Lestari Sibarani yang Tewas Bersama Kakaknya Merupakan Penulis Muda Berprestasi
LINTAS PUBLIK - MEDAN, Lestari Lasma Sibarani (24) bersama kakaknya Nova Sibarani meninggalkan duka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan usai terlibat kecelakaan yang menewaskan mereka berdua di Jalan Sunggal Medan.
Padahal Lestari sebentar lagi menyandang gelar sarjana dari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan Mei 2016 Mendatang.
Dia dikenal sebagai penulis muda yang telah melahirkan buku sastra bersama rekan-rekannya.
Namun kehendak Tuhan berkata lagin, dia dan kakaknya harus meregang nyawa usai ditabrak truk dari belakang tepatnya di persimpangan lampu merah dekat loket Bus Pelangi, kota Medan Sabtu (16/4/2016) malam.
Ungkapan duka mendalam pun banyak mengalir kepada Lestari, Rudy Yanto Sitohang dalam akun sosial media Facebook miliknya mengungkapkan kalau Lestari merupakan penulis berprestasi:
Selamat jalan adindaku yang baik Lestari Sibarani. Sungguh kaget mendengar kecelakaan itu.
Kau adalah penulis muda yang rendah hati yang kukenal ketika kita satu panggung bersama menerima piala di Taman Budaya Medan tahun 2011.
Terakhir, kita masih sempat berbincang tanggal 23 Maret bulan lalu. Semoga tenang disisi-Nya
Rudy menuturkan, Lestari adalah penulis fiksi Cerpen dan pernah dianugerahi sebagai juara II oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jkota Medan tahun 2011 silam. Lestari menuliskan cerpen fiksinya berjudul ‘Balada Sang Natal’.
“Dalam lomba cerpen Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan tahun 2011, saya juara I sedangkan almarhum juara II,” kisah Rudy.
Ria Ristiana mengungkapkan hal senada. “Masih muda, tidak ada yang pernah tahu. Tulisanmu dulu sempat menyentuh komunitas. Turut berduka dan terkejut,” ujarnya dalam akun Facebook miliknya.
Tak hanya dikenal sebagai penulis. Lestari juga dikenal aktif dalam organisasi kemahasiswaan kampus. Lestari merupakan pengurus Senat Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni Univeritas Negeri Medan.
Terlihat, kecelakaan tragis itu juga menuai banyak kecaman terhadap pengendara truk yang diduga ugal-ugalan. Pihak kepolisian diminta untuk memberikan hukuman setimpal dan menertibkan truk-truk yang melintas di kawasan perkotaan.
“Hukum mati juga supir itu, biar jadi pelajaran bagi pengemudi yang lain. Suka-sukanya aja kalau dijalan,” ujar pemilik akun facebook Onet Adithia Rizlan.
Diketahui, Lestari dan kakak kandungnya NovaSibarani (29), yang merupakan warga Jalan Mongonsidi, Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan itu meregang nyawa usai diserempet truk dari arah belakang di Jalan Sunggal, tepatnya di persimpangan lampu merah dekat loket Bus Pelangi, Sabtu (16/4/2016) malam.
Kerabat korban, Saut Sagala menuturkan, kejadian itu tepatnya sekitar pukul 22.00 Wib malam. Saat itu kedua korban usai berbelanja dari pusat perbelanjaan Smarco yang berada di kawasan Sunggal.
Informasi menyebutkan, truk itu melaju dengan kecepatan tinggi. Diduga hendak mengejar lampu hijau yang akan berubah menjadi lampu merah.
Usai diserempet truk, kedua wanita itu terjatuh dan terseret di badan jalan.
Keduanya masih sempat merintih karena kesakitan. Seorang abang becak motor akhirnya membawa kedua korban ke rumah sakit terdekat.
Sementara, supir truk yang menabrak hendak melarikan diri dengan terus melajukan kendaraanya. Beruntung, truk itu berhasil di hadang warga setempat.
Menurut Saut, kedua kakak beradik itu akhirnya menghembuskan nafas terakhir saat dievakuasi ke rumah sakit.
