KTNA dan Pj Walikota Prihatin Lahan Pertanian di Siantar Kian Minim
LINTAS PUBLIK-SIANTAR, Tergerusnya lahan pertanian persawahan di Kota Pematangsiantar akibat dikonversi menjadi lahan pemukiman harus segera dihentikan. Saat ini, lahan persawahan yang ada di Kota Pematangsiantar semakin sempit, hanya berkisar 2000 hektar saja.
“Untuk itu, harus ada upaya serius dari semua pihak, bukan hanya pemerintah, agar para petani tetap mempertahankan sawahnya sebagai lahan pertanian, bukan malah merubahnya menjadi lahan pemukiman,"ucap Penjabat Walikota, Drs.Jumsadi Damanik,SH,M.Hum, dalam pertemuan dengan pengurus Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Pematangsiantar dipimpin Ketuanya Henry Dunan Pardede, didampingi Ketua Komisi Penyuluh Pertanian Kennedy Parapat SE, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Robert Pangaribuan MP dan Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Drs.Tuahman Saragih dengan Jumat pagi (29/4/2016) di Rumah Dinasnya Jalan MH.Sitorus.
“Tahun ini kita persiapkan demplot seluas 8 hektar untuk melayani lahan seluas 2000 hektar tersebut,”katanya.
Menyikapi berkurangnya lahan pertanian, Kennedy Parapat menambahkan, pihaknya selama ini bersama KTNA selaku penyuluh swadaya, terus melakukan pendekatan kepada para petani, bukan hanya persawahan tetapi juga petani holtukultura. Selain benih, mereka juga berupaya untuk memberikan pelatihan kepada para petani terutama guna membantu proses pengolahan maupun pemasaran. “Kita terus berupaya agar mereka tidak menjual atau menaglihkan lahan pertaniannya,”katanya.
Ketua KTNA Henry Dunan menambahkan, sebenarnya mengolah lahan pertanian di Pematangsiantar tidak terlalu sulit karena semuanya mudah diperoleh, baik bibit, pupuk maupun yang lain-lainnya. Apalagi, kondisi lahan pertanian yang subur dan produktif ditambah iklim sejuk yang sangat mendukung.
“Namun kita harus membina para petani agar lebih disiplin menciptakan sistem pertanian yang terspesialisasi dalam rangka memenuhi komoditi yang dibutuhkan masyarakat sekaligus menjaga pemasaran produk pertanian,”katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan, Tuahman Saragih mengajak masyarakat untuk menggalakkan makanan alternatif pengganti beras dengan memanfaatkan produksi pertanian seperti umbi-umbian. Mengatasi keterbatasan lahan, pihaknya juga mengajak pemanfaatan lahan pekarangan dengan sistem yang lebih gampang namun tetap produktif.
“Mari kita galakkan menanam aneka sayuran termasuk bawang dan cabai merah di pekarangan demi menjaga ketersediaan pasokan yang sering langka di pasaran,”imbuhnya.
Penulis : franki
Editor : tagor
“Untuk itu, harus ada upaya serius dari semua pihak, bukan hanya pemerintah, agar para petani tetap mempertahankan sawahnya sebagai lahan pertanian, bukan malah merubahnya menjadi lahan pemukiman,"ucap Penjabat Walikota, Drs.Jumsadi Damanik,SH,M.Hum, dalam pertemuan dengan pengurus Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Pematangsiantar dipimpin Ketuanya Henry Dunan Pardede, didampingi Ketua Komisi Penyuluh Pertanian Kennedy Parapat SE, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Robert Pangaribuan MP dan Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Drs.Tuahman Saragih dengan Jumat pagi (29/4/2016) di Rumah Dinasnya Jalan MH.Sitorus.
“Tahun ini kita persiapkan demplot seluas 8 hektar untuk melayani lahan seluas 2000 hektar tersebut,”katanya.
Menyikapi berkurangnya lahan pertanian, Kennedy Parapat menambahkan, pihaknya selama ini bersama KTNA selaku penyuluh swadaya, terus melakukan pendekatan kepada para petani, bukan hanya persawahan tetapi juga petani holtukultura. Selain benih, mereka juga berupaya untuk memberikan pelatihan kepada para petani terutama guna membantu proses pengolahan maupun pemasaran. “Kita terus berupaya agar mereka tidak menjual atau menaglihkan lahan pertaniannya,”katanya.
Ketua KTNA Henry Dunan menambahkan, sebenarnya mengolah lahan pertanian di Pematangsiantar tidak terlalu sulit karena semuanya mudah diperoleh, baik bibit, pupuk maupun yang lain-lainnya. Apalagi, kondisi lahan pertanian yang subur dan produktif ditambah iklim sejuk yang sangat mendukung.
“Namun kita harus membina para petani agar lebih disiplin menciptakan sistem pertanian yang terspesialisasi dalam rangka memenuhi komoditi yang dibutuhkan masyarakat sekaligus menjaga pemasaran produk pertanian,”katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan, Tuahman Saragih mengajak masyarakat untuk menggalakkan makanan alternatif pengganti beras dengan memanfaatkan produksi pertanian seperti umbi-umbian. Mengatasi keterbatasan lahan, pihaknya juga mengajak pemanfaatan lahan pekarangan dengan sistem yang lebih gampang namun tetap produktif.
“Mari kita galakkan menanam aneka sayuran termasuk bawang dan cabai merah di pekarangan demi menjaga ketersediaan pasokan yang sering langka di pasaran,”imbuhnya.
Penulis : franki
Editor : tagor
Tidak ada komentar