Header Ads

Andai Petinggi Kepolisian Mencontoh Bripka Seladi...

LINTAS PUBLIK - JAKARTA, Pengamat kepolisian, Bambang Widodo Umar mengatakan, keteladanan Bripka Seladi seharusnya dicontoh para pimpinan dan petinggi kepolisian.

Hal itu dilakukan jika lembaga penegak hukum ini ingin mengalami perubahan dari hal mendasar.

"Kalau pimpinan sudah memberi teladan, maka bawahan akan ikut," ujar Bambang melalui , Kamis (20/5/2016).

BACA JUGA  Polisi Ini Pilih Menyambi Jadi Tukang Sampah daripada Terima Suap

Brigadir Kepala Seladi, anggota polisi lalu lintas di Malang, Jawa Timur, di luar jam dinasnya mengumpulkan limbah untuk diolah kembali, Selasa (17/5). Ia memilih mengumpulkan sampah untuk mencari uang tambahan bagi keluarganya. Uang tak halal, menurut dia, tidak akan membawa berkah.
Brigadir Kepala Seladi, anggota polisi lalu lintas di Malang, Jawa Timur, di luar jam dinasnya mengumpulkan limbah untuk diolah kembali, Selasa (17/5). Ia memilih mengumpulkan sampah untuk mencari uang tambahan bagi keluarganya. Uang tak halal, menurut dia, tidak akan membawa berkah.
Bripka Seladi yang merupakan anggota polisi di Polres Malang Kota, Demi mendapatkan uang sampingan, ia menyambi pekerjaan menjadi pengumpul sampah.

Menurut Bambang, jika pimpinan dan petinggi kepolisian bisa seperti Seladi, maka bukan hal yang tidak mungkin di jajaran menengah dan paling bawah bersikap serupa.

Ia mengatakan, memang tidak bisa dipungkiri bahwa hingga saat ini sebagian masyarakat menilai negatif lembaga kepolisian. Terlebih, perilaku negatif oleh sejumlah oknum polisi terpantau publik.

Misalnya, pada kasus korupsi saat terjadi penilangan kendaraan masyarakat di jalanan.

Karena itu, Bambang menilai perubahan harus dilakukan dari hal mendasar, yakni sikap dan budaya di tubuh Polri.

Setelah itu, persepsi negatif yang saat ini melekat pada Polri perlahan-lahan akan tergantikan citra yang positif.

"Kalau pemimpinnya kuat dan keteladanannya tinggi, tidak menunjukkan kemewahan, menolong ke anggota, ya Insya Allah polisi Indonesia punya marwah yang benar-benar mendekati jati dirinya," kata Bambang.

Kisah Bripka Seladi mengemuka sejak dua hari terakhir. Demi mendapatkan uang sampingan, Seladi memilih menjadi pengumpul sampah, meski mendapat cibiran masyarakat.

Selain bisa mendapatkan uang halal dari pekerjaan keduanya, pria berusia 57 tahun ini juga membantu dalam menciptakan kebersihan lingkungan.

Sudah delapan tahun Seladi melakoni pekerjaan ganda ini. Empat tahun pertama, ia memulung sendiri sampah yang hendak dipilahnya.

Kini, pekerjaan keduanya itu melibatkan empat orang, yakni Seladi, dibantu anaknya, Rizal Dimas, dan dua orang yang ia sebut temannya.


Editor   : tagor
Sumber : kompas

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.