Makna Hari Kartini: Perempuan Tak Hanya Sekadar Bertugas di Dapur, Sumur dan Kasur
LINTAS PUBLIK - SIANTAR, Ketua Komisi I DPRD Kota Pematangsiantar, Nurlela Sikumbang menyampaikan makna Hari Kartini bagi dirinya adalah bahwa kaum perempuan terbebas dari ketertindasan.
"Saya pribadi menyampaikan bahwa Hari Kartini adalah momen bagi perempuan untuk tidak lagi hanya untuk kasur, dapur dan sumur. Artinya perempuan ada bukan hanya untuk melayani suami di kasur, memasak di dapur, dan mencuci di sumur," ujarnya ketika berbincang di ruang Komisi I DPRD Pematangsiantar, Kamis (21/4/2016).
Ia menyampaikan bahwa untuk saat ini tanggung jawab seorang perempuan sangat besar terutama bagi perkembangan anak-anak dalam satu keluarga.
"Seorang perempuan atau seorang ibu atau Kartini sekarang tanggung jawabnya besar untuk menjadi suri tauladan dan mendidik anak dalam keluarga," bebernya.
Nurlela bilang, seorang Kartini saat ini harus bisa mendidik anak-anak untuk lebih jujur dan menghargai orang tua.
"Anak-anak saat ini kan sudah banyak yang tidak menghargai orangtua. Sudah banyak yang tidak jujur, jadi peran Kartini saat ini sangat besar untuk mengubah hal ini," ujarnya.
Pada Hari Kartini ini, tutur Nurlela, bisa dijadikan momen bagi ibu-ibu untuk lebih peduli atas generasi-generasi penerus dengan turut serta memerangi peredaran narkoba dan maraknya prostitusi.
"Kartini dahulu membantu perempuan-perempuan untuk melek huruf dan bisa memperoleh pendidikan. Kartini sekarang sudah saatnya bisa membantu perempuan supaya lebih produktif sehingga tidak terjerat bisnis prostitusi. Kartini juga harus turut memerangi narkoba demi generasi penerus bangsa," ujarnya.
Di Hari Kartini ini kata Nurlela dirinya tidak melakukan hal spesial karena menurutnya seorang kartini (perempuan) setiap harinya harus memiliki semangat kartini.
"Tiap hari kan kita harus penuh dengan semangat kartini," ujarnya mengakhiri.
Editor : tagor
Sumber : tribunmedan
"Saya pribadi menyampaikan bahwa Hari Kartini adalah momen bagi perempuan untuk tidak lagi hanya untuk kasur, dapur dan sumur. Artinya perempuan ada bukan hanya untuk melayani suami di kasur, memasak di dapur, dan mencuci di sumur," ujarnya ketika berbincang di ruang Komisi I DPRD Pematangsiantar, Kamis (21/4/2016).
Nurlela Sikumbang, Ketua Komisi I DPRD Pematangsiantar. |
"Seorang perempuan atau seorang ibu atau Kartini sekarang tanggung jawabnya besar untuk menjadi suri tauladan dan mendidik anak dalam keluarga," bebernya.
Nurlela bilang, seorang Kartini saat ini harus bisa mendidik anak-anak untuk lebih jujur dan menghargai orang tua.
"Anak-anak saat ini kan sudah banyak yang tidak menghargai orangtua. Sudah banyak yang tidak jujur, jadi peran Kartini saat ini sangat besar untuk mengubah hal ini," ujarnya.
Pada Hari Kartini ini, tutur Nurlela, bisa dijadikan momen bagi ibu-ibu untuk lebih peduli atas generasi-generasi penerus dengan turut serta memerangi peredaran narkoba dan maraknya prostitusi.
"Kartini dahulu membantu perempuan-perempuan untuk melek huruf dan bisa memperoleh pendidikan. Kartini sekarang sudah saatnya bisa membantu perempuan supaya lebih produktif sehingga tidak terjerat bisnis prostitusi. Kartini juga harus turut memerangi narkoba demi generasi penerus bangsa," ujarnya.
Di Hari Kartini ini kata Nurlela dirinya tidak melakukan hal spesial karena menurutnya seorang kartini (perempuan) setiap harinya harus memiliki semangat kartini.
"Tiap hari kan kita harus penuh dengan semangat kartini," ujarnya mengakhiri.
Editor : tagor
Sumber : tribunmedan
Tidak ada komentar