“Mereka sekarang sudah dibawa kekampungnya di Tobasa sana bang. Belum ada pihak korban buat laporan karena sedang berkabung. Tolong dibantu ya bang ke pihak kepolisian,” pinta Saut.
Editor : tagor
Sumber : tribunmedan
Padahal Lestari sebentar lagi menyandang gelar sarjana dari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan Mei 2016 Mendatang.
Dia dikenal sebagai penulis muda yang telah melahirkan buku sastra bersama rekan-rekannya.
Namun kehendak Tuhan berkata lagin, dia dan kakaknya harus meregang nyawa usai ditabrak truk dari belakang tepatnya di persimpangan lampu merah dekat loket Bus Pelangi, kota Medan Sabtu (16/4/2016) malam.
Lestari Sibarani saat berpose memakai toga kelulusan, insert: Lestari bersama kakaknya Nova Sibarani |
Selamat jalan adindaku yang baik Lestari Sibarani. Sungguh kaget mendengar kecelakaan itu.
Kau adalah penulis muda yang rendah hati yang kukenal ketika kita satu panggung bersama menerima piala di Taman Budaya Medan tahun 2011.
Terakhir, kita masih sempat berbincang tanggal 23 Maret bulan lalu. Semoga tenang disisi-Nya
Rudy menuturkan, Lestari adalah penulis fiksi Cerpen dan pernah dianugerahi sebagai juara II oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jkota Medan tahun 2011 silam. Lestari menuliskan cerpen fiksinya berjudul ‘Balada Sang Natal’.
“Dalam lomba cerpen Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan tahun 2011, saya juara I sedangkan almarhum juara II,” kisah Rudy.
Ria Ristiana mengungkapkan hal senada. “Masih muda, tidak ada yang pernah tahu. Tulisanmu dulu sempat menyentuh komunitas. Turut berduka dan terkejut,” ujarnya dalam akun Facebook miliknya.
Tak hanya dikenal sebagai penulis. Lestari juga dikenal aktif dalam organisasi kemahasiswaan kampus. Lestari merupakan pengurus Senat Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni Univeritas Negeri Medan.
Terlihat, kecelakaan tragis itu juga menuai banyak kecaman terhadap pengendara truk yang diduga ugal-ugalan. Pihak kepolisian diminta untuk memberikan hukuman setimpal dan menertibkan truk-truk yang melintas di kawasan perkotaan.
“Hukum mati juga supir itu, biar jadi pelajaran bagi pengemudi yang lain. Suka-sukanya aja kalau dijalan,” ujar pemilik akun facebook Onet Adithia Rizlan.
Diketahui, Lestari dan kakak kandungnya NovaSibarani (29), yang merupakan warga Jalan Mongonsidi, Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan itu meregang nyawa usai diserempet truk dari arah belakang di Jalan Sunggal, tepatnya di persimpangan lampu merah dekat loket Bus Pelangi, Sabtu (16/4/2016) malam.
Kerabat korban, Saut Sagala menuturkan, kejadian itu tepatnya sekitar pukul 22.00 Wib malam. Saat itu kedua korban usai berbelanja dari pusat perbelanjaan Smarco yang berada di kawasan Sunggal.
Informasi menyebutkan, truk itu melaju dengan kecepatan tinggi. Diduga hendak mengejar lampu hijau yang akan berubah menjadi lampu merah.
Usai diserempet truk, kedua wanita itu terjatuh dan terseret di badan jalan.
Keduanya masih sempat merintih karena kesakitan. Seorang abang becak motor akhirnya membawa kedua korban ke rumah sakit terdekat.
Sementara, supir truk yang menabrak hendak melarikan diri dengan terus melajukan kendaraanya. Beruntung, truk itu berhasil di hadang warga setempat.
Menurut Saut, kedua kakak beradik itu akhirnya menghembuskan nafas terakhir saat dievakuasi ke rumah sakit.
“Mereka sekarang sudah dibawa kekampungnya di Tobasa sana bang. Belum ada pihak korban buat laporan karena sedang berkabung. Tolong dibantu ya bang ke pihak kepolisian,” pinta Saut.
Editor : tagor
Sumber : tribunmedan
Tidak ada komentar