sebagaimana istilah Menpen Harmoko dulu, tapi juga dilanjutkan dengan komunikasi “sambungraga” di hotel. “Bila terjadi kehamilan aku siap tanggungjawab,” kata Briptu Arifin.
Tak hanya sekali Arifin menggauli Dina, tapi berulangkali. Apa lacur, beberapa bulan kemudian Dina benar-benar hamil, tapi sayang Brimob Arifin sudah tak kelihatan lagi batang hidungnya, apa lagi batangannya. Dina hanya bisa menyesali nasib bahwa akan menjadi perempuan hamil nganggur tanpa suami.
Ternyata di tempat lain Briptu Arifin juga masih mengobral cintanya ke mana-mana seperti kue biskuit mendekati Lebaran. Korban berikutnya adalah Indah, yang juga terlena oleh penampilan lelaki berseragam Brimob itu. Sama seperti Dina, setelah berhasil diajak berkoalisi langsung dieksekusi di suatu tempat. Garansinya sama persis: akan bertanggungjawab jika terjadi kehamilan.
Modus operandinya tetap sama, tembak dan kabur. Maka sebagaimana Dina sebelumnya, setelah Indah hamil Arifin pun minggat. Tapi gadis belakangan lebih bergerak cepat. Dia berhasil ditemukan, dan ternyata Arifin bukan Brimob asli yang punya kesatuan dan markas. Kalaupun ada yang asli, hanyalah “senjata” non organik yang telah berhasil bikin hamil dua gadis Menado tersebut.
Menyusul penangkapan Arifin, laporan keluarga Dina juga masuk. Maka sungguh mengharukan, ada dua gadis hamil 4 dan 5 bulan atas perbuatan Arifin semua. Bagaimana penyelesaiannya? Apakah Arifin ditangkap dan ditahan dulu, baru menikahi keduanya secara serentak?
Pilkada bisa serentak, tapi perkawinan yang bukan masal apa bisa?.
Editor : tagor
Sumber : poskota
Jaman sekarang yang palsu bukan hanya gigi, rambut dan bulu mata. Cinta pun di mana-mana palsu. Di depan si gadis mengaku cintanya total, asli dan ditanggung tidak luntur. Tapi di depan gadis yang lain, masih bilang begitu pula. Bagi yang mudah terkena rayuan gombal, bakal bernasib seperti “gombale mukiyo”. Dia bisa menderita rugi luar dalam akibat cinta palsu lelaki, tapi onderdilnya asli!
Dina yang tinggal di Kotamobagu, Manado, orangnya memang cantik, putih lagi. Tidak dalam kondisi mabok miras cap Tikus pun, akan mengakui bahwa gadis yang satu ini memang cantik jelita. Maka sekali mengenal dia, Arifin yang berseragam Brimob dengan pangkat Briptu, langsung berubah ukuran celananya, dari M ke XL.
Berbekal seragam Brimob lengkap dengan tanda pangkatanya, Arifin mencoba mengenali gadis itu. Karena penampilannya sangat meyakinkan, Dina pun membuka diri, kasih nama dan nomer HP-nya sekalian. Sejak itu keduanya lalu aktif berkomunikasi. Bukan saja komunikasi sambungrasa sebagaimana istilah Menpen Harmoko dulu, tapi juga dilanjutkan dengan komunikasi “sambungraga” di hotel. “Bila terjadi kehamilan aku siap tanggungjawab,” kata Briptu Arifin.
Tak hanya sekali Arifin menggauli Dina, tapi berulangkali. Apa lacur, beberapa bulan kemudian Dina benar-benar hamil, tapi sayang Brimob Arifin sudah tak kelihatan lagi batang hidungnya, apa lagi batangannya. Dina hanya bisa menyesali nasib bahwa akan menjadi perempuan hamil nganggur tanpa suami.
Ternyata di tempat lain Briptu Arifin juga masih mengobral cintanya ke mana-mana seperti kue biskuit mendekati Lebaran. Korban berikutnya adalah Indah, yang juga terlena oleh penampilan lelaki berseragam Brimob itu. Sama seperti Dina, setelah berhasil diajak berkoalisi langsung dieksekusi di suatu tempat. Garansinya sama persis: akan bertanggungjawab jika terjadi kehamilan.
Modus operandinya tetap sama, tembak dan kabur. Maka sebagaimana Dina sebelumnya, setelah Indah hamil Arifin pun minggat. Tapi gadis belakangan lebih bergerak cepat. Dia berhasil ditemukan, dan ternyata Arifin bukan Brimob asli yang punya kesatuan dan markas. Kalaupun ada yang asli, hanyalah “senjata” non organik yang telah berhasil bikin hamil dua gadis Menado tersebut.
Menyusul penangkapan Arifin, laporan keluarga Dina juga masuk. Maka sungguh mengharukan, ada dua gadis hamil 4 dan 5 bulan atas perbuatan Arifin semua. Bagaimana penyelesaiannya? Apakah Arifin ditangkap dan ditahan dulu, baru menikahi keduanya secara serentak?
Pilkada bisa serentak, tapi perkawinan yang bukan masal apa bisa?.
Editor : tagor
Sumber : poskota
Tidak ada komentar